Suara Indonesia News – Kabupaten Cirebon. Di tahun 2021 Pemerintah pusat masih melanjutkan agenda covid 19 dan menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk skala mikro dan melalui Kemendes menginstruksikan Dana Desa dapat digunakan untuk kegiatan PPKM minimal 8% dari total yang ada.
Di bulan Juni saat ini dimana kondisi cuaca tidak menentu menjadi salah satu penyebab merebaknya warga yang terpapar covid 19, sementara Pemerintah Desa dengan dana PPKM yang ada tidak kurang untuk mensosialisasikan protokol kesehatan 5 M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi Kegiatan dan menghindari kerumunan. Dan mendirikan posko kesehatan di tingkat RW juga menyediakan ruang isolasi, tapi saat virus covid merebak siapa yang disalahkan?
Saat media berkunjung ke Desa Bobos Kecamatan Dukupuntang, Abdullah sekretaris Desa mewakili pejabat Kepala desa menjelaskan saat ini kecamatan Dukupuntang sedang zona merah, Camat dan istri positif covid, di desa kami sendiri dalam Minggu ini ada 5 orang yang meninggal karena covid. Dua orang meninggal saat isolasi di rumah yang kebetulan suami istri kena tapi hanya suaminya yang meninggal di RT yang berbeda.
Sekarang kami mau melakukan woro-woro pada masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5 M sambil mengantarkan paket sembako bagi warga yang melakukan isolasi mandiri di rumahnya. Hari ini juga seluruh pegawai kantor kecamatan diswab karena Camat dan istrinya positif covid juga dilakukan WFH (work from home),” urai Abdullah di ruang tamu saat berbincang dengan tim media (Senin, 29-06-2021).
Sekdes Bobos berharap masyarakat bisa mentaati prokes yang 3 M supaya rantai penyebaran covidnya bisa diputuskan dan virusnya segera menghilang supaya kegiatan bisa dilakukan kembali secara normal dan pembangunan bisa berjalan.
Selangkah kedepannya menemui H. Engkos Kostari Kuwu Desa Sindang Jawa yang masih berkutat dengan laptopnya, menjelaskan ada 4 desa di kecamatan Dukupuntang yang sedang merebak virus covidnya, desa Sindang Jawa, desa Mandala, desa Cisaat dan Desa Bobos. Penerapan PPKM disini sudah sesuai prosedur yang ada tapi gimana pengaruh medsos dan cuaca yang membuat warga enggan menerapkan protokol kesehatan.
Tidak semua wilayah desa terpapar covid hanya 5 RW saja itupun ditiap RW hanya satu RT saja yang ada warganya terpapar, termasuk di pondok pesantren yang ada, dimana kyai nya terpapar covid dan akhirnya santri yang ada dipulangkan.
Pada intinya warga dan pemerintah desa harus saling bersinergi untuk memutus rantai penyebaran covidnya, supaya covid segera berlalu dan kegiatan masyarakat bisa pulih seperti semula dan pembangunan yang sudah direncanakan bisa berjalan sesuai harapan kita semua, pungkas H. Engkos menutup pembicaraan. (Hatta)