Suaraindonesianews – Jakarta, Ekonomi Indonesia di tahun 2017 diproyeksi akan tumbuh 5,3% atau naik tipis dibanding Tahun 2016 yang diproyeksi tumbuh 5,1%. Dan untuk Sektor perdagangan dan investasi bakal menjadi dua variable penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi global .
Hal tersebut disampaikan Jose Rizal Damuri, Head of the Department of Economics, Center for Strategic and International Studies (CSIS) di jakarta,
Dalam seminar singkatnya bersama Prof.dr. Miranda Gultom, zose mengatakan, optimisme pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah harus didukung dengan pertumbuhan perdagangan eskpor yang cukup signifikan serta naiknya kegiatan investasi dalam negeri.
“Proyeksi kami perekonomian Indonesia tentu akan tumbuh di level 5,3 di 2017%. Untuk bisa tumbuh 5,1% di 2016, perdagangan ekspor diproyeksi tumbuh 2,3%, sementara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3% di 2017, perdagangan ekspor harus tumbuh di 3,3%. Harusnya lebih dari pada itu karena yang kita inginkan kegiatan perdagangan terus tumbuh lebih tinggi,” ujar zose di kantor CSIS, Tanah Abang, Jakarta, Senin (03/10/2016).
Sementara untuk kegiatan investasi, pemerintah telah menuangkan segala bentuk kemudahan berinvestasi di dalam negeri melalui 13 paket kebijakan ekonomi. Kebijakan-kebijakan itu diharapkan bisa diimplementasikan terutama dalam menarik minat swasta dalam berinvestasi di proyek-proyek infrastrukur dalam negeri.
“Arah untuk ke sana masih tidak mulus. Pemerintah punya banyak pekerjaan rumah terutama terus mendorong kegiatan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujarnya.
Lebih lanjut Jose mengatakan bahwa Tax Amnesty akan jadi faktor pendorong dalam mendukung kegiatan investasi. Selain untuk memperbaiki basis pajak, tax amnesty akan memberikan efek “trust” yang lebih tinggi kepada pemerintah oleh investor .
Sebelum adanya Tax Amnesty, investor masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait kemudahan dalam berinvestasi. Namun dengan keberhasilah program ini di tahap pertama akan memberikan sentiment positif bagi kegiatan investasi ke depannya.
Miranda Gultom, mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia mengatakan outlook perdagangan dan investasi Indonesia 2017 masih cukup baik. Namun demikian belum pulihnya perekonomian global saat ini masih menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia .
Menurutnya, masih terdapat beberapa kebijakan ekonomi dunia yang bersifat proteksionis dan tidak menguntungkan negara-negara berkembang yang mau meningkatkan ekspor .
“Saya kira selain perdagangan ekspor dan investasi, konsumsi domestik juga perlu. Jika tiga variabel ini tumbuh dengan baik maka saya optimis pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan itu bisa tercapai. Jangan lupa bahwa tidak hanya infrastruktur fisik, listrik, ataupun jalan yang kita bangun, infrastruktur ESDM juga perlu untuk bisa terus berkompetisi,” katanya.
Dalam hal ini, menurut miranda, pihak pemerintah terkait, pemerintah perlu memperkuat struktur ekonomi dalam negeri dengan terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi industri kreatif. Indonesia bisa belajar dari negara Inggris bagaimana pemerintahnya bisa menciptakan mitra kerja dengan luar negeri yang memiliki potensi besar untuk menciptakan usaha baru.
“Selain itu negara ini harus bisa memaksimalkan kesempatan supply chain bagi usaha kreatif dalam proyek-proyek global sehingga industri-industri kreatif bisa mendunia,” ujar miranda ketika dikonfirmasi SI nesw .com.
Menurut Miranda, tahun 2017 dan 2018 akan lebih baik lagi jika pemerintah betul betul memeperhatikan kepada inprastruktur dan harus dapat merealisasikannya, terutama dalam inprastruktur listrik, jalan dan Sumber Daya Mmanusia, karena ketiga sektor tersebut pernah dilakukan study oleh salah satu orang indonesia maka daari itu, pemerintahan Indonesia harus benar benar mempersiapkannya, ujar miranda.
Persiapan peningkatan sumber daya manusia, tentunya harus segera mungkin dilakukan dan ini tidak bisa instan, butuh waktu dan kesiapan agar lebih hebat lagi kuat lagi dalam menungjang perekonmian Indonesia.
Terlebih dalam bidang industri harus ada dukungan pihak pemeriintah maupun pihak terkait untuk memberikan Kemudahan dalam pasilitas dan penunjangnya.
Menurut Miranda, dalam intolenrasi saat ini lebih baik dibanding tahun kemarin, sekarang dengan banyak masuknya dana asing, menandakan bahwa Indonesia kepastian hukumnya lebih baik,dan peraturan peraturan sudah sangat menunjang, terutama perarturan yg dikeluarkan oleh ibu Sri mulyani sekarang ini, Dan Tax amnesti sangat menolong budget pemerintah, untuk kemungkinan melakukan investasi dan restrukturisasi sektor di sekonomi indonesia. Ujarnya.
Sehingga ini adalah Suatu momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki wajib pajak, bukan wajib pajak yang telah setia dari dulu membayar pajak terus, melainkan mereka wajib pajak baru,
Di era pemerintah jokowi, tekanan politik memang mempengaruhi kebijakan ekonomi secara cukup kuat, tetapi, kehadiran sri mulyani dalam kabinet, bisa menghadirkan balancing terhadap kebijakan ekonomi itu sendiri. Ujar miranda gultom. Menutup wawancara dengan SInews.com ( sep ).