Nelayan Danau Toba Resah Akibat Penebaran Ikan Pemangsa Bebas Ditebar

Nelayan Danau Toba Resah Akibat Penebaran Ikan Pemangsa Bebas Ditebar

1,992 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Simalungun, Maraknya Ikan Pemangsa di Perairan Danau Toba membuat para nelayan tradisional mulai resah dikarenakan hasil dari tangkapan para nelayan tradisional yang selama ini bisa diandalkan untuk menghidupi keluarganya, kini tak bisa lagi akibat adanya dugan ikan yang memakan anakan ikan dan telur ikan dan ditambah lagi dengan dugaan pencemaran Air Danau Toba.

Hal tersebut di sampaikan Biliher Sirat Nelayan Tradisional asal Parapat dan Jonner Sidabutar nelayan tradisional asal dusun Panahatan Nagori sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera utara, Selasa 16/01/2020

Biliher Sirait juga menyampaikan bahwa semenjak keberadaan ikan, kaca-kaca pada tahun 2012 yang silam dan ikan Bawal Tawar besar sekitar tahun 2016 yang bisa mencapai 10Kg/per ekor dan kini datang lagi ikan Setan Merah (Red Devil) hingga mengancam populasi ikan yang hidud di perairan Danau Toba,

“Dijelaskan bahwa sebelum ada ikan-ikan pemangsa (predator ) nelayan di Danau Toba bisa dikatakan sejahterah, karna setiap harinya mampu mengumpulkan rata-rata 5-6 Kg Ikan Mujahir dari 4 jaring dotonnya.

“Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, paling yang bisa kita kumpulkan dari jaring yang kita benam itu hanya mampu memperoleh tangkapan 2 hingga 3 dengan jumlah jaring 6 buah, sudah sulit lah bang akibat ikan predator itu,”tutur Biliher dengan nada kesal.

Hal yang sama juga disampaikan Mustar Damanik nelayan asal kecamatan Pamatang Sidamanik, Kelurahan Repa Sipolha Kabupaten Simalungun. bahwa ikan mujahir sudah terancam keberadaannya sejak kehadiran ikan-ikan setan tersebut

“Keberadaan ikan jenis predator ini di kawasan Danau Toba patut kita pertanyakan dari mana asalnya dan siap yang menebarnya,” kata mustar.

Mustar berharap kepada dinas terkait, agar pengawasan penabaran benih ikan di perairan Danau Toba harus lah di awasi lebih ketat lagi supanya jangan sembarang orang bisa menebar ikan sesuka hatinya,”pinta mustar.

Sementara itu Holmes leri Hutapea salah seorang Pujuan Danau Toba asal kota wisata Parapat menyampaikan, bahwa sebelum ikan red devil ada di perairan Danau Toba ikan pora pora sudah punah,

“Punahnya ikan Jenis Pora-Pora diperairan Danau Toba bukan karna ikan red devil ( lohan), melainkan karena pencemaran danau toba yang sudah sangat parah yang mengakibatkan ikan mandul dan tidak dapat lagi berkembang biak,”ungkat holmes.

Holmes juga menyampaikan bahwa faktor utama punahnya ikan pora-pora dari perairan Danau Toba diduga berasal dari pakan yang mengandung kedelaitransgeni (ksoiyabean) atau

kandungan yang kita duga digunakan untuk memandulkan ikan agar cepat besar, dalam arti di buat jadi mono sex. yang selama ini para petani dan perusahaan tidak memikirkan dampaknya buat Nelayan tradisional Danau Toba,”kata Holmes. (Stg)

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY