Kabid PFM Lakukan Pembiaran adanya Dugaan Kongkalikong TKSK, Tikor dan Penyedia Tunggal...

Kabid PFM Lakukan Pembiaran adanya Dugaan Kongkalikong TKSK, Tikor dan Penyedia Tunggal Komoditas BPS di Kecamatan Gegesik

1,091 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Kabupaten Cirebon. Usai penayangan berita (https://suaraindonesianews.com/news/ternyata-kabid-pfm-dinsos-diduga-bermain-mata-dengan-penyedia-tunggal-hingga-berucap-bila-tidak-ada-keterpaksaan-bisa-dilanjutkan/) Gunarsa Kabid PFM menelpon via WhatsApp (Kamis, 29-09-2022) berulang kali saat dijawab Kabid minta diperbaiki tulisan dugaan menerima segepok abangan, lalu media untuk memastikan Kabid PFM tidak ada indikasi itu harus bisa membuktikan untuk menginstruksikan Tikor dan TKSK Kecamatan Gegesik untuk membongkar eksistensi penyedia tunggal di wilayah tersebut.

Keesokan harinya Kabid menelpon media memastikan sudah menghubungi TKSK Kecamatan Gegesik bahkan meminta  datang ke Kantor Dinas Sosial untuk menginstruksikan kepada ewarung untuk menjadi usaha mandiri tidak mengandalkan penyedia tunggal dengan bebas membeli kebutuhan KPM pada siapapun, ungkap Kabid via telepon WhatsApp (Jum’at, 30-09-2022) dan media berjanji akan datang ke kantor Dinsos Senin (03-10-2022).

Saat menemui Kabid PFM yang sedang rehat dan makan siang di kantin belakang kantor, Gunarsa menjadi sudah menginstruksikan Eman TKSK Kecamatan Gegesik untuk membongkar eksistensi penyedia tunggal dan TKSK sudah melakukan koordinasi dengan Tikor dan meminta media untuk mendatangi kantor Kecamatan Gegesik menemui Tikor dan TKSK.

Kemudian media mendatangi kantor Kecamatan Gegesik dan menemui Eman TKSK di ruang pertemuan kantor kecamatan (Selasa, 04-10-2022) tapi tidak bertemu dengan Tri Anggara R S.STP, MAP., Sekmat selaku ketua Tikor Kecamatan Gegesik, dan Eman lalu menunjukkan draft hasil rapat koordinasi Tikor, dengan Ewarung yang berjumlah 14 juga dengan penyedia komoditas masing-masing produk, kemudian media mendokumentasikan hasil rapat koordinasi yang belum ditandatangani oleh yang hadir termasuk dalam rapat tersebut.

Kemudian TKSK menjelaskan kembali sebenarnya H. Memet selaku penyedia tunggal ingin memudahkan dalam penyaluran satu paket pada ewarung supaya tidak terpisah-pisah hingga merepotkan ewarung juga untuk memudahkan pembayaran dari Ewarung, dan pada penyedia yang lain. Sementara Ewarung tidak mau repot dengan adanya berbagai penyedia Komoditas supaya tidak terjadi kekurangan salah satu komoditas setiap paket yang disalurkan, ungkap Eman.

Kemudian Media mengirimkan dokumentasi poto draft hasil rapat tersebut ke Gunarsa Kabid PFM dan juga ke redaksi media lain yang prihatin adanya penyedia tunggal, ternyata saat dibaca dan dipelajari draft hasil rapat koordinasi tersebut isinya tidak menjelaskan dan menginstruksikan ewarung untuk menjadi usaha mandiri tidak bergantung pada penyedia tunggal.

Hasil Rapat koordinasi menjelaskan dalam poin 1. Hingga 31 Agustus 2022 telah dilaksanakan penyaluran BPS Bantuan Program Sembako pada KPM di tahun 2022 sebanyak 7 kali dan tidak ada penyedia tunggal. Poin 2 menjelaskan jumlah KPM yang terdiri dari 14 desa se Kecamatan Gegesik berjumlah total 7000 KPM, poin 3 menjelaskan jumlah ewarung yang ada di Kecamatan Gegesik sebanyak 14 ewarung, poin 4 menjelaskan penyedia Komoditas yang ada, untuk penyedia beras H. Memet Matori, Penyedia Daging H. Safari, penyakit Telor Edi Hunter, penyedia buah Tarjo dan pendum tahu Neneng Aty.

