Suara Indonesia News – Aceh Singkil. Ketua Komunitas Peduli Pembangunan Aceh Singkil (KPPAS) SL. Kabeakan, berharap semoga Partai Golongan Karya (Golkar) di Kabupaten Aceh Singkil tidak hanya jago merebut hati Rakyat tapi sejatinya harus pandai pula mensejahterakannya, demikian di disampaikannya kepada Media ini Sabtu (13/09/2020) dalam Diskusi Menakar peran Partai Politik dalam kemajuan Daerah”. Di warung kopi komplek Terminal Rimo.
Ia melanjutkan Kabupaten Aceh Singkil sudah berumur 21 Tahun artinya Kabupaten itu sudah empat priode di pimpin Bupati dan semuanya berasal dari Partai Golkar serta sekaligus juga sebagai ketua DPD II Golkar di Kabupaten itu, seperti Bupati Pertama , Alm. Makmur syahputra merupakan Ketua Partai Golkar demikian juga Ketua DPRK nya pada priode itu juga dari Golongan Karya, kemudian berlanjut ke Kepemimpinan Syapriadi (Oyon) beliau juga sebagai Ketua Golkar dan pada masa itu Ketua DPRK nya juga dari Partai berlambang Pohon beringin itu,
Kemudian berlanjut di masa kepemimpinan Bupati Dulmusrid (Bupati saat ini) tidak berapa lama di lantik menjadi Bupati langsung di angkat menjadi Ketua DPD II Partai Golongan Karya Kabupaten Aceh Singkil dan dalam Pemilu Tahun 2019 yang lalu, Partai ini mampu merebut Enam Kursi di DPRK Aceh Singkil. Tentu ketua Dewannya nya juga dari Golkar berarti di umur Kabupaten Aceh Singkil yang sudah 21 Tahun ini Partai Golkar selalu menguasai di Eksekutif maupun di Legislatif.
tapi seperti kita ketahui, Kabupaten Sekata Sepakat ini belum juga ada Perubahan yang dapat di banggakan bahkan baru saja keluar sari Predikat Kabupaten termiskin dari 23 Kabupaten/Kota se Provinsi Aceh. lalu apakah bisa di katakan bahwa Golkar gagal Mengejawantahkan Kepercayaan Masyarakat Aceh Singkil ? padahal Partai ini selalu menguasai di Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten itu. Sebenarnya hal ini memerlukan kajian dan diskusi yang harus melibatkan Petinggi Golkar di Daerah ini, apakah Kader kader Partai Golkar di Aceh singkil belum mengaktualisasikan Tagline baru partai Golkar yaitu “Suara Rakyat suara Golkar ” yang mencerminkan bahwa Partai Golkar yang selalu mendengar Aspirasi dan memperjuangkan Rakyat ?
Dan Partai Golkar melaksanakan fungsi sebagai sebuah partai politik moderen, antara lain, melakukan perekrutan kader kader yang berkwalitas melalui sistim prestasi (merit system) untuk dapat dipilih oleh Rakyat menduduki posisi politik atau jabatan jabatan publik sehinggga kader kader dapat mengontrol jalannya Pemerintahan untuk di abdikan seluruhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan Masyarakat.
bahkan Ketua Lsm KPPAS ini pernah memberi apresiasi kepada Golkar Aceh Singkil dalam Pemilihan Legislatif tahun 2019 yang lalu, di mana partai ini mampu meraih suara terbanyak dengan mendudukkan Kader nya Enam Orang dan rata rata berusia muda (Milenial) sehingga Lsm KPPAS pada waktu itu membuat statmen di sebuah berita di Media ini juga, dengan judul berita “Menanti Gebrakan Politisi muda di DPRK Aceh Singkil”. Tapi di katakan sampai hari ini gebrakan itu belum ada yang tampak dan kelihatannya Dewan yang muda dan milenial di DPRK Aceh Singkil suara suara mereka belum kedengaran, bahkan berbicarapun di saat sidang jarang kita dengar”, ucapnya.
Lanjut Kabeakan, atau apakah kader kader Golkar di Aceh Singkil belum memahami Plat Form Partai Golkar ? Yaitu berjuang secara konsisten mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan kecerdasan Masyarakat secara menyeluruh, memerangi kemiskinan dan pengangguran, meningkatkan pendapatan serta kwalitas pendidikan dan kesehatan.
Dengan paradigma baru maka partai Golkar Di Aceh Singkil yang di Nakhodai Dulmusrid yang juga sebagai Bupati Kabupaten ini, di harapkan dapat menjadi partai politik yang moderen dalam pengertian yang sebenarnya, yakni tidak lagi “Sebagai Partainya Penguasa “(The ruler.s party) yang hanya sebagai mesin Pemilu atau alat politik yang melegitimasi kekuasaan.
Lebih jauh Kabeakan mengatakan secara politik Pemerintahan “Dulsaza ” bisa Dua priode memimpin Kabu. Lebih jauh Kabeakan mengatakan secara politik Pemerintahan “Dulsaza ” bisa Dua priode memimpin Kabupaten ini, dengan syarat harus berani membuat Inovasi dan kebijakan yang Revolusioner jangan hanya mengikuti program Stagnan atau “Cofy paste ” artinya jangan hanya berpedoman kepada RPJM, buat Inovasi yang belum di pikirkan orang dan memang resiko nya besar namun jika berhasil gaungnya juga tak kalah besar.
Dan salah satu Inovasi yang Dahsyat jika berani, di sisa Kepemimpinan Dulsaza sekitar dua Tahun lagi Anggarkan 10 Milyar pertahun untuk Renovasi Makam Syekh Abdurrauf Alsingkily, jadikan Makam tersebut Wisata Religius yang terbesar se Indonesia dengan Anggaran sekitar 20 Milyar Makam tersebut sudah bagus dan di lengkapi dengan gedung semacam Lesehan yang dapat menampung sekitar 10 Ribu peziarah.
Dan yang kedua di sisa Kepemimpinan Bupati ini lanjutkan Pembangunan Dua jalur Gunung Meriah -Simpang Kanan. Gunung meriah – Rumah Sakit Umum Daerah. Dan jujur kata Kabeakan sudah hampir Tiga Tahun “Dulsaza ” memimpin Daerah ini, tak satu bidang pun dapat di diandalkan rencana bertabur namun hasil belum ada, seperti Program kerjasama dengan UGM, Wacana wisata Lae Trep, Kapal cepat Tailana “terkait untuk ngurus Izin saja sampai nunggu Kapalnya hancur” ucap Kabeakan Geram.
Dan perlu diingat, di Pemerintahan Kabupaten hanya ada Satu Orang Bupati dan ingat keputusan, wewenang juga kebijakan berada di tangan Bupati, tandasnya. Dan hal itu dapat terwujud karena di Legislatif pun mudah mudahan bisa mendukung karena Ketua DPRK nya dari Golkar,” tutup Kabeakan. (SK)