Suara Indonesia News – Jember, Sungguh miris dan menyakiti umat Islam se dunia, Direktur Darus Salam Centre (DSC) Education and Peace Institute, HM. Misbahus Salam mengecam keras para demonstran yang membakar Masjid Ashok Nagar di New Delhi India. Dimana katanya juga mengakibatkan puluhan orang terbunuh dan ratusan orang luka-luka.
“Tidak boleh ada pembakaran dan pembunuhan atas nama perbedaan agama atau identitas lainnya. Kami dari Darus Salam Center mengecam dan mengutuk keras kejadian tersebut,” kata HM. Misbahus Salam Direktur Darus Salam Centre (DSC) Education and Peace Institute kepada media, Kamis (27/02/2020).
Menurutnya, pemicu bentrokan ini, berawal dari aksi terhadap undang-undang (UU) kewarganegaraan yang baru (CCA). Dimana UU ini memberikan izin untuk memberikan status kewarganegaraan terhadap imigran yang menerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan. Namun, UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya. Tetapi bagi Muslim tidak.
“Jelas sebuah UU Kewarganegaraan yang diskriminatif dan rasialis, karena itu diprotes banyak umat Islam di India. Seharusnya aparat pemerintah melalui aparat keamanan bertindak preventif dan persuasif demi kedamaian antar umat beragama,” kata Misbahus.
Dengan peristiwa sungguh sangat memprihatinkan ìni, Misbahus meminta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri dan menyelesaikan dengan cara dialogis dan pendekatan kemanusiaan.
“Kami khawatir kejadian pembakaran Masjid itu menimbulkan emosional umat Islam di dunia. Jangan sampai terjadi perang yang mengatasnamakan agama,” tegasnya.
Misbahus juga menghimbau pada pihak keamanan negara India harus menghentikan kerusuhan tersebut. Selain dari itu dirinya meminta pada negara-negara di dunia, aktifis HAM dan NGO-NGO internasional untuk ikut menyuarakan perdamaian di India.
“Stop konflik atas nama agama. Sudah saatnya antar umat beragama berangkulan dan membangun toleransi bersama dimanapun di dunia ini,” pungkasnya. (GD)