Suara Indonesia News|.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Surah Al-Hujurat ayat 11-12 memuat nilai-nilai luhur dalam menjaga etika sosial. Ayat ini melarang etika sosial. Ayat ini juga melarang untuk merendahkan orang lain, mengejek, memanggil dengan gelar yang buruk, berprasangka negative,mecari-cari kesalahan orang lain, dan bergunjing. Semua larangan ini bertujuan menjaga kehormatan dan persatuan umat islam.
Dalam konteks modern, terutama di era media sosial, ayat ini sangat relevan. Fenomena ini sering terjadi di kehidupan sehari – hari seperti body shaming, bullying digital, penyebaran hoaks, dan gibah online, semakin canggih teknologi semakin berkembanglah hal-hal yang negative terjadi diera media sosial.
Fenomena ini menjadi masalah terbesar di kalangan yang menggunakan media sosial apalagi di era Gen z, bahkan di era sekarang sangat mudah untuk kita membully bahkan mengejek dengan panggilan buruk karena sudah ada teknologi yang canggih. Banyak individu yang menjadi korban pencemaran nama baik, hanya karena opini di media sosial yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan efek negative ke semua orang.
Surah Al-Hujurat mengingatkan bahwa satu kata saja bisa melukai harga diri seseorang. Berikut sebagai rangkuman Tafsir Al-Munir (oleh Prof.Wahab Az Zuhaili) untuk surah al-Hujurat ayat 11-12:
Ayat 11 – Larangan mengejek, mencela & julukan buruk
“Hai orang orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengejek kaum yang lain dan janganlah kalian mencela satu sama lain dan memberi julukan yang buruk” (Qs.Al-Hujurat :11)
Tafsir al Munir menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan nilai kesetaraan dan larangan meremehkan orang lain. Tindakan mengejek atau mencela dapat menimbulkan perselisihan dan aniaya. Allah berfirman dua kali untuk pria dan Wanita menegaskan bahwa siapapun berpotensi lebih baik, bahkan dari orang yang tampak rendah.
Selanjutnya, kata “lamz” (menjuluki dengan buruk) dan “hamz” (mencerca) dilarang karena keduanya mencerminkan perilaku tercela.
Nilai moral yang diangkat:
- Menjaga kehormatan individu
- Menghindari sikap tinggi hati (takabbur) dan penghinaan
- Menumbuhkan persaudaraan dan kesetaraan
Ayat 12 – Larangan prasangka buruk, mengintip, dan menggunjing
“Hai orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka dan janganlah kamu mengintip atau menggunjing satu sama lain” (QS 49:12)
Tafsir al Munir menyoroti tiga larangan utama:
- Prasangka buruk (ẓann): Menghindari prasangka berlebihan karena bisa menjerumuskan ke dosa.
- Mengintip (tajassus): Dilarang mencermati atau mencari-cari kekurangan orang lain tanpa keperluan.
- Menggunjing (ghibah): Disebut seperti memakan daging saudara yang sudah mati sesuatu yang menjijikkan.
Ayat ini juga menutup dengan pengingat agar bertakwa kepada Allah, karena Dia Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang.
Pelajaran moralnya:
- Menjaga niat, lisan, dan tindakan agar tetap bersih dari prasangka, pengintipan, dan fitnah.
- Mewujudkan ukhuwah yang sehat, saling menghormati, dan menjaga kehormatan sesama muslim.
Kesimpulan – Pesan sosial Surah al Hujurāt ayat 11 12
– Hormati martabat sesama: tidak menghina, mencela, atau memberi label buruk.
– Jaga hati dan lisan: hindari prasangka, kepo, dan menggunjing. • Substitusi buruk dengan positif: introspeksi diri, tolong menolong, dan saling menghormati.
Tafsir al Munir menekankan bahwa nilai nilai ini esensial dalam membangun masyarakat islami yang sehat: menjunjung persaudaraan, kebersamaan, dan saling menjaga kehormatan.
Penulis: Dini Rifany