Suara Indonesia News – Labuha, Tim Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) bergerak cepat memberikan bantuan kepada Masyarakat yang berdampak gempa.
Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Halsel, Helmi Surya Botutihe mengatakan bahwa, gempa yang terjadi pada hari Minggu kemarin, di rasakan oleh seluruh Wilayah di Kabupaten Halsel, Dan yang paling parah, Kata Helmi yaitu berada di Wilayah Pulau Halmahera, khususnya di Wilayah Kecamatan Gane Barat, Gane Timur, Gane Timur Selatan, Gane Barat Selatan, Gane Barat Utara, Kepulaun Joronga serta Daerah Bacan Timur, Bacan Timur Tengah, Serta Bacan Timur Selatan.
“Kami fokus memberikan bantuan dan upaya dalam rangka agar mereka mendapatkan bantuan, berupa makanan, minuman, obat-obatan, Terpal, selimut serta perlengkapan bayi,” ungkap Helmi. (17/07-19)
Dijelaskannya, Gempa Bumi 7.2 SR yang menguncang Halmahera Selatan ini, mengakibatkan rumah warga banyak yang ambruk sehingga warga harus mengungsi ditempat yang tinggi dan aman.
lanjut Helmi, sementara untuk saat ini banyaknya bangunan yang rusak masih terus didata kembali, dan saat ini para warga masih menetap di tempat-tempat pengungsian, dan rumah-rumah Warga yang Ambruk akan segera di Rehabilitasi kembali.
“Saat ini kami sudah melakukan pendataan, tetapi ada juga beberapa Desa yang bangunannya rata tanah, seperti di Desa Yomen Gane Timur Selatan dan Gane Timur Utara,”jelasnya
Helmi juga menyampaikan bahwa saat ini Korban meninggal dunia sudah 4 orang, 2 orang dari Desa Gane Luar Kecamatan Gane Timur Selatan atas nama Aina Amin, 58 tahun, Biji Siang 63 tahun, sedangkan 1 korban dari Desa Gane Dalam Kecamatan Gane Barat Selatan, atas nama Asfar Mukmat 21 tahun, dan Saima Mustafa 90 tahun Warga Desa Nyonyifi Kecamatan Bacan Timur yang meninggal dilokasi pengungsian.
Selain itu juga ada ratusan korban luka-luka yang sudah ditangani oleh Tim Medis, sedangkan korban patah tangan dan kaki sudah dirujuk ke RSUD Labuha.
Dirinya juga akui kendala yang dihadapi saat ini adalah akses tranportasi, dimana diketahui rata-rata wilayah yang terkena gempa terparah adalah akses utamanya yaitu laut, karena jalan tidak bisa dilalui disebabkan rusak sehingga tidak bisa dijangkau, harus melalui tranportasi laut, sementara laut saat ini dalam kondisi gelombang tinggi, dan juga kondisi dermaga-dermaga diwilayah tersebut hancur.
“Itulah Kendala yang kami hadapi, tetapi kami akan berusaha, dengan menggunakan armada-armada laut yang kecil untuk dapat masuk ke Wilayah-Wilayah tersebut, “ungkapnya
Sementara untuk Jumlah Pengungsian, Sekda Halsel ini juga menjelaskan bahwa sudah berkisar 3 ribuan. Saat ini masyarakat masih trauma karena gempa masih terus ada sampai hari ini, disamping itu mereka sudah tidak mempunyai tempat tinggal, Karena rumah mereka sudah rusak, sehingga mereka memilih tinggal ditempat pengungsian untuk saat ini.
“Kedepannya kami akan membangun tempat pengungsian mereka sambil menunggu rumah mereka di bangun kembali, “ujar Helmi
Adapun Tanggap Darurat ini dikeluarkan selama 7 hari dimulai dari tanggal 14 sampai 21 Juli 2019.( Bur)