Suara Indonesia News – Nias Selatan. Masyarakat di Kecamatan Simuk (Pulau Simuk) mengalami krisis pangan (Sembako) di sebabkan oleh Cuaca yang extrim (badai) dan telah berlangsung hampir tiga minggu yang mengakibatkan sejumlah Kapal cargo yang selama ini mengangkut logistik bahan pangan ke pulau terluar ini, tidak dapat berlayar sebagaimana mestinya. (20 September 2023)
Untuk Mendistribusikan kebutuhan pokok,akibatnya terjadi kelangkaan bahan Sembako di Pulau Simuk dan saat ini masyarakat di pulau tersebut terancam kelaparan.
Pihak awak media mencoba mengkonfirmasi kepada Camat kecamatan Simuk dalam hal ini Bapak Gentelmen Bago, beliau membenarkan bahwa akibat Cuaca buruk/extrim, Kapal Kapal cargo baik yang dari Pulau Tello dan Teluk dalam tidak bisa berlayar menuju simuk akibat cuaca extrim (badai) ini.
Saat ini Masyarakat yang ada di kecamatan Simuk,terancam kelaparan di sebabkan ketersediaan Sembako habis,mereka berharap pemerintah daerah dan pusat,agar bisa mefasilitasi pengangkutan sembako,saat ini Sembako menumpuk di pelabuhan Telukdalam dan Tello dan sebagian sembako tersebut mulai membusuk.
Pak G Bago menyampaikan bahwa telah berkoordinasi dengan Pemda dalam hal ini Wakil Bupati Nias Selatan Firman Giawa SH.,MH dan beliau langsung merespon dengan berkoordinasi dengan BASARNAS Nias,untuk bisa Membantu Mendistribusikan Sembako di pulau Simuk,kec.Simuk.dan , direncanakan selasa 19 september 2023 speed boat Basarnas mencoba berlayar, namun Basarnas belum bisa melakukan pelayaran akibat cuaca Extrim (badai), tandasnya.
Beliau berharap jika kapal basarnas tidak bisa menembus lokasi sampai hari ini (Rabu 29/09/2023), maka kita berharap agar Basarnas provinsi memperbantukan Helicopter untuk mengangkut bahan logistik pangan disana sebagai solusi akhir.
Dimana informasi kondisi terkini yang di terima dari warga kita disana sejumlah anak-anak Balita mulai mengalami diare akibat kelangkaan pangan ini.
Salah satu tokoh Muda Hulo batu Beharnit Honde juga merasa ikut prihatin akan kondisi saat ini yang terjadi di pulau simuk.
Lewat pemberitaan media ini Beliau yang juga salah satu Bacaleg dari kepulauan batu yang maju di DPRD provinsi dari dapil Sumut 8 kepulauan Nias menghimbau kepada pemerintah pusat dalam hal ini Bapak Presiden lewat kementrian sosial ,pemerintah provinsi Sumatra utara dalam hal ini Bapak Pj Gubernur sumut agar segera mengirim bantuan tanggap darurat di daerah pulau simuk, untuk mendistribusikan kebutuhan bahan pangan kepulau tersebut.
Yang sangat memprihantinkan adalah kondisi anak-anak disana nantinya apabila kondisi ini trus berlanjut, jika tidak dilakukan tindakan nyata ..mungkin orang dewasa masih mampu bertahan tapi yang kasihan nanti Anak-anak balita . Beliau sangat berharap pemda Nisel agar segera mencari jalan alternatif lain selain kapal untuk mengirim bahan kebutuhan sembako kepulau simuk.
Di tempat terpisah, senator dari Dapil 6 yang di wakili oleh A Niko Sarumaha mengatakan, kita juga ikut prihatin atas kondisi cuaca yang melanda perairan Nias khususnya daerah kita, Beliau mengatakan hari ini kita akan mencoba koordinasi dengan Basarnas sibolgakarna mereka punya kapal yang besar dan harapan kita mudah-mudahan pihak mereka bisa bantu kita untuk misi kemanuasian di pulau simuk..karna hanya kapal yang besar yang bisa menembus jalur laut dan untuk jalur udara hanya helicopter namun kalau helicopter terbatas kapasitas pengangkutan logistiknya.
Menurut salah satu warga masyarakat setempat untuk bertahan hidup mengantikan bahan sembako beberapa hari ini ,masyarakat setempat mencoba mengandalkan makanan dari alam seperti sagu, ubi dan pisang namun stok mulai habis, paling bertahan 1 dua hari lagi kedepan.
Pulau Simuk merupakan salah satu Pulau terluar di Nias yang ada di Indonesia,tepatnya Provinsi Sumatera Utara,Kabupaten Nias Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, dan Australia ,Pulau Simuk terdiri dari enam Desa dengan Jumlah Penduduk kurang lebih 500 Kepala Keluarga atau di huni sekitar 1500 jiwa.sampai berita ini di turunkan kondisi cuaca di perairan Nias umumnya khususnya kecamatan simuk masih extrim. (Feroni Dakhi)