Suara Indonesia News – Tangerang. Beginilah kondisi keadaan rumah Iwan (60) salah satu warga Desa Laksana, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang yang sudah hampir sepuluh tahun menempati rumah tak layak huni. Kayu lapuk ditambah atap yang berkarat dan bolong. Muncul kesan tinggal menunggu hitungan waktu roboh saja.
Tapi, apalah daya karena faktor ekonomi yang begitu lemah sehingga menyulitkan penghuni rumah tersebut untuk membangun rumah yang dikatakan layak huni. Mayoritas keseharian mereka adalah pencari rumput di kebun milik warga.
Namun, pertanyaan inilah yang tepat di lontarkan. Dimana Pemerintah Desa, Kecamatan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, hingga kini sedikitpun belum ada memberi sentuhan bantuan apapun.
“Keseharian saya bekerja sebagai pencari rumput di kebun milik warga dan mencari ubotol aqua bekas disepanjang jalan agar bisa dijual untuk membeli beras,” ucapnya Iwan dihadapan awak media. Selasa (26/4/2022) Siang.
Kalau penghasilan yang kami dapatkan kadang enggak menentu, paling besar mendapatkan sebesar Rp. 25.000 (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) dan paling kecil mendapatkan sebesar Rp. 12. 000 (Dua Belas Ribu Rupiah) dalam perharinya.
Saya tinggal bersama isteri dan ke-empat anak saya. Anak pertama perempuan bernama Yayan (30) sudah menikah dan sekarang sudah bercerai dengan suaminya.
“Harapan saya kedepannya semoga pemerintah daerah bisa membantu untuk meringankan sedikit beban kami ⅚melalui program bedah rumah,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua FWJI DPW Banten Robby dalam kunjunganya ke rumah tak layak huni milik iwan, sekaligus memberikan bantuan sosial kepada keluarga iwan mengatakan,Bahwa prihatin melihat rumah iwan yang memang benar benar tak layak huni dan rumah nya sudah miring hampir rubuh.semesti nya Pemerintah bergerak cepat dan harus Peduli terhadap masarakat yang tergolong miskin dan rumahnya tak layak huni.
“Saya mendesak pemerintah terkait segera memperbaiki rumah tersebut dan segera memberikan bantuan program sosial kepada keluarga iwan, jangan sampai tangerang utara yang sedang dalam proses kemajuan dan pembangunan yang luar biasa masih ada masarakat yang miskin terlupakan,” ujar Robby.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Pakuhaji Sugiyono AKS mengatakan, “Terkait perihal salah satu warga Desa Laksana, Kecamatan Pakuhaji yang saat ini kedapatan belum terfasilitasi rumah layak huni, hingga kini staft pemberdayaan kami pun masih menunggu hasil laporan data dari pihak desa yang bersangkutan,” katanya.
Dan kedepannya kami akan melakukan monitoring mengenai sejauh mana perkembangan hasil laporan dari pendataan rumah tidak layak huni tersebut.
“Kami berharap semoga penerima manfaat bisa hidup dengan pola hidup bersih dan sehat serta mendapatkan rumah yang layak huni sebagaimana rumah-rumah pada umumnya,” pungkasnya. (Hari R)