Ketika media sedang meliput kegiatan partai, Eman TKSK menelpon media untuk datang ke kantor kecamatan Gegesik sore itu, dan media menemui TKSK yang masih ada di kantor Kecamatan, ternyata Eman mau memberikan sejumlah uang pada media dan ditolak media karena tidak jelas peruntukannya apalagi untuk menyudahi pemberitaan, Eman tetap memaksa kemudian meminta media untuk menerima uang tersebut meminta media menghapus dokumentasi poto draft hasil rapat karena belum ditandatangani. Kalo untuk menghapus Poto tersebut diterima media dan menunjukkan pada Eman penghapusan Poto  yang ada di hp milik media.

Ketika ditanya kenapa hasil rapat koordinasi kok beda dengan fakta yang ada dengan adanya penyedia tunggal yang diakui oleh HM dan juga TKSK sendiri, dijawab Eman supaya kondusif saja dan tidak ribet, meminta media untuk menemui HM di Pabrik saja.

Kemudian media mencoba untuk menghubungi HM Penyedia Tunggal Komoditas BPS SE Kecamatan Gegesik via pesan WhatsApp (Kamis, 06-10-2022) memberitahukan akan datang ke pabrik untuk konfirmasi seputar hasil rapat koordinasi tersebut, untuk mengetahui apa benar ikut dalam rapat atau sudah mendiktekan hasil rapatnya.

Esok harinya media mendatangi pabrik gilingan beras (Jum’at, 07-10-2022) untuk menemui HM ternyata HM sudah keluar dan pergi dari pabrik menuju kota Cirebon untuk urusan bisnisnya.

Ketika media sedang berada di salah satu warung kopi bersama rekan di seputar jalan Kedawung (Minggu, 09-10-2022), bertemu dengan salah satu penyedia Komoditas Produk BPS di kecamatan Gegesik, dan bertanya seputar draft hasil rapat koordinasi,  penyedia produk yang tidak mau disebut namanya menjelaskan dirinya tidak tahu dan tidak hadir dalam rapat koordinasi tersebut, bahkan meminta media menunjukkan hasil rapat koordinasi tersebut, kemudian media menunjukkan dokumentasi poto yang belum termasuk di WhatsApp yang dikirim ke Kabid PFM, dengan tegas menyatakan tidak tahu dan tidak hadir dalam acara tersebut.

Dari hasil analisa dan penjelasan salah satu penyedia maka media berkesimpulan dugaan Tikor dan TKSK Kecamatan Gegesik tidak melakukan rapat koordinasi dan draft hasil hanya untuk mengelabuhi media saja dan pastinya tidak ditindaklanjuti, serta tetap mempertahankan eksistensi penyedia tunggal.

Kemudian media menghubungi Kabid PFM via pesan WhatsApp  meminta kesediaan waktu Kabid menerima media untuk klarifikasi seputar draft hasil rapat koordinasi Tikor dan TKSK Kecamatan Gegesik, Gunarsa lalu menelpon media meminta untuk menemui TKSK Kecamatan saja.

Media tetap mendatang kantor Dinas Sosial, menemui Gunarsa dan berbincang di ruang kerjanya (Senin,  10-10-2022) Kabid PFM meminta media untuk menemui TKSK saja di kecamatan supaya jelas, ketika ditanya seputar hasil rapat koordinasi yang jelas tidak sesuai fakta di lapangan, karena para penyedia Komoditas dikoordinir HM selaku pengusaha beras dan hubungan dengan ewarung dilakukan HM.

Kabid tetap Keukeh untuk datang ke TKSK saja bahkan menelpon TKSK via WhatsApp dan WhatsApp TKSK tidak aktif sehingga tidak bisa dihubungi, ” sebenarnya disana tidak ada penyedia tunggal lagi semua dilakukan oleh penyalur masing-masing komoditas.”

Ada apa dengan Kabid PFM yang melakukan pembiaran dan terkesan ikut membela penyedia tunggal? Akankah dugaan menerima segepok abangan itu menjadi jelas? (Hatta)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY