Jahmada Girsang,SH,MH,CLA, “SIAP MEMBANTU JOKOWI, ERICK TOHIR & JIWASRAYA”

Jahmada Girsang,SH,MH,CLA, “SIAP MEMBANTU JOKOWI, ERICK TOHIR & JIWASRAYA”

824 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Jakarta, Dalam teori dasar penegakan hukum itu ada 3 (tiga) pilar utama yang sangat perlu diperhatikan dan komplementer analogis, yaitu, Substansi, Lembaga, dan Budaya (Culture). Ini bisa berlaku secara khusus dan general dalam arti bisa disasarkan kemana saja, sesuai tujuan kita.

Demikian hal ini berlaku disaat diperlukan untuk atau sebagai solusi kepentingan  penyelamatan/ penegakan kembali BUMN yang sedang mempunyai masalah keuangan, bahkan diambang Pailit atau “bankrut” apalagi kemudian menjadi masalah hukum”, jawab Jahmada Girsang, SH,MH,CLA, saat diminta tanggapan tentang permasalahan yang  sedang dihadapi PT. Asuransi Jiwa Jiwasraya (PT.AJJR), yang diduga merugikan keuangan Negara lebih dari total 13 Trilyun karena “miss-investment” selama 10 tahun belakangan ini.

Bang Jagirs, panggilan akrab kami untuk beliau, meneruskan lagi pandangannya. Saya tidak bilang ini secara lex specialis untuk kasus itu (PT.AJJR) ya, ini kita bicara “general case dan  general solution” jangan salah tulis kamu ya!. Secara umum saya yakin BUMN sampai cucu2nya substansi bisnisnya pasti ada atau setidaknya line bisnisnya ada yang diharapkan, hanya bagaimana mengelolanya?.Terus secara kelembagaan (structure) juga  pasti sudah diatur sedemikian rupa, artinya tidak sembarang membuat/menyusun struktur managemen yang ada di BUMN, karena itu menyangkut uang Negara dan memakai pakar-pakar di bidangnya.

Nah jika substansi dan strukture nya sudah, jangan lupa ada pilar ketiga yang tidak kalah penting, yaitu menyangkut budaya atau “culture” (atau kultur) yang menjalankan substansi dan struktur diatas yaitu manusianya berikut budayanya. Nah, disini justru muncul penyakitnya “The Man Behind The Gun”. Nah disinilah titik kuliminasi dan krusialnya, sebab sebaik apapun substansi bisnisnya, dan secanggih apapun strurtur managemennya kalau budaya dan mental pelaksananya bobrok/ bermental korupsi/ tidak berintegritas kebangsaan, maka BUMN akan rontok dengan sendirinya sebagai pilar keuangan Negara”, kata bang Jagir lagi.

Jadi menjawab bagaimana menyelamatkan BUMN, yah lebih utamanya harus rombak budaya kerjanya, etos kerjanya dan potong “The Man” yang bermental jelek dan tidak berbudaya mumpuni ( korup, dll). Oleh sebab itu kita berterima kasih kepada Pemerintah sekarang, dengan Visi & Misi Presiden & Wakil Presiden, dimana jelas disitu tidak ada visi Menteri, semua terpimpin dari dan oleh Presiden Jokowi, yang telah memahami bahwa banyak BUMN yang bobrok dalam segala hal, khususnya pengelolaan Keuangan. Sistem yang telah dibangun, sistem yang ada di BUMN manapun Itu sudah bagus, hanya “The Man”nya Itu yang bobrok. Kita lihat saja apa yang terjadi dengan Dirut Garuda dari waktu ke waktu, sangat mengerikan !”, katanya lagi.

Dengan memilih pendekar muda Erick Tohir sebagai Menteri BUMN, tambah bang Jagir, Itu merupakan langkah cerdas Presiden Jokowi. “Ibarat catur, skak-ster itu, mati langkah. Erick telah membuktikan kerjanya bagaimana dia melakukan kerja nyata untuk “bersih bersih” di BUMN.

Menteri Erick Itu pengusaha Swasta kelas international, dia sudah paham, khatam dia, dengan segala “kebobrokan di-BUMN yang dipimpinnya”. Mengerikan, Menteri Erick itu dengan segala resikonya. Dia sudah kalkulasi matang, sudah banyak himpun data dia, tinggal eksekusi sana-sini saja.

Termasuk dengan masuknya lagi si tukang eksekusi Basuki Tjahya Purnama alias Ahok di Pertamina. Ahok Itu ibarat bola panas yang menggelinding deras. Duet Menteri Ercik dan Ahok sangat diluar dugaan. Setidaknya membuat ketir pejabat yang bermental dan budaya korupsi selama ini, tutup bang Jagir, Advokat& Kurator/Legal Auditor ternama ini kepada suaraindonesianews.com. karena ada giat lain. Mauliate !. (Pprief/RL)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY