Suara Indonesia News – Subulussalam. Kadis kalaksa BPBD kota Subulussalam Adita Karya, S.Hut,M.Si., mengatakan bahwa, Kejadian banjir tahunan di Kota Subulussalam, merupakan fenomena bencana alam yang terjadi dan menjadi rutinitas yang volume semakin menunjukkan angka yang signifikan. (06/12-20202)
Problem banjir di kota Subulussalam merupakan persoalan yang harus di bahas secara konfrenship antar lintas wilayah sungai, antar wilayah barat dan tengah. Kejadian banjir di kota Subulussalam adalah suatu proses meluap nya sungai Lae Soraya dan akibat dari banjir kiriman dari daerah hulu yaitu sungai alas di kabupaten Aceh Tenggara.
Untuk melihat sejauh mana upaya Pemerintah Daerah Kota Subulussalam dalam menyikapi hal tersebut, maka harus dilakukan koordinasi antar lintas horizontal dan vertikal, seperti harus melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan daerah aliran sungai,
Persoalan banjir di wilayah barat dan tengah sebenarnya sudah dibahas di BNPB pada bulan februari kemarin di Jakarta, ketika itu seluruh unsur yang berkepentingan dalam pengelolaan daerah aliran sungai, dan menindaklanjuti hal tersebut hasil dari rekomendasinya di tindak lanjuti ke tingkat prov. Aceh dan karena mewabahnya pandemi covid 19, sehingga tertunda, ucap Adita Karya.
Dan yang terpenting adalah salah satu program itu adalah di masukannya penangganan dan pengendalian banjir di Kota Subulussalam menjadi program strategis nasional,
Untuk mengantisipasi banjir di kota Subulussalam, di upayakan dengan pembangunan kanal, dimana Kota Subulussalam harus membagi disrtribusi air ke daerah aliran sungai lainnya, kajian ini sudah dapat di aplikasikan berdasarkan kajian, topografi, DAS dan wilayah, semoga dengan upaya ini, persoalan banjir di kota Subulussalam dapat teratasi dengan segera, terangnya kadis BPBD Adita. (Syahbudin Padang)
