Mantapkan Posisi Lumbung Ternak Sultra, Konawe Rancang Kawasan Industri Peternakan Terintegrasi

Mantapkan Posisi Lumbung Ternak Sultra, Konawe Rancang Kawasan Industri Peternakan Terintegrasi

249 views
0
SHARE

KONAWE, SUARA INDONESIA NEWS | Kabupaten Konawe kian menegaskan posisinya sebagai pusat peternakan di Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan rencana strategis pembangunan Kawasan Industri Peternakan (KIP) terintegrasi. Di bawah kepemimpinan Bupati H. Yusran Akbar, ST., dan Wakil Bupati H. Syamsul Ibrahim, SE., M.Si., langkah ini bertujuan untuk membangun rantai nilai dari hulu ke hilir dan menjadikan sektor peternakan sebagai motor penggerak utama ekonomi rakyat.

Program ini dibangun di atas fondasi keberhasilan program Inseminasi Buatan (IB) massal yang telah berjalan sejak 1998. Keberhasilan ini terbukti dengan lahirnya lebih dari 2.700 ekor sapi sepanjang tahun 2024, termasuk kelahiran langka sapi kembar tiga dari persilangan Peranakan Ongole (PO) dan Simmental.

“Kami tidak hanya mengejar peningkatan populasi, tapi juga membangun rantai nilai peternakan dari hulu ke hilir. Kawasan Industri Peternakan akan menjadi solusi untuk mengangkat nilai tambah produk ternak Konawe,” kata Bupati Yusran Akbar, Rabu (13/8/2025).

Saat ini, Konawe memiliki populasi ternak yang impresif, mencakup 68.110 ekor sapi (terbanyak di Sultra), 58.349 kambing, 1.461 babi, dan lebih dari 650 ribu unggas. Sentra peternakan utama tersebar di Kecamatan Puriala, Amonggedo, dan Uepai.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan Keswan) Konawe, H.K. Santoso, SE., M.Si., menyebut IB sebagai tulang punggung pengembangan sektor ini. “Dengan dukungan 20 petugas lapangan, depo semen beku, dan pendampingan intensif, kami optimistis KIP akan memperkuat rantai nilai peternakan rakyat,” ujarnya.

Kawasan Industri Peternakan (KIP) terintegrasi ini akan memadukan lima elemen kunci:

  • Sentra Pembibitan Unggul: Memanfaatkan genetika terbaik seperti Simmental, Limousin, dan Wagyu.
  • Pabrik Pakan Mandiri: Mengoptimalkan hijauan pakan ternak dan pengolahan konsentrat lokal.
  • Rumah Potong Hewan (RPH) Modern: Dibangun sesuai standar nasional dan internasional.
  • Unit Pengolahan Hasil Ternak: Menghasilkan produk turunan seperti susu, kulit, dan olahan daging bernilai jual tinggi.
  • Pusat Pelatihan Peternak: Meningkatkan kapasitas SDM melalui penyuluhan dan pendampingan.

Plt. Sekretaris Distan Keswan Konawe, Rianti STP, menambahkan bahwa proyek ini adalah sebuah transformasi ekonomi. “Ini bukan sekadar proyek fisik, tetapi transformasi ekonomi bagi peternak rakyat. Kami ingin peternak naik kelas, dari sekadar pemilik sapi menjadi pelaku industri,” tegasnya.

Untuk mendukung KIP, program Hijauan Pakan Ternak (HPT) juga diperluas. Hingga tahun 2025, seluas 18 hektare lahan di 11 kecamatan telah digarap untuk kelompok tani, lengkap dengan bantuan bibit rumput dan pakan konsentrat.

Meski demikian, pemerintah daerah tetap waspada terhadap tantangan seperti penyakit hewan. Di Soropia, tercatat 121 kasus sepanjang 2025, termasuk Jembrana (58 kasus). Respons cepat dilakukan melalui vaksinasi massal gratis, pengobatan kolektif, dan kemitraan strategis dengan BUMN/BUMD untuk menjamin serapan pasar.

Bupati Yusran optimistis industri ini akan membuka ribuan lapangan kerja baru. “Kami ingin anak muda Konawe tidak perlu merantau. Peluang ada di sini, dari peternak, tenaga kesehatan hewan, hingga pekerja industri pengolahan,” katanya.

Dengan target ke depan, Konawe tidak hanya berambisi memasok kebutuhan daging Sultra, tetapi juga pasar regional. “Kalau peluangnya terbuka, kita siap menembus pasar luar negeri,” tutup Bupati Konawe. (Editor SIN)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY