Suara Indonesia News – Payakumbuh. Sumatera Barat saat ini terus mengembangkan tempat wisatanya, salah satu tempat wisata yang baru bernama Kapalo Banda yang terletak di Nagari Taram, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. (13/4-2024)
Kapalo Banda lokasinya berjarak 11,5 kilometer dari Kota Payakumbuh, sebagai tempat wisata yang baru tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung yang datang untuk menikmati wahana permainan di dalam air.
Dari pantauan awak media Suaraindonesianews.com pada Sabtu 13 April 2024. Suasana lebaran ke empat, tempat ini dikunjungi ribuan pariwisata yang datang dari dalam maupun luar daerah Payakumbuh – Sumatera Barat.
Suherman (57) warga Payakumbuh yang datang dengan keluarga untuk berwisata mengatakan, keindahan alam serta permainan untuk anak-anak cukup mendukung untuk membawa anak-anak berlibur di Kapalo Banda.
“Disini untuk bermain anak-anak sambil berlibur sangatlah cocok, karena wahana nya cukup lengkap, selain itu tempat untuk usia anak-anak di bawah 10 tahun dapat menikmatinya karena sungainya tidak dalam,” ujarnya.
Suherman yang memboyong keluarga besarnya seperti istri, anak dan menantu serta cucunya dapat memantau dari kejauhan cucu-cucunya bermain di dalam air.
Sementara Tomi warga Kota Duri yang datang bersama istrinya dan 3 orang putranya merasa puas telah membawa keluarga nya ketempat ini untuk berlibur di suasana lebaran.
“Kami ikut main sama anak-anak dengan mengunakan rakit yang terbuat dari bambu, wah puas rasanya bang,” tuturnya.
Diceritakan Tomi, biaya masuk ketempat ini untuk orang dewasa hanya Rp 5000/orang, anak-anak gratis. Sementara wahana permainan seperti pelampung yang ukuran kecil disewa Rp 10.000 pelampung ukuran besar disewa Rp 30.000 dan untuk rakit disewa Rp 25.000 semua wahana bisa dipakai untuk sepuas kita.
“Biaya berlibur kesini tidak terlalu besar, saya rasa semua biaya wajar karena kita masuk dan menggunakan wahana yang kita pilih dapat di gunakan sepuas kita,” tutupnya.
Baik keluarga Suherman maupun Keluarga Tomi yang datang pada pukul 11.30 siang, terlihat dengan membawa bekal dari rumah sempat makan bersama di pondokan yang ada disana.
Kala temaram tiba, sang Matahari mulai beranjak ke peraduannya, anak dan cucu mulai kegigilan setelah berendam dalam air, satu persatu keluar dari wahana permainan, tanpa terasa lapar kembali datang, sebagai penutup mereka membeli makanan ringan seperti pop mie. (Mus)