Suara Indonesia News – Kota Cirebon. Usai Pemkot menghentikan kegiatan belajar mengajar untuk sekolah tingkat SD dan SMP, dengan mengikuti instruksi Kadisdik Prop Jabar, untuk menghentikan kegiatan belajar mengajar selama 2 minggu dan menunda UN. Bersliweran isu lain di medsos berkaitan dengan social distancing dan lockdown, salah satu yang terkena sasaran hoax adalah akan adanya penyemprotan desinfektan ke pasar-pasar tradisional dan akan diliburkan selama tiga hari, selama penyemprotan. Di hari yang sama juga pihak Perumda Pasar Berintan langsung membuat video dengan mengumumkan di pasar Kanoman mengenai tidak adanya penyemprotan di pasar -pasar tradisional.
Di hari Jum’at media datang ke kantor Perumda Pasar untuk menemui Maman S. Direktur Operasional, ternyata di kantor sudah ada perubahan waktu kerja dengan menggunakan shift hari, diantara tiga direktur yang ada.
Lalu hari senin datang ke kantor perumda pasar malah tidak ada orang satupun. Lalu media mendatangi pasar Jagasatru dan menemui Gandi Kepala Pasar di ruang kerjanya (Senin, 23 Maret 2020), dan menjelaskan berkaitan dengan pencegahan Covid 19, di Pasar yang dikelolanya berdasar instruksi Walikota untuk selalu menjaga kebersihan dan mencuci tangan, sudah dipasang 2 buah wastafel di tengah dan samping lapak-lapak pedagang sayuran dan 1 toren air besar ukuran 2000 liter di depan pintu masuk utama, dengan 2 kran dan sabun cair untuk cuci tangan para pedagang yang baru datang dan pembeli yang mau masuk ke dalam. Disamping toren ada petugas pasar yang menjaga supaya orang masuk harus cuci tangan terlebih dahulu.
Untuk penyemprotan desinfektan, Gandi menerangkan belum ada rencana dan itupun dari dinas kesehatan bukan dari kami yang melakukan. Untuk berita yang bersliweran di medsos bukan ranah kami tapi ranahnya Perumda Pasar.
Untuk pengisian air toren dari PDAM yang setiap pagi datang mengirim air sebanyak 2000 liter untuk cuci tangan pedagang dan pembeli yang akan bertransaksi di dalam, sehari semalam. (Hatta)