Suara Indonesia News – Jakarta. Aktivis dan Eksponen Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) mulai tertarik dan terpikat dengan Partai Usaha Kecil Menengah (Partai UKM) yang baru dilaunching pada 1 Januari 2021. Sebab banyak pentolan dan politisi muda berlatar belakang aktivis Muhammadiyah bergabung ke Partai UKM.
Sebut saja ada Syafrudin Budiman SIP Mantan Ketua Bidang Ekonomi Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP) periode 2006-2008 masuk sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai UKM. Selain itu ada KH. Drs Imam Addaruqutni, MA., Mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah (PP PM) yang didaulat sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembina DPP Partai UKM.
Selanjutnya ada Anasrullah mantan aktivis DPP IMM yang dipercaya sebagai Ketua Umum Gerakan Rakyat Usaha Kecil Menengah (Gerak UKM) dan Usra Waliulung mantan Aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang dipercaya sebagai Ketua Umum Pelajar Usaha Kecil Menengah (Pelajar UKM).
Ada sosok pengacara Fauzi, SH, MH., Mantan Aktivis IMM Kota Malang yang menjadi Wakil Ketua Umum DPP Partai UKM. Bahkan diberbagai daerah Propinsi dan Kabupaten banyak aktivis atau eksponen AMM terlibat sebagai pendiri dan inisiator Partai UKM.
“Alhamdulillah banyak kader dan aktivis atau eksponen AMM bergabung dan terlibat mendirikan Partai UKM. Sebuah partai yang nasionalis, kebangsaan dan mencerahkan peradaban, serta peduli pada rakyat bawah. Ini sejalan dengan perjuangan Muhammadiyah yang ingin mengentaskan kemiskinan, melawan kebodohan dan mensejahterakan masyarakat lewat pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” kata Anasrullah, Ketua Umum Gerak UKM, Rabu (20/01/2021).
Katanya, Partai UKM lahir sebagai partai berideologi Pancasila dan berlandaskan pada ekonomi kerakyatan. Cita-citanya mewujudkan Indonesia Bahagia dengan meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu misi Partai UKM adalah keadilan sosial, kesejahteraan, ekonomi kerakyatan, kesetaraan ekonomi, kemajuan ekonomi, persamaan hak dan penegakan hukum.
“Warga Muhammadiyah tidak kemana-mana, tapi ada dimana-mana. Ya salah satunya memilih dan ikut terlibat mendirikan Partai UKM. Tidak tanggung-tanggung Sekjennya eksponen AMM dan bahkan Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembinanya juga eksponen AMM,” terang Anasrullah atau Irul, yang lulusan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Sementara itu Syafrudin Budiman SIP Sekretaris Jenderal DPP Partai UKM mengatakan, Partai UKM adalah partai terbuka dan memberikan ruang kepada seseorang berlatar belakang manapun bergabung. Baik itu dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Kristen, Katolik, Konghucu, Budha, Hindu dan Aliran Kepercayaan.
“Ada juga yang dari Muhammadiyah dan ada dari Nahdlatul Ulama. Kami mendaulat KH. Drs. Imam Addaruqutni, MA., sebagai Ketua Majelis Tinggi dan Ketua Dewan Pembina berlatar belakang Muhammadiyah. Ada juga KH. Khairul Fahmi Dasuki sebagai Anggota Majelis Tinggi dan Sekretaris Dewan Pembina berlatar belakang Nahdlatul Ulama. Jadi walau partai nasionalis, pentolannya banyak yang religius, bahkan ada yang Pendeta dan Rohaniawan,” jelas pria yang disapa Gus Din ini panjang lebar.
Katanya, Partai UKM memiliki basis massa garapan, yaitu pelaku UMKM, Koperasi dan Pedagang Pasar. Selain itu Partai UKM menampung aspirasi basis politik perempuan, kalangan milenial, kalangan disabilitas dan kalangan media.
“Partai UKM didirikan untuk menjadi partai kader, bahkan disetting dan diplanning menjadi partai besar. Sehingga Partai UKM memberikan ruang besar kepada komponen bangsa ini, termasuk warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk terlibat. Ini adalah partai modern dengan mengedepankan universal etik dan hard moral politik,” pungkas Gus Din yang dikenal sebagai cicit Almarhum KH. Mas Mansur Pahlawan Nasional/Ketua Umum PB Muhammadiyah, Nyamplungan Ampel, Kota Surabaya. (GD)