Suara Indonesia News – Konawe. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe menggelar kegiatan Forum Grup Discussion (FGD), terkait penyusunan dokumen rencana penanggulangan kedaruratan bencana (RPKB) bertempat di Aula BKPSDM Pemkab Konawe. Senin 19/08/2024
Kepala BPBD Konawe Herianto saat menyampaikan laporan kegiatannya mengatakan, sebanyak 35 peserta FGD yang mengikuti kegiatan ini, “Forum group diskusi penyusunan Dokumen Rencana penanggulangan kedaruratan (RPKB) ini bertujuan untuk mengkoordinasikan lembaga – lembaga pemerintah serta pemangku kepentingan dalam memberikan respon terkait penanggulangan bencana yang efektif dan efisien” Ujar Kepala BPBD Konawe ini.
Lanjut Herianto, mempersingkat respon, menyatukan komitmen terkait cara penanganan yang terkoordinasi dalam menangani bencana.
Smentara itu Pj. Bupati Konawe, Stanley,SE.S.IT.MM., saat membuka kegiatan FGD ini mengharapkan agar hasil FGD ini dapat memberikan informasi yang akurat dan valid mengenai titik rawan bencana di Kabupaten Konawe, sehingga nantinya apabila terjadi (bencana) sudah dapat dilakukan tindakan yang flefektif dan efisien, dan diharapkan FGD ini menyusun RKPD itu berdasarkan data valid, bukan berdasarkan narasi.
Pj. Bupati Konawe juga mengatakan, bahwa Kabupaten Konawe ini mempunyai sumber daya alam (SDA) yang kaya dan sudah dikelola serta dimanfaatkan secara maksimal dan optimal.
“Makin lama pengelolaanya tentunya pasti ada dampak dari pengolelolaan lingkungan. Data yang diperoleh secara periodik Konawe mengalami banjir bandang, cuaca ekstrim, longsor dan beberapa bencana lagi yang pernah terjadi.” Ujar Pj Bupati Konawe.
“Bencana banjir paling sering terjadi sejak dulu, daerah kerap mengalami bencana banjir diantaranya didaerah Hongoa, Amesiu yang diakibatkan aliran sungai Konawe yg melimpah.” sambung Pj. Bupati Konawe.
Menurut Stanley, hal yang perlu dimitigasi sejak dini salah satu diantaranya yakni kemungkinan pemanfaatan alam yang tidak terkontrol dan bisa menjadi penyebab timbulnya kerawanan bencana. Ujarnya.
Dikatakannya, ada tiga poin dalam memitigasi bencana ini, ujarnya. “Pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Disinilah kita memitigasi analisa resiko dari pemanfaatan SDA yang kurang terkontrol,
meski sudah ada rambu tentang pengelolaan. Sehingga bagaimana mengelola bencana itu secara terencana, terkoordinasi terpadu secara menyeluruh.” Sambungnya.
Pemetaan titik rawan bencana yan sering terjadi secara berulang, diantaranya Amesiu, Hongoa, Lalohao sampai Pondidaha yang sering terjadi banjir. Sehingga dimitigasi apa sih penyebabnya, dan nantinya kita sudah ada proses mitigasi. Sampai dengan bagaimana pengelolaan dan penanganan nya nanti.” Tungkas Pj. Bupati Konawe. (Rls)