Ketua Fima Mengutuk Keras Atas Sikap Dinas Perkebunan Dan Pertanian Aceh, Seharusnya...

Ketua Fima Mengutuk Keras Atas Sikap Dinas Perkebunan Dan Pertanian Aceh, Seharusnya di Bina Bukan di Kriminalkan

1,100 views
0
SHARE
Ketua FIMA Muhammad Khalis

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Muhammad Khalis ketua forum interaksi mahasiswa (fima), kecewa atas sikap dan tindakan yang dilakukan dinas perkebunan dan pertanian Aceh. (25/07/2019)

Seperti yang kita lihat kemarIn di media cetak maupun media oneline, keuchik meunasah rayeuk kecamatan nisam  kabupaten aceh utara,tgk Munirwan sudah di tetapkan sebagai tersangka.

Saya rasa dinas perkebunan dan pertanian Aceh sudah salah minum obat, seharusnya tgk munirwan  di bina dan diberi fasilatas untuk mengurus semua kelengkapan sehingga bibit padi yg di hasilkan oleh BUMG kampung tgk munirwan bisa di lebelkan dan di pasarkan sebagai bibit yang berstandarisasi dan bahkan bisa kita promosikan keluar Daerah Aceh, siapa tau mareka minat dengan bibit tersebut dan bisa membawa harum lagi nama Aceh bukan seperti ini dikit dikit lapor.

Sebab selama ini bisa kita lihat bahwa tgk Munirwan, sudah membawa nama harum Aceh ini kelevel level nasioanal. Dia sudah berhasil mengembangkan jenis padi if8, bibit bantuan Gubernur Aceh di daerah dengan hasil melimpah setiap kali panen, dengan inovasinya Desa Meunasah Rayeuk terpilih menjadi juara II Nasional Inovasi Desa yang penghargaannya diserahkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, Eko Putro Sandjojo.

Karena keberhasilan itu, permintaan masyarakat terhadap bibit tersebut menjadi banyak.

Sehingga Desa Meunasah Rayeuk membentuk BUMG jual beli bibit tersebut hingga ke empat kecamatan.

Karena pengelolaan ini desa setempat berhasil menghasilkan PAD Rp 1,5 miliar.

Namun tiba-tiba Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh melaporkan Keuchik Desa Meunasah Rayeuk, Tgk Munirwan dengan delik aduan telah mengomersilkan benih padi jenis IF8 yang belum berlabel.

“Ini aneh, harusnya pemerintah membina bukan melaporkan. Ini menyakitkan kenapa pemerintah yang melaporkan padahal masyarakat tidak merasa dirugikan selama ini.

Saya selaku mahasiswa melihat problem ini kesal terhadap dinas pertanian  di karnakan persolan yg benar benar serius masalah tani mareka tutup mata misalnya masalah durian kenapa durian sekarang banyak tidak ada rasa dan bahkan tidak ada buah lagi di daerah perdalaman seperti buloh blang ara,paya bakong,dan nisam antara,  seharusnya ini problem yg harus di selesaikan ini yang merugikan masyarakat Bukan itu, tutur khalis. (Manzahari)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY