Miris, Nasib Kakek 74 Tahun Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Miris, Nasib Kakek 74 Tahun Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah

1,793 views
0
SHARE

Suaraindonesianews – Konawe, Nasib ? begitulah jalan kehidupan yang dilalui seorang kakek tua renta, Kumbe warga masyarakat desa Anggopiu Kec.Uepai Kab.Konawe Sulawesi tenggara. Yang bertahun – tahun menghuni gubuk reoknya tanpa tersentuh bantuan pemerintah setempat.

Kumbe kakek 74 tahun ini menghuni gubuk reok miliknya yang hanya berukuran sekitar 4 x 5 meter itu dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

Tiang-tiang bangunan rumah yang mulai rapuh, posisi rumah yang sudah miring hanya bertumpuh pada kekuatan kayu penyangga yang mengelilingi gubuknya,  dengan harapan agar bangunan rumah tidak ambruk. Lantai papan rumah yang mulai rapuh pun penuh lubang dan sangat jauh dari kelayakan sebuah rumah tinggal.

Kondisi gubuk tempat tinggalnya beratapkan daun rumbia yang di anyam dan itupun telah beberapa kali mendapat perbaikan. Kendati demikian, Kumbe menyadari dengan umurnya yang tak muda lagi ia hanya bisa pasrah, tak banyak yang mampu dilakukannya.

Gubuk kakek Kumbe ini terletak di belakang rumah salah seorang warga, Tanah tempatnya bermukim  merupakan milik anaknya yang saat ini telah menetap di Kendari.

Untuk memenuhi kehidupan makan sehari-hari, kakek kelahiran tahun 1943 itu mengaku hanya berharap rejeki yang diturunkan Tuhan untuknya, ia tak ingin meratapi nasib, dirinya tak terlalu berharap uluran tangan orang sehingga apapun dia kerjakan seperti mengurut warga atau sekedar mencari bahan makanan di lahan kebun agar dapat mengisi perutnya.

“Begitulah, kadang ada yang bawakan uang atau beras. Macam-macam, tapi saya tidak pernah minta ke warga, mereka tiba-tiba datang sendiri bawakan, saya juga tidak tahu bagaimana.” Kata Kumbe saat ditemui media ini di gubuk deritanya. Kamis (22/6-2017).

Hingga saat ini, kakek Kumbe membeberkan belum ada bantuan pemerintah yang menyentuhnya baik aparat desa maupun kecamatan, meski dirinya telah bertahun-tahun bermukim di gubuknya itu. Bahkan menengok keadannyapun tak pernah.

“Belum ada bantuan pemerintah sedikitpun, biar satu liter beras tidak pernah mereka bawakan, tapi biarlah  masih ada beberapa warga lain yang lebih peduli.” Kata Kumbe dengan mata berkaca-kaca.

Kumbe menceritakan, dirinya mulai menghuni gubuknya itu sejak istri tercintanya meninggal dunia beberapa tahun silam, mulai dari situlah dirinya mulai menghabiskan masa tuanya di gubuk reok miliknya itu.

Tak banyak berharap, dirinya hanya ingin pemerintah setempat dapat memperhatikan dirinya yang semakin tua. Tak ingin muluk-muluk, ia ingin agar di sisa hidupnya bisa sedikit merasakan bahagia layaknya orang tua kebanyakan.

“Apa lagi yang harus saya harapkan, umur tua begini hanya bisa perbanyak ibadah saja, supaya ketika mati bisa baik-baik dan tidak ada beban di dunia.” Ujar Kumbe. (Red.SI)

 

 

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY