Oleh : Makdoem Ibrahim S.Th.i MA. (Ketua umum lembaga dakwah darul As’adiyah kabupaten Mamuju)
Suara Indonesia News – Mamuju. Akhir2 ini, hujan melanda Kota Mamuju dan sekitarnya, yang mengakibatkan banjir lumpur, yang terjadi di Kecamatan Kalukku, cukup sedih dan miris melihat kondisi warga, akses jalan yang terputus, tanah longsor dan banjir lumpur yang membuat rumah warga ada yg hanyut.
Timbul pertanyaan, ada apa gerangan kota ku? Mamuju yang terkenal sebagai kota sejuk dan asri. Diapit oleh lautan dan gunung, di tambah hutannya yang cukup rindang belum seperti Ibu Kota sana, kenapa bisa dilanda bencana banjir separah ini? Sebagai orang beriman, kami meyakini, ada 2 faktor utama terjadinya banjir, pertama : faktor ekologi. Dan yang kedua : faktor ketuhanan.
Faktor ekologi merupakan hal yang urgen, terlihat pembabatan hutan untuk di tanami tanaman produktif. Sehingga hutan2 yang diatas gunung sdh gundul dan membuat air tidak punya resapan lagi, ini mengakibatkan hujan2 akan deras langsung turun kedarat, secara simbolik dalam tradisi keagamaan, digambarkan Nabi Adam di keluarkan dari surga krn memetik buah terlarang, bagaimana kita yang mau masuk surga padahal tiap saat bukan lagi memetik tapi justru menebang pohon atas nama Perumahan dan ketahanan pangan.
Yang kedua, aspek ketuhanan ; jangan sampai tuhan mulai bosan dengan tingkah kita ungkap ebiet g ade.. Sungguh Tuhan tidaklah murka dengan dosa2 kita, tapi kemurkaan Tuhan, jika kita membiarkan kedzaliman di sekitar kita. Kepedulian di butuhkan.
Jangan sampai di sekitar kita banyak yang bangga dengan dosa2, dan kita diam saja, tiap hari kita bicara surga dan neraka. Tapi di sekitar kita penjual minuman keras justru menjamur? Saat ini di butuhkan massif semua pihak untuk menjaga hutan kita dan beramar ma’ruf untuk maraknya kedzaliman . Selamatkan bumi kita, untuk keberlangsungan anak cucu kita.
16 Oktober 2022