Dosen UNIMAL Lakukan Pengabdian dan Pendampingan Produksi Ikan Lele Asap di Kuta...

Dosen UNIMAL Lakukan Pengabdian dan Pendampingan Produksi Ikan Lele Asap di Kuta Makmur

551 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Aceh Utara. Dosen Prodi Kewirausahaan Universitas Malikussaleh mengadakan program pengabdian dan pendampingan dan memberikan pelatihan manajemen pemasaran, keuangan dan proses pengolahan hasil panen lele dari wadah bioflok kepada kelompok Gigeh yang diketuai bapak saidi dalam pengolahan hasil panen lele menjadi produk olahan ikan lele asap di Gampong Buket Kecamatan Kuta Makmur. Sabtu, 5/11/2022.

Kegiatan PKM (Program Kemitraan Masyarakat) ini diketuai oleh Yuli Asbar, SE., Msc (prodi Kewirausahaan) dengan anggota Dr. Iswadi, SE.,M.Si., Ak dan Muliani, S.Ip, M.si dan dibantu oleh sejumlah mahasiswa kelas bisnis digital dari prodi kewirausahaan.

Kegiatan PKM ini didukung dan didanai oleh dana PNBP TA.2022 Universitas Malikussaleh, Program PKM yang dilakukan para dosen dimana hal ini bagian dari Tri darma perguruan tinggi, memberikan darma bakti kepada masyarakat secara langsung.

Sesuai dengan visi LPPM Unimal “Menjadi Lembaga Pengembangan dan Pelayanan Berstandar Internasional yang Berkontribusi dalam Pembangunan Nasional Melalui Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan, Rekayasa Industri dan Budaya”.Maka dari itu untuk mencapai visi tersebut, maka misi disusun, salah satunya melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat.

Program Kemitraan yang merupakan program pengabdian, bertujuan untuk membentuk serta mengembangkan sekelompok masyarakat atau calon wirausaha yang mandiri dan produktif secara ekonomi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3/11/2022 di kediaman tempat mitra tinggal yang beralamat di Jln. Pante Bahagia Gampong Buket Kecamatan Kuta Makmur. Adapun mitra sekaligus pemilik usaha ini bernama Saidi. Adapun nama usaha yang dibangun yaitu Kelompok Gigeh yang sudah dirintis sejak tahun 2018 sampai sekarang.

Menurut ketua Tim PKM, Yuli Asbar menjelaskan, proses memperkenalkan produk olahan lele asap di pasar online (E.Commerce) masih baru dan jarang ditemukan di pasar tradisional dan swalayan di Aceh.

“Namun, Penggunaan kemasan yang menarik dan tampilan yang lebih fresh menjadikan olahan lele asap menjadi salah satu produk kuliner yang dapat dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.”, lanjut ketua Tim PKM.

Tim juga menjelaskan proses mengelola keuangan bisnis Dan tim dosen lainnya menjelaskan proses pembuatan lele asap di media oven sebagai salah satu cara menjaga nilai ekonomi ikan lele saat panen raya terjadi ikan lele karena sifat ikan lele yang mudah busuk dan waktu panen ikan lele yang tidak bias ditunda.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diberikan solusi yang paling tepat untuk menangani ikan lele  busuk dan waktu panen ikan lele yang tidak bias ditunda, dengan cara membuat produksi ikan lele asap dengan metode pengasapan yang akhirnya menjadi ikan sale yang banyak diminati, apalagi untuk pencinta kuliner yang dikenal dengan ikan lele asap.

Dari hasil survey yang dilakukan pada mitra di Gampong Buket Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara, dapat diidentifikasi masalah yang dihadapi calon mitra, yaitu minimnya alat yang digunakan dalam proses produksi ikan lele asap.

Hal inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya PKM ini agar dapat membantu mitra, yaitu pemilik usaha ikan lele asap ini dengan menyediakan fasilitas produksi dan peningkatan pemasaran produk. Dalam kegiatan ini, tim PKM memberikan solusi dan kontribusinya atas permasalahan yang dihadapi mitra, dengan memberikan alat Teknologi Tepat Guna (TTG) kepada mitra, berupa alat pengasap ikan sale yang modern (Oven), sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil produksi pengasapan ikan lele asap.

Selain itu, dengan adanya alat ini, Mitra tidak akan kesulitan lagi dengan harga dan ketersediaan bahan bakar kayu. Alat ini juga dirancang mengontrol suhu di dalam ruang pengasapan, sehingga kualitas ikan asap dapat terjaga. Selain itu, dengan adanya alat ini akan membantu mengurangi polusi udara.

Selain itu pula, Tim PKM juga membuat desain kemasan dengan metode pendampingan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan, kualitas produk dan standarisasi produk, sehingga dapat meningkatkan daya tarik konsumen dan nantinya bisa dilakukan pemasarannya secara online melalui media sosial instagram, facebook dan media lainya.

Sebagai tambahannya, tim PKM juga tidak lupa memberikan pelatihan manajemen usaha, guna meningkatkan keterampilan mitra dalam menerapkan manajemen di bidang organisasi, produksi, keuangan, administrasi, harga jual produk, konsumen, dan teknik pemasaran.

Ketua Tim PKM, Yuli Asbar mengatakan, bahwa dengan adanya kegiatan pengabdian dan pendampingan ini tentunya sangat bermanfaat sekali bagi mitra terkait. “Terutama dalam meningkatkan hasil produksi ikan lele asap miliknya. Perlu dan penting adanya perhatian terhadap aspek produksi dan manajemen suatu usaha, agar usaha ini mampu terus berlanjut dan pemilik usaha dapat meningkatkan omzetnya”, ujarnya.

Dalam sambutannya, Saidi selaku mitra dan pemilik usaha menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim PKM dngan adanya kegiatan pengabdian dan pendampingan ini. Yuli Asbar berharap kegiatan ini terus berlanjut. Tim PKM juga berharap kegiatan ini boleh berlanjut, agar mitra mampu mengembangkan usahanya dan membuka lapangan usaha baru untuk masyarakat sekitar, ujarnya. (Azhari)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY