Suara Indonesia News – Banda Aceh, Dewan Pimpinan Pemuda Cinta Aceh (PCA) mengadakan Aceh Lawyers Club (ALC) dengan tema “Cegah Konflik, Radikalisme, Narkoba, Tingkatkan Kualitas Pendidikan serta Entaskan Kemiskinan di Aceh dalam Bingkai Syariat Islam”, di Hermes Palace Hotel, Sabtu, (14/03/2020).
Terlihat dalam kegiatan ALC ini, menggunakan tema acara yang “serba merah”, untuk melambangkan semangat dan keberanian generasi muda dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada di Aceh melalui forum diskusi istimewa ALC.
Kegiatan ALC ini dimoderatori oleh seorang Akademisi Unsyiah, Basri Effendi, S.H., M.H., MKn. ALC juga mengusung konsep “Lawyers Club” ini sengaja diusung untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berdiskusi demi kemajuan Aceh kedepannya, serta PCA juga tak tanggung-tanggung mengundang berbagai stakeholder di lokal dan nasional untuk memberikan pandangan terhadap kondisi Aceh, yang menurut PCA kondisi Aceh hari ini sangatlah memprihatinkan jika tidak segera dibenahi secara bersama-sama dan kekeluargaan.
Adapun berbagai perwakilan yang berhadir yaitu dari Kodam Iskandar Muda, Polda Aceh, Gubernur Aceh, Kantor Wali Kota Banda Aceh, H. M. Nasir Djamil, S.Ag., M.Si. (Ketua Forbes DPR/DPD RI), Safaruddin, S.Sos., M.S.P. (Wakil Ketua III DPRA), M. Rizal Falevi Kirani (Ketua Komisi V DPRA), Ali Basrah, S.Pd., M.M. (Anggota DPRA), Perwakilan MPU Aceh, Prof. Dr. Hasbi Amirudin, M.A. (Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Aceh), Dr. Amri, S.E., M.Si. (Akademisi Unsyiah), Muhammad Nazar (Tokoh Aceh), Munzami Hs, S.E (Ketua IDeAS), Reza Hendra Putra (Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry), Mahlil Ridwan (Penerima Anugerah Lembaga Wali Nanggroe), BNN Aceh, Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Aceh, Dinas Sosial Aceh, dan instansi lainnya untuk ikut serta memberikan warna berbeda dalam kegiatan diskusi.
Kegiatan diskusi dimulai sejak pukul 14.00 WIB hingga selesai pukul 16.00 WIB ini berlangsung cukup panas dan menarik perhatian dari seluruh elemen masyarakat yang berhadir, hal ini terlihat dari “membludaknya” jumlah peserta yang sangat antusias berdatangan untuk menyaksikan kegiatan diskusi yang tergolong sangat langka diadakan di Aceh ini, dan tentunya dengan dukungan penuh dari seluruh pihak.
“Yang pertama, saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung kami, dan juga kepada sponsor-sponsor kami. Dengan adanya dukungan yang penuh oleh semuanya, acara ini bisa berjalan sukses. Penonton membludak, hal ini menjadi bukti bahwa semangat dan antusias masyarakat untuk peduli terhadap Aceh itu sangat tinggi. Hak baik ini patut diapresiasi oleh semuanya, karena inilah caranya dan inilah jalannya menurut kami, agar semua orang bisa berpikir lebih kritis demi kemajuan Aceh kedepannya, Amin”, ujar Ketua Umum PCA, Sulthan Alfaraby, saat jumpa Pers.
Setelah itu, Ketua Pembina PCA, Heri Safrijal, ikut membenarkan pernyataan Ketua Umum PCA, bahwa hal ini sengaja dilakukan demi kemajuan Aceh dan mengasah pola pikir generasi muda Aceh.
“Benar, ALC merupakan wadah untuk berdiskusi tentang permasalahan di kedepannya. Kami harap, ini akan terus berkelanjutan dan didukung oleh semua pihak. Setiap ada masalah maka akan kami limpahkan ke forum ALC, biarkan kita menyelesaikannya secara bersama-sama dan kekeluargaan. Yang terpenting, kita akan terus bergerak demi masa depan Aceh yang lebih baik”, tambahnya.
Terakhir, Ketua Pakar PCA, Razali Idris, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Provinsi Aceh, berharap kepada generasi muda Aceh untuk terus berjuang dan bersemangat dalam memperjuangkan nasib rakyat Aceh, salah satunya adalah menghidupkan forum diskusi demi mencari jalan keluar setiap permasalahan.
“Saya selaku Ketua Pakar PCA, mengingatkan kepada seluruh generasi muda Aceh untuk lebih peduli, berjuang dan tetap bersemangat untuk memperjuangkan nasib rakyat kita. Karena bagaimanapun, masalah-masalah di Aceh seperti kemiskinan dan hal lainnya akan lebih baik dan bijak kita mulai dengan langkah berdiskusi. Hal ini akan terus kita coba hidupkan dan usahakan agar terwujudnya budaya saling bertukar pikiran dan akhirnya menghasilkan sebuah solusi kongkrit yang bisa kita ajukan kepada pemangku jabatan di Aceh kedepannya”, tutupnya. (Sulthan)