GBNN LPRI Kota Tanjungbalai, Soroti Kinerja Pemerinta Kota Tanjungbalai yang Amburadul  dan...

GBNN LPRI Kota Tanjungbalai, Soroti Kinerja Pemerinta Kota Tanjungbalai yang Amburadul  dan Terindikasi KKN

889 views
0
SHARE
Foto : Ketua GBNN LPRI Gimin Simatupang baju biru, sekretaris GBNN LPRI Rahmat Hidayat baju hitam bersama anggota lainnya usai mengadakan temu pers di depan kantor Pengadilan Negri Tanjungbalai.

Suara Indonesia news – Tanjungbalai, Garda Bela Negara Nusantara Lembaga Pengawasan Reformasi Indonesia (GBNN LPRI), Kota Tanjungbalai, Menyerukan suara rakyat, menyerukan suara pemerintah reformasi yang menyatakan bahwa kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.

Hal ini dikatakan Rahmat Hidayat selaku sekretaris GBNN LPRI Kota Tanjungbalai bersama dengan Ketua GBNN LPRI Kota Tanjungbalai Gimin Sumatupang. Dalam konfrensi pers nya, Kamis 26/09/2019 petang. Om Day menjelaskan bahwa tugas GBNN LPRI utama adalah melindungi Pancasila, menjaga keutuhan Negara NKRI dari perpecahan,

“Kami siap melawan segala bentuk yang bisa memecah belah bangsa apapun dia. Berbicara mengenai pekerjaan di Tanjungbalai, kami melihat banyak lagi di Tanjungbalai pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota yang masih belum tepat. Salah satunya adalah infrastruktur  tentang kebutuhan masyarakat yang paling utama, terlihat dalam keseharian di masyarakat Tanjungbalai adalah abu dan debu”.

“Kemudian ada beberapa bagian infrastruktur di Tanjungbalai yang masih belum layak seperti Jalan banyak berlubang, Kerikil dan seolah-olah Tertinggal dari pandangan pemerintah. GBNN LPRI Kota Tanjungbalai berharap Pemerintah Kota bersinergi dengan semua elemen masyarakat termasuk GBNN LPRI Tanjungbalai untuk membenahi semuanya.

Untuk menyikapi apa yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota,  pemberian dana kepada Kelurahan supaya perkembangan pembangunan di kelurahan dapat dicepatkan, itu sangat baik, hanya kami melihat banyak indikasi penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan dari pekerjaan yang dibiayai oleh negara kepada kelurahan. Artinya, indikasi penyimpangan itu ada pada pihak ketiga pelaksanaan pekerjaan infrastruktur.  itu tidak mempunyai acuan atau dikerjakan asal-asal, terang Om Day.

“Kemudian kami juga menyikapi tentang hal-hal yang dilakukan oleh kelompok  orang yang kurang bertanggung jawab, banyaknya uka- uka, yang mengatakan dirinya sebagai bagian dari pemerintahan sehingga mampu untuk melaksanakan atau menjelek-jelekkan nama pemerintah, menjual jual proyek dengan nama nota bene orang-orang tersebut, hal ini sangat kami sesalkan karena proyek pemerintah bukan mau dijual belikan, itu digunakan untuk kesejahtraan Rakyat”,

Tambahnya lagi “Salah satu penjual proyek yang kami temukan adalah oknum yang cantik dan berdasi dan baik yang disinyalir namanya berinisial AW. Saya harapkan juga kepada semuanya elemen yang ada di Tanjungbalai baik LSM, wartawan, pelaku-pelaku sosial kontrol kemasyarakatan mari bergabung dengan GBNN LPRI kota Tanjungbalai. Karena saya lihat bahasa pembangunan di Tanjungbalai dimulai dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat kalau memang kedepan ini kita tidak mau bersinergi maka kita Biarkanlah kota ini hancur hanya kita kasihan dengan kota ini yang dilahirkan oleh nenek moyang kita bahwa sudah lebih 700 tahun kota ini berkibar, Janganlah masa-masa yang enak ini harus di kota ini menjadi turun tingkatan dari kota menjadi Kecamatan atau kelurahan”, tegasnya.

“Kami GBNN LPRI juga menyikapi tentang proyek proyek yang dibiayai oleh pemerintah kota, yaitu BKM ( program Kotaku), bahwa kami mengkritik BKM-BKM yang diangkat itu banyak yang kurang profesional artinya, mulai dari provinsinya yang tidak ada hubungannya infrastruktur dan jasa, tiba-tiba diangkat meliputi tentang pekerjaan itu, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan mereka banyak amburadul, belum lagi disinyalir bahwa adanya pungutan-pungutan dari dana-dana tersebut yang dilaksanakan oleh pelaksana-pelaksana BKM atau koordinator BKM, Tentang koordinator setingkat di atas mereka ada yang dipotong sekian  persen sehingga uang masyarakat habis ke persen persen saja”, cetus Om Day.

“GBNN LPRI mau, marilah kita bersama-sama hilangkan Korupsi, jangan timbulkan jati diri kita tentang pelaku korupsi, ini adalah bagian perbuatan setan.  Apakah mau pelaku-pelaku pelaksana uang negara ini dibilang setan?, Saya tinggal menanyakan kepada mereka mereka yang melakukan korupsi, karena korupsi pada umumnya perlakuan Dajjal tolongin hindari itu. Mudah-mudahan sampai sekarang orang yang GBNN LPRI mengharamkan korupsi”,

“Kemudian satu lagi untuk para kepala Dinas, saya Sebutkan Anda Anda menjabat sebagai kepala dinas itu bukan kemauan Anda tapi adalah kemauan reputasi anda yang diangkat oleh rakyat, maka salah satu perbuatan Anda sebarkan nomor HP anda agar orang yang berurusan dengan instansi Anda Apabila mendapat Penyimpangan di lapangan mudah menghubungi anda, bukannya Anda berondok di belakang WC”.

“Saya harapkan juga kepada instansi instansi yang dibawah dinas, janganlah kalian menyembunyikan informasi karena ada beberapa kali saya datang ke kantor dinas menanyakan tentang nomor telepon kepala dinas mereka menyatakan tidak tahu seolah olah ketakutan, seolah yang datang ini pencabut nyawa. Apakah ini namanya pelayanan masyarakat? saya tetap salah kan juga Pemerintah Kota dalam hal ini Bapak Walikota, Tolong dikasih peringatan pada kepala-kepala Dinas supaya mereka melakukan pelayanan itu memang sebenar-benarnya kalau memang mereka tidak patuh berhentikan pak wali”,

“Salah satunya tentang konfirmasi yang kami lakukan berapa dinas yang menyimpang bahkan ada juga di Dinas Pendidikan tentang sekolah yang kami sikapi tentang pelaksanaannya sampai sekarang menyimpang dan setelah kami konfirmasi dengan salah satu anggota dewan beliau menyatakan bahwa betul di situ ada penyimpangan tapi sampai sekarang tidak diluruskan apa penyimpangan itu artinya apa, ada pembiaran pembiaran uang negara itu uang rakyat yang seolah-olah enggak ada masalah kalau pun dilaksanakan inilah kesalahan dari pada budaya  pejabat di Tanjungbalai”,

“GBNN LPRI Kota Tanjungbalai, meminta kepada semua aparatur Pemerintah instansi pertikal yang ada, kemudian para pengusaha, mari bersama-sama membangun kota Tanjungbalai ini, lihat masyarakat yang sekarang ini sudah tidak lagi mempunyai pegangan usaha banyak ditutup kesempatan pekerjaan tak ada, mau lari ke dalam pekerjaan pemerintah harus bayar dulu 12%,18% bahkan sampai ada proyek yang kata pengusahanya 22% dibayar, ini semua cerita gila dan gila, akhirnya GBNN LPRI menyatakan janganlah sampai orang di Tanjungbalai ini menjadi gila semuanya”, pungkas Om Day. (Taufik)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY