Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulbar Melaksanakan Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama di...

Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulbar Melaksanakan Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama di Wilayah Kabupaten Mamuju

324 views
0
SHARE

Suara Indonesia Indonesia – Mamuju. Pembukaaan kegiatan ini dihadiri oleh Kakanwil Kemenag Sulbar, Dr. H. M. Muflih Bachyt Fattah, MM, Kepala Bidang Bimas Islam, Dr. H. Misbahuddin, M. Ag; Kasi Penais, Drs. H. Muhammad Sukri Mondang; Kasi Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Hj. Fatmah, SE., MM. Sabtu 17 Oktober 2020

Kegiatan ini akan dilaksanakan di empat kabupaten, yakni kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Tengah.

Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama merupakan program unggulan Kementerian Agama yang dilaunching pada pertengahan September lalu oleh wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid.

Sebelum kegiatan ini dilaksanakan, Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat sebelumya telah mengundang beberapa ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, DDI, Wahdah Islamiyah serta  beberapa ormas Islam yang lain untuk duduk bersama dalam sebuah forum silaturrahim membahas persoalan yang sempat menuai pro kontra ini.

Pelaksanaan Bimtek Penguatan Kompentesi penceramah Agama di kabupaten Mamuju, menghadirkan narasumber dari  Ka. Kanwil Kemenag Sulbar, dirjen bimas islam Prof DR Kamaruddin amin, direktur penais DR.H.Juraidi MA. Kabinda Sulbar, Kapolda sulbar, Serta Danrem Tatag Sulbar.

Dandim 1418 Mamuju, Kolonel Inf. Tri Aji Sartono, yang berkesempatan menyampaikan materi pada hari ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan.

“Perbedaan adalah hal niscaya. Setiap orang pasti berbeda. Tapi, perbedaan itulah yang menguatkan kita sebagai bangsa. Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus senantiasa merawat itu”, kata Kolonel energik ini.

Dengan piawai, kolonel bertubuh gempal ini memberikan analogi tentang betapa perbedaan jika dirawat dengan baik akan menjadikan kita kokoh. Beliau mengambil contoh pada sebuah bangunan. Bangunan, katanya, tidak terbuat dari satu unsur saja. Bukan pasir saja, atau semen saja, atau batu bata saja. Sebuah bangunan merupakan gabungan dari berbagai unsur pembentuk ; pasir, semen, batu bata dan air. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada, maka sebuah bangunan tidak akan berdiri kokoh atau bahkan tidak akan pernah terwujud. Setiap unsur pembentuk tidak ada yang sama. Semuanya berbeda. Namun, justru karena perbedaan itulah sebuah bangunan dapat berdiri kokoh. Kalau hanya batu bata, itu bukan bangunan, tapi tumpukan atau susunan batu bata.

“Ada perbedaan, pasti. Tapi, kita harus adaptif. Kita harus selalu menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama, suku, ras dan budaya”,

Di akhir ulasannya, sang Kolonel berpesan kepada para penceramah agama selalu menebarkan kepada masyarakat pentingnya persatuan dan bahwa kita adalah bangsa yang besar sehingga selalu ada kelompok yang berusaha membuat kita kecil.

“Ikan cepak, ikan gabus, ikan lele. Lebih cepat lebih bagus, tidak bertele-tele”, pungkas sang Kolonel dengan pantun berima.

Untuk narasumber dari Kementerian Agama RI, materi akan disampaikan secara virtual di hari kedua, besok. (Hamma)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY