Suara Indonesia News – kabupaten Cirebon. Diduga Management kontruksi proyek pembangunan gedung serbaguna dan gedung management rumah sakit Arjawinangun kabupaten Cirebon tidak berfungsi dengan baik.
Salah satunya Fungsi staffing untuk penempatan orang-orang yang tepat sesuai dengan bagian pekerjaan yang sudah direncanakan, karena di ketahui bahwa orang orang staff yang berada di ruang pihak kontraktor adalah mahasiswa magang semua yang berada di lokasi proyek. (17/09-20)
Bagaimana mau berjalan baik jika staff administrasi dan perencanaan dari mahasiswa magang rata rata hampir 99% nya, dan tidak ada tenaga ahli yang bisa di pertanggung jawabkan secara teknis oleh ahlinya. Dan jika bangunan tersebut di tengah jalan ambruk siapa yang bertanggung jawab?. Yang jelas mahasiswa magang tidak bisa di pertanggung jawabkan atas pekerjaan nya karena mereka masih dalam tahap proses pembelajaran di lapangan.
Kenapa bisa demikian karena tidak berjalannya fungsi pengawasan dari management kontruksi di lapangan, dan terlihat seolah olah mereka bagian dari pada kontraktor itu sendiri.
Manajemen konstruksi berada tepat di bawah pemilik proyek dan kedudukannya lebih tinggi daripada kontraktor. Sehingga manajemen konstruksi memiliki kebijakan tertinggi. Manajemen konstruksi sendiri memiliki sub pekerjaan lagi. Sub pekerjaan inilah yang akan membantu manajemen konstruksi agar proyek berjalan sesuai dengan perencanaan. Manajemen konstruksi terdiri dari pengawas struktur, pengawas arsitek dan interior, serta pengawas mekanikal elektrikal plumbing. Dan mereka yang jelas di bayar mahal karena anggota Manajemen konstruksi adalah orang yang ahli di bidang nya masing masing dan rata rata pendidikan nya di atas S1 bahkan ada yang bergelar profesor.
Management kontruksi Mengawasi proyek dan memastikan jika metode konstruksi sesuai dengan perencanaan. Meminta laporan pekerjaan dari kontraktor secara tertulis. Menghentikan jalannya pekerjaan apabila tak sesuai dengan kesepakatan. Mengadakan rapat rutin dengan konsultan, wakil owner, dan kontraktor. Menyampaikan program pekerjaan dengan pemilik. Mengesahkan material yang akan digunakan sesuai dengan kontrak. Mengoordinasi proyek bangunan dalam aspek mutu dan waktu. Meninjau metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan syarat K3LMP.
Bagaimana bisa seorang mahasiswa dapat mengetahui segala hal mengenai mutu bahan bangunan dan kontruksi bangunan secara keseluruhan?, Sedangkan yang mengajukan itu semua adalah para staff kantor yang di lapangan baru di nilai oleh Manajemen konstruksi dan di setujui atau tidak nya. Bukan kebalikannya mereka (MK) yang mengerjakan nya di lapangan.
Mahasiswi berinisial (KH) pada saat di wawancara bahwa orang staaf karyawan resmi hanya ada satu orang di lokasi lapangan yaitu saudara (MS) inisial yang setiap hari datang ke lokasi proyek. Dan kalau di lihat dari penampilan dan cara berbicara bukan dari kalangan akademisi, jurnalis yang lain menilai nya ketika yang bersangkutan di wawancarai.
Bahkan yang bersangkutan seolah olah menakut nakuti jurnalis yang datang untuk liputan di lokasi dengan membawa bawa nama seorang tokoh yang di duga body gurd / centeng (BL) inisial agar jika menanyakan masalah proyek agar menghubungi nya saja. (Sendi)