Bulan Suci Ramadhan Merupakan Refleksi Keimanan, Kesabaran, Keikhlasan dan Tanda Syukur

Bulan Suci Ramadhan Merupakan Refleksi Keimanan, Kesabaran, Keikhlasan dan Tanda Syukur

367 views
0
SHARE

Oleh: Ning Millatussa’diyah, S.Pd.I. (Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal)

Suara Indonesia News. Berpuasa dalam Bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh orang muslim dengan menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat lainnya.

Bahwa pembahasan mengenai Iman dan Taqwa ada di dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang berarti “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.

Dijelaskan dalam satu ayat mengenai kewajiban berpuasa tersebut. Alasannya karena beriman adalah input, berpuasa adalah proses dan bertaqwa adalah outputnya.

Setiap orang yang berpuasa selalu berharap bahwa puasanya akan diterima oleh Allah SWT. Namun dalam menjalankan ibadah puasa banyak godaan, cobaan dan tantangan yang dihadapi.

Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh orang berpuasa untuk berbuat kebajikan seperti banyak membaca Al-Qur’an dan banyak bersedekah.

Umat islam pada umumnya berlomba-lomba untuk beramal dan bersedekah kepada sesama di bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya :

“Sedekah paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR At-Turmudzi)

Semua yang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan tergantung kepada iman, kemurnian niat dan keikhlasan yang semua berada dalam hati. Sedangkan sesuatu yang berada di dalam hati hanya Allah yang maha mengetahui. Selain itu, dengan bersyukur dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa seseorang sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas iman seseorang.

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

“…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 177).

Sabar merupakan salah satu sifat orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Secara langsung, puasa mengajarkan dan melatih kita untuk bersabar.

Bersabar dalam menahan lapar dan dahaga dari waktu fajar hingga terbenamnya matahari dan sabar menahan diri dari segala bentuk perbuatan yang dapat membatalkan puasa atau menghilangkan pahala.

Bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini menjadi penting untuk dilakukan oleh setiap orang karena Allah akan menambah nikmat lebih banyak lagi kepada setiap orang yang bersyukur. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 7 yang berbunyi: “Dan ingatlah, tatkala Tuhuanmu mempermaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Tidak semua orang bisa beribadah di Bulan Ramadhan. Karena itu, setiap Muslim patut selalu mensyukuri nikmat Ramadhan. Apalagi, banyak keutamaan dan hikmah, baik rohani maupun jasmani, yang didapatkan selama Ramadhan.

Bersyukur dengan melakukan perbuatan, yaitu membalas nikmat Ramadhan yang diberikan dengan melakukan ibadah, menolong dan membantu kepada sesama.

Oleh karena itu, terlepas dari berbagai godaan dan tantangan yang dihadapi dalam berpuasa, maka bersyukur merupakan salah satu sikap yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari baik dalam beribadah kepada Allah maupun beramal kepada sesama manusia, sehingga dengan bersyukur maka akan meningkatkan kualitas iman seseorang.

Selain bersyukur, maka keikhlasan seseorang dibutuhkan dalam berpuasa karena ikhlas merupakan sikap dan perilaku yang menjadi pondasi dari iman seseorang. Allah tidak akan menerima suatu awal perbuatan tanpa dikerjakan secara ikhlas. Perintah untuk ikhlas ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah: 5, yang berbunyi: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (dengan ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang demikian itulah agama yang lurus”.

Dengan demikian, dalam berpuasa hendaklah memurnikan niat guna mendapatkan keridhoan Allah sehingga puasanya diterima oleh Allah SWT. Aamiin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY