Suara Indonesia News – Duri. Dana fee bagi hasil tanaman kehidupan dari PT Arara Abadi, saat ini dipertanyakan oleh masyarakat Sakai Bathin Beringin.
Diduga dana yang telah dikucur pihak management PT. AA, hanya dapat dinikmati oleh beberapa orang saja.
Hal tersebut disampaikan oleh Pramadi anak dari Almarhum Rasidin yang merupakan keluarga dari Sakai Bhatin Beringin kepada media ini, Selasa 28 September 2021.
“Saya sangat menyayangkan lemahnya sistim management perusahaan PT. Arara Abadi dalam penyerahan dana fee bagi hasil tanaman kehidupan, uang diserahkan tanpa mengetahui siapa penerima. Hal ini tentu menyebabkan timbulnya persoalan diantara sesama warga Sakai Bhatin Beringin,” sebutnya
Diteruskan Pramadi, Saya sekeluarga adalah masyarakat Sakai Bhatin Beringin,yang tidak menerima bagian dari fee bagi hasil tanaman tersebut. Saya minta kepada Pimpinan PT Arara Abadi di Perawang untuk mengaudit penyerahan dana Fee bagi hasil tanaman kehidupan kepada warga Bhatin Beringin Sakai. pintanya.
Menyikapi prihal tersebut, Sutris salah seorang dari pihak PT Arara Abadi saat diminta keterangan nya via handphon, pada Selasa (28/09/2021) menyampaikan.
“Dana fee bagi hasil tanaman kehidupan sudah kita serahkan kepada Bhatin. Untuk Bhatin Beringin Sakai itu kan ada 2 sekarang bang yaitu Uka Sopian dan Ridwan. Masing-masing mereka menerima sebesar 146 juta rupiah. Masalah adanya warga Sakai tidak mendapat itu bukan kewenangan kami,” ujarnya.
Ketika diminta penjelasan terkait dengan bukti nama-nama masyarakat yang sudah menerima, Sutris menjawab “Belum”. tutupnya.
Sementara Uka Sopian dalam keterangannya menyampaikan terkait masalah dana fee bagi hasil mengatakan, “untuk dana bagi hasil sudah saya serahkan kepada masyarakat penerima. Ado sekitar seatus tigo puluh(Seratus Tiga Puluh) KK yang olah ku bagi,” ucapnya dengan logat bahasa melayu sakai.
Diteruskan, Untuk besaran jumlah tak tontu (tidak tentu), ado yang limo atusibu (Lima ratus ribu), setiap yang menerima atau yang mengambil wajib pakai kwitansi dan matrai, jadi kalau ado yang tak dapek sampaikanlah ke perusahaan, ucapnya.
Menanggapi kisruh tentang dana bagi hasil fee tanaman kehidupan dari PT Arara Abadi tersebut Safrin selaku Panglimo Debalang Sakai mengatakan.
“Saya sangat menyayangkan timbulnya persoalan baru akibat dari pembagian dana Fee bagi hasil tanaman kehidupan dari PT Arara Abadi tersebut yang dapat memecah belah keluarga Sakai Bhatin Beringin. Seharusnya pihak perusahan selesaikan dulu tuntutan masyarakat Sakai yaitu persolan lahan, baru kemudian tentang bagi hasil,” ujarnya kesal. (Mus)