Kematian itu Pasti, Bersiaplah!

Kematian itu Pasti, Bersiaplah!

225 views
0
SHARE

Buletin edisi Jum’at 30 Jumadil awal 1447 H/21 November 2025 M.

Oleh: Hamma Advokasi Hukum

SUARA INDONESIA NEWS | Sebagaimana Data menunjukkan bahwa dalam Setiap hari kita disuguhi oleh berita duka. Apakah berita duka itu datangnya melalui media cetak, media elektronik,  Bahkan kita dapat melihat sendiri dengan mata kepala kita dimana kerabat, teman, bahkan  tetangga kita satu demi satu berpulang kerahmatullah.

Dan tentu kita juga yakin, bahwa pasti akan datang suatu hari dimana nama kita  juga akan disebutkan berpulang ke Rahmatullah,

Jadi hakekatnya kita semuanya ini adalah para calon-calon mayat, atau disingkat menjadi CAMAT, walaupun kita tidak punya SK secara resmi, namun yang SK kan kita semua adalah Malaikat maut.

Olehnya itu, sudahkah kematian demi kematian ini yang ada di sekitar kita menjadi nasihat bagi kita?

Sudahkah takziah yang sering kita lakukan ini menjadi tausiah bagi kita semua?

Karena Maut adalah kepastian yang tidak dapat dimajukan atau pun dimundurkan barang sesaat pun.

Malaikat maut  tidak pernah sama sekali minta izin kepada orang kaya,

Malaikat maut tidak pernah sama sekali minta izin kepada para  pejabat-pejabat.

Juga Malaikat maut tidak pernah sama sekali minta permisi kepada  orang yang sehat, karena Ajal itu tidak  menunggu kita sakit.

Ajal juga tidak menanti masa tua kita. Jika telah datang waktunya, siapa pun pasti akan menemui ajalnya.

Oleh karena itu, persiapan menuju kematian semestinya kita lakukan dalam setiap tarikan nafas kita.

Karena hakekat hidup kita ini hanya sebatas tarikan nafas

kita semuanya ini adalah hitungan hari demi hari, jika sehari kehidupan kita pergi bukan berarti umur kita bertambah, TIDAK…!!!

Tapi jatah kehidupan kita didunia ini semakin berkurang, sehari kehidupan kita telah pergi, berarti semakin dekat kita menuju kepada Allah Swt.

Perlu dipahami bahwa ” Semakin bertambah usia, semakin lemah tangan menggenggam. Karena Allah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.”

“Semakin bertambah usia, semakin kabur mata kita. Karena Allah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat akhirat.”

“Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita. Karena Allah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan. Namun hati yang berpaut kepada Allah, tiada pernah mengecewakan.”

“Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-gigi kita. Karena Allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur ke dalam tanah selamanya.”

“Semakin bertambah usia, semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita. Karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawa akan diambil.”

“Semakin bertambah usia, semakin putih rambut kita. Karena Allah sedang ingatkan kain kafan yang putih.”

“Begitu juga hati kita, semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian. Karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY