Suara Indonesia News – Mamasa. Kementerian Agama Kanwil Kemenag Sulbar mendorong Pemerintah Daerah dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tingkat Prov Sulbar untuk membangun dialog lintas agama dan budaya mulai dari level, Para penyuluh agama, Tokoh Agama, para pembimas kanwil Kemenag Sulbar, dengan mengawali kegiatan pembacaan doa lintas agama yang dipimpin oleh masing- tokoh agama. Hotel sajojo Mamasa, Selasa 21 Desember 2021.
Mengenai pentingnya dialog lintas agama dan budaya ini harus diarus utamakan hingga ke level keluarga dan lingkungan RT/RW, baik dalam kerangka regulasi maupun program-program pemerintah di tingkat nasional maupun daerah, sehingga Sub bagian Ortala dan Kub (ORTAKUB) kanwil Kemenag Sulbar yang dinahkodai Muh.Abidin S.Ag, MM. Mendesain dengan pola pikir beliau, sesuai kebijakan dan harapan Kanwil Kemenag Sulbar maupun pusat untuk melakukan kegiatan Dialog kerukunan antar umat beragama bekerjasama dengan pengurus FKUB Provinsi, kabupaten dan pemerintah daerah dalam hal ini Kesbangpol.
Seperti diketahui bahwa kegiatan Dialog kerukunan antar umat beragama ini pertama digagas di Pasangkayu, Selasa 13 Juli 2021 dan dilanjutkan di Aula Wisma Widya buah Topoyo Mamuju tengah, Kamis 15 Juli 2021, dan dipenghujung tahun anggaran 2021 kegiatan dialog lintas agama ini berlangsung di kabupaten Mamasa tepatnya dihotel sajojo Selasa 21 Desember 2021.
Dialog kali ini mengangkat tema “ Peta jalan moderasi Beragama dalam memelihara kerukunan” diikuti berbagai unsur pemerintah kabupaten Mamasa Bapak kepala Kesbangpol kabupaten Mamasa Drs Usman, Kabag Tu kanwil Kemenag Sulbar Bapak H. Suharli, S. Ag. MA, Kasubag ORTAKUB kanwil Kemenag provinsi Sulbar Bapak Muhammad Abidin, S.Ag, MM., ketua FKUB Sulbar Bapak DR.H Sahabuddin kasim, M.Hi., Ketua FKUB mamasa bapak Pdt.Zakaria, sekertaris MUI Mamasa Bapak Abdul Hafid, S.Hi MH. Pembimas Budha Kanwil Kemenag Sulbar TS.Haryanto, S.Ag. Pembimas Kristen Kanwil Kemenag Sulbar Ayub, S. Pak. Pembimas Katolik kanwil Kemenag Sulbar Petrus Tandilodang, SS. Para staf dan pegawai kantor kemenag kab Mamasa dan seluruh penyuluh masing-masing agama. Serta para Tokoh adat dan budaya.
Ka.kanwil kemenag Sulbar Bapak DR.H.M.Muflih B, Fattah MM. dalam hal ini diwakili oleh kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulbar Bapak H. Suharli, S. Ag. MA, membuka kegiatan dirangkaikan dalam sambutannya.
Dalam mengawali sambutannya Bapak H. Suharli, S. Ag. MA, memberikan penjelasan bahwa dengan pemberian cendra mata itu adalah merupakan simbol memelihara kerukunan lintas ummat beragama dan budaya,
Lanjut H.Suharli katakan, “ada tujuh program prioritas kementerian agama dan satu diantaranya yang perlu digaris bawahi adalah terkait masaalah kerukunan, perencanaan tahun 2022 sebagai tahun kerukunan, untuk mencapai tahun 2022 sebagai tahun kerukunan maka akan ditopang dengan perioritas meningkatkan penguatan moderasi beragama disegala line. dan mengukur kadar keberagaman ummat.untuk mengukur kadar indeks keberagamaan ummat ini bukanlah hal yang mudah” tutur H.Suharli
di islam saja, apakah orang yang rajin kemasjid itu lebih tinggi keislamannya dibanding orang yang tidak pernah rajin kemasjid, begitupun juga dengan agama2 lain, misalnya Kristen, orang yang rajin kegereja itu orang yang tinggi keagamaannya. masaalah ini perluh diskursus yang memerlukan kajian mengingat banyak kasus-kasus yang terjadi akhir-akhir ini dengan mengatasnamakan agama, misalnya dipasangkayu dan Polman itu pelakunya bukan atas nama agama tapi oknum-oknum yang sengaja membuat provaktor isu keagamaan” Tegas H.Suahrli
Kementerian agama mencoba mendesain dalam satu dalam satu kerangka besar atau diskursus besar bahwa” semakin tinggi kwalitas keberagaman seseorang dalam satu masyarakat, maka semakin tinggi indeks kerukunannya begitupun sebaliknya, karena kerukunan dan kedamaian ini tertanam sejak zaman nabi Saw sehingga dikeluarkannya piagam Madinah” tutup mantan Kabid PHU Kanwil Kemenag Sulbar ini.
Sementara itu dikesempatan lain Ketua FKUB Sulbar, Bapak DR.H. Sahabuddin Kasim M.Hi., mengatakan“ rumah bersama umat beragama tidak terlepas dari kesadaran akan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada saat menjelang proklamasi kemerdekaan, Bung Hatta pernah menanyakan satu hal kepada Bung Karno. ‘Apa yang melandasi kita harus memproklamasikan Indonesia?’. Kemudian, Bung Karno menjawab, ‘yang menjadikan kita Indonesia adalah kesamaan nasib’,” tutur Sahabuddin Kasim yang mantan kanwil Kemenag Sulbar
“Jadi harus dipahami bahwa Indonesia lahir dari persamaan. Kesamaan nasib dijajah oleh kaum kolonial,” imbuhnya.
KaKanKemenag Kab. Mamasa yang diwakili diwakili Bapak Yonatan, S.PAK.,M.Pd.K selaku kepala seksi urusan Agama Kristen kantor kementerian agama kab.mamasa, juga didaulat memberikan sambutan mengatakan: bahwa Kita semua adalah Garda terdepan dalam memberikan pencerahan kepada Ummat.
Diakhir dialog Kasubag Ortala dan Kub kanwil Kemenag Sulbar Muh. Abidin S.Ag.MM. selaku host memandu jalannya kegiatan menuturkan sambil menutup acara ini bahwa” salah satu indikator pelaksanaan kegiatan ini adalah menjaga komitmen kebersamaan dalam kabangsaan, serta toleransi, anti kekerasan, akomodatif terhadap segala nilai-nilai kebudayaan ( kearifan lokal ) yang diramu dalam dialog lintas agama dan budaya hari ini. Perlu juga disampaikan bahwa indeks kerukunan antar umat beragama provinsi Sulbar berada diurutan ke-3 disulawesi” imbuh bapak Muh. Abidin selaku penanggung jawab kegiatan.”
Perlu diketahui bahwa Kegiatan yang menghadirkan Narasumber ketua FKUBE provinsi Sulawesi barat, ketua FKUBE Mamasa, Pembimas Kristen, Katolik, Budha, Kasubbag Ortala dan tokoh-tokoh lintas agama (Islam, Kristen, Katolik, dan Budha) sebagai peserta. (Hamma)