Suara Indonesia News – Kuningan. Desa Cilimus kecamatan Cilimus kabupaten kuningan merupakan sebuah wilayah yang menghubungkan kota Cirebon dan kota Kuningan.
Di wilayah Desa cilimus inilah jalur menuju berbagai wisata terbuka lebar, terlebih saat ini telah dibukanya jalan lingkar baru menuju ke pusat kota kuningan.
Di Sebelah timur kantor pemerintah Desa Cilimus, tepatnya berada di gang kerikil, terdapat sebuah situs makam leluhur Buyut Santri atau, Syech Fatah Yasin Al Zamzami, peninggalan jaman dahulu.
Selain itu, ada pula situs lainya seperti makam ,Buyut Banten, Buyut Sacawana, Buyut Gunawicara dan sumber mata air Cikajayaan. Tentu hal ini nerupakan sebuah potensi wisata yang dimiliki Pemdes Cilimus sebagat nilai aset pinunjul desa.
Kepala Desa Cilimus, H.Mulyadin menyampaikan, banyak potensi wisata di desa cilimus yang lebih mengarah kepada wisata edukasi dan religi, yang dapat kita jaga dan lestarikan sebagai nilai aset desa, ujarnya.
Terlebih situs makam peninggalan para leluhur, mapun wali tersebut, mempunyai makna besar dalam perjuangan islam di Desa Cilimus, dan kami berharap kepada warga masyarakat, tetap harus menjaga dan melestarikanya sebagai peninggalan sejarah yang kita jadikan sebagai salah satu kearifan budaya lokal, ujar kades ketika di konfirmasi.
Disisi lain,patilasan Buyut Santri atau Syech Fatah Yasin Al Zamzami di wilayah Pasucen Cilimus ini, sangat kental dengan keislaman Dan wilayah pasucen sendiri mengandung makna tempatnya orang orang suci, ujar ustad Diding.
Menurut ustad , Salah satu Keturunan dari Kiyai H.Mabruri ( alm) ketika ditemui di wilayah pasucen menceritakan, dahulu kalanya sewaktu belum diyakini ini makam wali, kakeknya bersama H.Holil, melakukan tirakat untuk memohon petunjuk keberadaan identias makam ini, lalu setelah Menedengar suara adzan dari dalam makam ini, maka berakesimpulan makam tersebut merupakan salah satu makam waliulloh. ujarnya.
Semenjak itulah wiliyah ini mulai dirawat dan dijaga oleh kakek, bahkan yang uniknya, satu ciri awal ditemukanya situs makam ini , adanya pohon kemboja yang menempel dengan makam tersebut, sampai hari inipun masih hidup.
Dan sampai saat ini, diwilayah pauscen khususnya di musola al wabin yang berdekatan dengan situs, selalu diadakan kegiatan keagamaan yang namanya Kodiran setiap malam jumat bersama para santri, dan masyarakat sekitar bahkan sambil kita mengajarkan dan mengamalkan kandungan kitab alkuran, ujar ustad ketika dikonfirmasi media. (Sep /Rie)