Suara Indonesia News – Tanjungbalai, Gabungan dari Mahasiswa, pemuda dan Masyarakat Kota Tanjungbalai, kembali turun kejalan menyuarakan tolak RUU KPK dan RKUHP di Gedung DPRD Kota Tanjungbalai, yang berketepatan pada acara pelantikan 25 anggota DPRD yang baru, Senin 30/09/2019.
Aksi Demo yang di gelar kali ini tak luput dari kawalan ketat oleh pihak Kepolisian Polres Tanjungbalai. Meski dilanda hujan, tidak mematahkan sengat juang para pendemo untuk menyampaikan aspirasi nya menolak RUU KPK dan RKUHP yang mereka harapkan agar aspirasi tersebut di dengarkan oleh anggota Legislatip yang baru dilantik.
Aksi bejalan damai dan tidak anarkis karena sudah ada informasi aksi mereka akan di terima oleh anggota legislatip yang baru dilantik, ternyata hanya Ketua DPRD sementara Tengku Eswin sendiri yang menemui mereka. Para pendemo merasa kecewa dan kesal karena 25 orang anggota DPRD yang baru dilantik hari ini hanya 1 orang yang berani hadir menerima mereka, menurut mereka anggota Legislatip yang baru tidak berpihak kepada rakyat. Bahkan ada juga dari para pendemo yang mengatakan kalau anggota DPRD yang baru dilantik banci.
Inilah tuntutan yang di ajukan pada aksi demo yang di utarakan Andrian Sulin kepada Ketua DPRD sementara Kota Tanjungbalai, Kami meminta kepada Kerua DPR untuk mengeluarkan rekomendasi berdasarkan keputusan DPR yang diambil dari aspirasi rakyat yang di sampaikan kepada Presiden RI, Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Kapolri. Terkait dengan :
- Mencabut RUU KPK yang telah disahkan oleh DPR. 2. Menolak RKUHP. 3. Menolak RUU yang ngawur lain nya. 4. Kita meminta Ketua DPRD sementara yang baru dilantik, merekomendasikan juga pernyataan sikap kepada Kapolri untuk tidak arogan, tidak reprensif kepada kawan-kawan aktivis, mahasiswa se Indonesia. 5. Meminta Kapolri untuk segera mengeluarkan kawan-kawan yang hari ini masih di tangkap di seluruh wilayah RI. 6. Tuntut, adili dan tangkap polisi yang sudah menembah saudara kami di Kendari, dua orang meninggal dunia.
Menurut Ketua DPRD sementara Tengku Eswin, “Untuk korupsi saya juga mengatakan berantas korupsi, saya setuju dengan apa yang di sampaikan korupsi tidak pandang bulu, siapa pun yang korupsi harus di tebas. Tapi saya minta demonstrasi lah dwngan sportif dan tidak anarkis. Masalah tuntutan kalian nanti akan sama-sama kita bicarakan lagi kepada anggota Dewan yang lainnya, kenapa? Karena DPRD adalah Kolektip dan Kolegal, ” Jawabnya simpel.
Karena kesal dan kecewa terhadap jawaban Ketua DPRD yang baru, aksi dilanjutkan kembali tetap sportif dan tidak anarkis setelah itu aksi dibubarkan.
Di luar aksi tersebut tampak siswa berpakaian SMA turut ingin bergabung dengan kakak-kakak senior mereka, tetapi aksi siswa berpakaian SMA tersebut di halau petugas hingga berhamburan ke luar lokasi Gedung DPRD. Tidak hanya sebatas itu, puluhan siswa yang berpakaian putih abu-abu itu semakin banyak berkumpul di simpang empat lampu merah Jalan Gereja. Ternyata para siswa bertindak anarkis sebab melempari petugas dengan batu sehingga petugas yang mengawal mereka berhamburan satu-persatu menyelamatkan diri.
Mendapat perlawanan dari siswa SMA, Polres Tanjungbalai turunkan Tim anti huru-hara yang memakai baju rompi anti peluru, pakai helm dan tongkat serta tameng untuk menghalau para siswa tersebut sehingga aksi anarkis itu dapat dibubarkan.
Ketua MKKS SMA/SMK Kota Tanjungbalai Dedi Anshari mengatakan “Mulai tanggal 26 September kemarin, kita sudah mendapat arahan dari Kacabdis. Setiap sekolah itu sudah melakukan pencegahan, bimbingan dan arahan melalui apel setiap pagi atau pulang sekolah, agar jangan terjadi hal yang seperti ini. Jadi mungkin kita himbau juga rekan-rekan kepala sekolah bersama guru untuk anak-anak didiknya masing-masing, Dan seperti saat ini guru-guru kita lagi raun-raun juga”, tukas Kepsek SMA N1 ini. (Taufik)