Indria Febriansyah: Indonesia Tidak Hanya Merdeka Secara Politik, Tetap Penyokong Pangan Dunia

Indria Febriansyah: Indonesia Tidak Hanya Merdeka Secara Politik, Tetap Penyokong Pangan Dunia

110 views
0
SHARE

JAKARTA, SUARA INDONESIA NEWS |  Peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Istana Merdeka hari ini menjadi momen penuh haru bagi para relawan Presiden Prabowo Subianto.

Indria Febriansyah, Ketua Umum Kabeh Sedulur Tamansiswa Indonesia sekaligus pendiri Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) DIY, mengaku menitikkan air mata saat menyaksikan Presiden Prabowo berdiri sebagai inspektur upacara.

“Kami merasa bangga dengan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Saat ini Indonesia tidak hanya merdeka secara politik, tetapi juga melaju menjadi penyokong utama pangan dunia. Penguatan sektor ekonomi riil yang digeber habis-habisan oleh beliau menjadikan Indonesia lebih mandiri,” ujar Indria dalam keterangannya, Minggu (17/8).

Menurutnya, capaian tersebut bukan perkara mudah. Tantangan datang bukan hanya dari kompetisi global, tetapi juga dari “musuh dalam selimut” berupa jaringan mafia dan praktik korupsi di dalam negeri. “Namun, kami melihat kemenangan akan selalu berpihak pada pemimpin yang ikhlas,” tambahnya.

Tonggak Nasionalisme Baru

Perayaan kemerdekaan tahun ini disebut banyak pihak sebagai tonggak balik semangat nasionalisme bangsa. Teori nasionalisme modern menyebutkan bahwa peringatan dan ritual kenegaraan berfungsi memperkuat identitas kolektif serta solidaritas sosial. Kehadiran Presiden sebagai simbol negara di momen sakral tersebut menegaskan kembali ikatan antara rakyat dan pemimpinnya.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Arif Nugroho, menilai bahwa kepemimpinan Prabowo berusaha menegaskan kembali konsep “nation-building” melalui kedaulatan pangan dan penguatan ekonomi riil. “Simbolik sekali, pada usia 80 tahun republik, Indonesia ingin tampil bukan hanya sebagai negara besar, tetapi juga berdaulat di tengah dinamika global,” jelasnya.

Antara Harapan dan Tantangan

Meski demikian, tantangan ke depan masih berat. Para analis mengingatkan bahwa pemberantasan mafia ekonomi dan korupsi tidak bisa hanya mengandalkan figur presiden, melainkan juga memerlukan reformasi kelembagaan dan partisipasi aktif masyarakat sipil.

Bagi relawan Tamansiswa, optimisme tetap menjadi pegangan. “Kami yakin, dengan kepemimpinan yang tulus, Indonesia bisa menaklukkan setiap tantangan,” tutup Indria. (GD)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY