Suara Indonesia News – Mamuju, Ka.kanwil Kemenag Sulbar Bapak Dr.H.M. Muflih B. Fattah, MM,. didampingi Kabid Pendidikan dan Keagamaan Islam (Pakis) H.Ahmad Barambangi S.Ag, M.Ag. membuka secara resmi kegiatan Workshop Penyelenggaraan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional pada pondok pesantren salafiyyah, yang dihadiri beberapa Kepala Seksi lingkup bidang pakis, para guru mata pelajaran Umum pada pesantren salafiyah yang ada di 4 Kabupaten Se Provinsi Sulawesi Barat. 29/02/2020.
Ketua Panitia Pelaksana kegiatan workshop Kuddus S.Hi, saat menyampaikan laporannya mengungkapkan Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan regulasi terkait pelaksanaan US dan UN terkait lahirnya Pemendikbud No 43 tahun 2019 tentang penyelenggaraan ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan dan ujian Nasional.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari mulai dari tanggal 29 Februari sampai dengan Maret 2020 diharapkan para peserta secara maksimal menyerap pengetahuan dari materi materi yang disuguhkan, ungkap Ketua Panitia Pelaksana.
Dalam Sambutannya Kakanwil Kemenag Sulbar Dr. H. Muflih, juga memberikan apresiasi terselenggaranya kegiatan ini, bagaimana suksesnya penyelenggaraan UN dan US mulai dari tingkatan Ulya, Wustha, dan Ula tentu tanggung jawab kita bersama.” Tutur Muflih.
Selanjutnya Dr. H. Muflih mengungkapkan lahirnya Permendikbud No 43 tahun 2019 tentu banyak gagasan yang cemerlang yang di capai perubahan sistem pendidikan nasional yang berlaku di negara kita, tentu imbasnya bukan hanya di sekolah umum tetapi juga imbasnya di sekolah sekolah agama pondok pesantren. Asesstmen Kompetensi Minimal tentu akan di uji, di evaluasi sehingga melahirkan anak anak yang cerdas dan berkarakter,” ungkap Muflih.
Kakanwil mengharapkan kepada pengelola Pesantren Harus tetap pada on the track,. Tentu diharapkan bukan hanya peningkatan sarana dan prasarana nya tetapi yang kita inginkan luaran luaran atau teloran teloran pondok pesantren ini, lebih dari sekolah sekolah yang lain, disamping dia pintar dalam ilmu agama memiliki karakter dan tetap dalam bingkai Moderasi Agama.”harap Muflih. (Hamma/fad)