UNAHA, SUARA INDONESIA NEWS | Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST., menyoroti “paradoks kemakmuran” yang terjadi di daerahnya saat membuka secara resmi Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
Di hadapan para pemangku kepentingan di Hotel Nugraha, Unaaha, pada Kamis (24/7/2025), Bupati menegaskan perlunya arah pembangunan baru untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tantangan di Balik Pertumbuhan Tinggi
Dalam sambutannya, Yusran Akbar mengungkapkan bahwa di balik angka pertumbuhan ekonomi Kab. Konawe yang termasuk tertinggi di Indonesia, terdapat tantangan serius. Ia menyebut porsi konsumsi rumah tangga justru menurun drastis dari 54,34% menjadi 36,11%, yang berkorelasi dengan angka kemiskinan yang masih tinggi di Sulawesi Tenggara.
“Pertumbuhan spektakuler belum sepenuhnya dirasakan masyarakat lapis bawah. Ini adalah paradoks kemakmuran kita,” tegas Bupati.
Ia juga memperingatkan adanya ketergantungan ekonomi yang tinggi pada sektor industri pengolahan. Menurutnya, jika ekspor dari sektor ini turun 20%, ekonomi Konawe berpotensi terkontraksi hingga 7%.
“Industri kita tumbuh pesat, tetapi keterkaitannya dengan sektor pertanian masih lemah. Petani belum menikmati manfaatnya,” papar Yusran.
Visi Baru: Konawe yang Adil dan Berkelanjutan
Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Konawe mengusung visi baru: “Konawe yang Berdaya Saing, Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan”. Visi ini diterjemahkan ke dalam enam misi strategis, di antaranya:
- Peningkatan kualitas SDM.
- Peningkatan daya saing ekonomi melalui diversifikasi dan inovasi.
- Optimalisasi tata kelola pemerintahan yang bersih.
- Penguatan ketahanan sosial budaya.
- Pemerataan infrastruktur desa-kota.
- Implementasi pembangunan ramah lingkungan.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, empat strategi utama telah disiapkan.
Pertama, diversifikasi dan hilirisasi ekonomi dengan fokus pada tiga sektor unggulan: pertanian, industri, dan pariwisata. Ini termasuk pembukaan lahan baru, perbaikan irigasi, dan pengembangan kawasan peternakan terpadu.
Kedua, pengentasan kemiskinan melalui program seperti pembentukan balai latihan kerja, perluasan jaminan sosial BPJS, pengembangan desa tematik, hingga peningkatan honor aparatur desa.
Ketiga, transformasi digital pemerintahan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, termasuk penerapan sistem reward and punishment bagi ASN dan layanan publik berbasis Smart Konawe.
Keempat, membangun rantai nilai terintegrasi yang menghubungkan sektor pertanian dengan industri pengolahan, serta pariwisata dengan ekonomi kreatif. Proyek prioritasnya meliputi pembangunan sentra agrowisata dan jembatan penghubung Morosi.
Panggilan untuk Kolaborasi
Bupati Yusran menekankan bahwa transformasi ini membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat untuk membangun Konawe yang lebih berkeadilan.
“Kita berada di persimpangan sejarah. Pilihan ada di tangan kita: melanjutkan pola lama atau membangun Konawe yang lebih berkeadilan,” tutupnya.
Dengan dimulainya Musrenbang ini, Konawe menapaki jalan baru menuju pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (Editor YT)