Ka.Kanwil Kemenag Sulbar Pantau Kegiatan Malam Natal Dimamuju

Ka.Kanwil Kemenag Sulbar Pantau Kegiatan Malam Natal Dimamuju

385 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Mamuju, Jelang perayaan natal, Ka.Kanwil Kemenag Prov. Sulbar Dr. H.M. Muflih B. Fattah, MM, bersama Kapolda, Perwakilan Korem, Ketua DPRD sulbar, Kabinda Sulbar, Kepala BNN Sulbar, Jasa Raharja, Perwakilan Pemkab Mamuju, Dandim, Kapolres, mengunjungi beberapa gereja di Kab. Mamuju untuk memantau kegiatan Malam Natal. Selasa, 24 Desember 2019.

Ditempat terpisah, “Menteri Agama Fachrul Razi, menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Natal 2019 bagi umat kristiani. Tema Natal yang diangkatnya tahun ini adalah ‘Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang’.

“Selamat merayakan Natal 25 Desember 2019 kepada segenap umat kristiani Indonesia. Semoga damai, suka cita, dan kebahagiaan Natal senantiasa menyertai saudara dan membangkitkan semangat serta mewujudkan kehidupan yang penuh damai dan bersahabat, sebagaimana tema Natal kali ini, hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang,” kata Fachrul Razi dalam keterangan persnya, Selasa kemarin (24/12/2019).

Memang Keragaman di Indonesia merupakan kekayaan dan keindahan bangsa. Dasar negara inilah yang mempersatukan keberagaman tadi, termasuk keberagaman dalam memeluk agama dan dalam mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Dengan demikian, pemerintah harus bisa mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju Indonesia yang lebih baik.

Dalam mengayomi umat beragama dan pembinaan umat memahami dan menjalankan ajaran agama, posisi dan fungsi Kementerian Agama (Kemenag) sangat strategis.

Di sinilah Kemenag harus mampu memosisikan diri di tengah-tengah keragaman agama dan penganutnya, sekaligus menjadi penengah dalam wujud moderasi dari dua kelompok ekstrem kanan dan ekstrem kiri.

Sehingga Dikementerian Agama agar senantiasa mampu menjalankan tugas dan memegang tiga mantra,”

Mantra pertama, moderasi beragama. Mantra kedua terkait kebersamaan. Mantra ketiga, agar pejabat Kemenag mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat beragama.

Terkait mantra pertama, Menag menegaskan, pada dasarnya semua agama mengajarkan moderasi. Tuhan menurunkan agama melalui nabi untuk menjaga harkat dan martabat manusia yang harus dilindungi sesuai konteks kemanusiaan.

Indonesia memang bukan negara Islam. Namun, Indonesia mengakui adanya enam agama dan memberi hak kepada setiap pemeluknya melaksanakan ibadah dan ajarannya. Jadi, Indonesia pada dasarnya, memegang moderasi beragama sejak dulu.

Sehingga Kemenag sebagai wakil pemerintah dalam mengejawantahkan moderasi beragama, berkepentingan dalam menjaga keutuhan bangsa yang beragam ini. Program berkesinambungan dan terukur itu, selain dapat dilakukan melalui lembaga formal di bawah naungan Kemenag, seperti madrasah, perguruan tinggi, dan KUA juga dapat bekerja sama dengan ormas NU dan Muhammadiyah.

Selain dua ormas tersebut, tidak menutup juga ormas keagamaan lainnya dalam rangka peningkatan pemahaman dan kesadaran pentingnya memahami moderasi dan keberagaman dalam memelihara NKRI.

Terkait lembaga formal yang dinaungi secara struktural, Kemenag dapat dengan mudah melakukan transformasi moderasi beragama melalui keteladanan dan pendidikan karakter terjenjang dalam kurikulum.

Keteladanan dan pendidikan karakter yang proporsional dan profesional akan menghasilkan output baik, setidaknya pendidikan karakter yang diperoleh selama menempuh pendidikannya mewarnai pola pikir dan perilaku sehari-hari.

Dalam melaksanakan pembinaan umat dan mewujudkan pendidikan karakter, tidak akan mampu terwujud bila tidak didukung semua pimpinan dan pegawai Kemenag. Di sinilah pentingnya kebersamaan sebagaimana disebutkan mantra kedua.

Olehnya itu penyebab munculnya gerakan separatis, teroris, radikalis, dan terbentuknya kelompok ekstrem dipicu perasaan ketidakadilan, tidak terlayani, dan kemiskinan yang terstruktural secara turun-temurun.

Sehingga Kemenag dituntut memberikan pelayanan berkualitas dan profesional. Pelayanan prima itu harusnya sejalan dengan tuntutan zaman. Di sinilah pentingnya perubahan sikap dan mental aparatur negara dalam melayani masyarakat.

Suatu kemustahilan jika kita menuntut masyarakat mengubah pola pikir dan sikapnya, sementara aparat negara tidak mampu memberikan keteladanan dan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Kemenag juga memiliki posisi strategis dalam moderasi beragama dengan memberi perhatian besar terhadap kurikulum pendidikan karakter pada lembaga pendidikan (madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi) yang dinaungi secara struktural.

Terkait moderasi agama ini, Kemenag sangat strategis dan berpengaruh. Artinya Moderasi bagi Kemenag tidak sebatas dalam beragama, tapi lebih luas karena dapat menyentuh berbagai aspek, termasuk pengayoman dan pelayanan umat beragama. Termasuk keseimbangan dalam merangkul pihak yang selama ini terperosok dalam radikalisme, terorisme, dan ekstremisme.

“Selamat merayakan Natal 25 Desember 2019 kepada segenap umat kristiani Indonesia. Semoga damai, suka cita, dan kebahagiaan Natal senantiasa menyertai saudara dan membangkitkan semangat serta mewujudkan kehidupan yang penuh damai dan bersahabat, sebagaimana tema Natal kali ini, “hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang,” kata Fachrul Razi dalam keterangan persnya. (HAMMA)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY