Suara Indonesia News – Kuningan, Dikisahkan pada jaman dahulu kala hidup seorang gadis cantik jelita yang mempunyai rambut panjang terurai, saking panjangnya ketika mandi di kubanagn, rambutnya pun harus dikaitkan pada sebuah gala. Dari situlah awal tertariknya Raeden Arya Santang.
Dalam kisah, Gadis tersebut bernama Nyai Dewi Candra Wulan, ia tinggal seorang diri di wilayah pasir pawoh, kecantikanya membuat seorang putra raja yang bernam Raden Arya santang jatuh cinta kepadanya dan berusaha untuk melamar.
Sedangkan Tubuh Raden Arya santang memiliki tubuh tinggi besar, membuat Nyai dewi candra wulan mengajukan satu persyaratan dalam lamaranya kepada Raden Arya santang. dimana syarat tersebut adalah, membuatkan ” susukan (sungai /kali ) harus selesai dalam waktu satu malam”.
Akhirnya perjanjian tersebut disepakati oleh Raden Arya Santang, maka pada saat itulah Raden Arya Santang mulai membuat susukan dengan menggunakan kekuatan alat kelaminnya, Susukan tersebut memanjang kesebelah utara sampai ke ujung pangkalan. Ketika belum selesai, adzan subuh telah berkumandang, Raden Arya Santang sempat putus asa lalu berpikir untuk melakukan semedi atau bertapa di gunung mandapa Ciwigebang.
Dalam tapanya mendapat petunjuk, agar melangsungkan pekerjaanya membuat susukan sampai ke wilayah kapadayan saat itulah sungai yang memanjang dari wilayah pasir pawoh sampai ke kapandayan dinamakan kali Ciberes.
Akhirnya Raden Arya Santang menagih janji kepada nyai Dewi candra wilan untuk dilamar, sedangkan Nyai Dewi Candra Wulan punya kebiasaan Ngelemar ( Nyirih ). Ketika ditagih janji, Nyai Dewi Candrawulan lari dan bersembunyi di sebuah lubang yang tinggi diaerah kabuyutan.
Raden Arya Santang marah dan geram, lalu membawa sebatang bambu untuk ditusukan kedalam lubang persembunyian, dari situlah lubang tersebut mengeluarkan air dan batang bambu menjadi berwana merah, dengan dugaan Nyai Candra wulan sudah terbunuh. maka dari situ wilayah tersebut dikenal dengan Air Kabuyutan. dan Wilayah susukan tersebut ahirnya bernama Palembang Girang.
” SEJARAH DESA SUSUKAN ”
Seiring perkembangan waktu Desa susukan kecamatan Cipicung kab.kuningan dahulunya merupakan sebuah Desa yang bernama Palembang Girang, dalam sejarah tahun islam, pada tahun 05, berdirilah wilaya Palembang Girang. hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Susukan Rusman Wijaya ketika dinkonfirmasi media.
Menurut Rusman, ketika tim media menyambangi kediamanaya jumat 08/02, menyampaikan, keberadaan Palembang Girang berdiri tahun 05, ujarnya. hal tersebut dikuatkan dengan adanya bangunan bendungan kali Ciberes, ( Sinyur ) yang dibangun pada jaman belanda tahun 18 an.
Menurut Kades Susukan, Kuwu pertama bernama Wasta Renggana atau yang terkenal dengan Kuwu Jaki, disusul oleh kuwu Pada, kuwu Singa Santana, kuwu Sumita, kuwu Wahim, kuwu Ucang (23 th ) , kuwu Sualim, Kuwu Samad, Kuwu Tahid, kuwu Ibun, Kuwu Maryono, Kuwu Sadeli dan Kuwu Rusman Wijaya.
Dalam cerita Palembang Girang dikisahkan, pada saat itu ada dua Satria Sakembaran, bernama Wasta Renggana ( kakak ) dan Wiranggana (adik ) yang sedang tertarik pada seorang putri kiyai Pangeran Sidiq, dan menjadi rebutan keduanya.
Kedua satria tersebut saling galungan ( bertarung ) tanpa henti, tidak ada yang kalah tidak ada yang menang, sampai pada ahirnya pertarunganya memasuki wilayah tanah yang dibelah oleh kali Sulado, dan wilayah Astana Buyut Walet, bahkan sampai pertaruhan diatas kali besar. Sampai akhirnya pertarungan mereka dienangkan oleh Wasta Renggana, maka sejak Saat itu batas wilayah Palembang Girang dibagi menjadi dua bagian. Bagian yang dipimpin oleh Wasta tenggana dinamakan Desa Susukan, dan Adiknya bernama Wiranggana menguasai Desa Karoya ( sekarang ) karoya itu berasal dari suku kata Karo ( dua ) ya itu air. Artinya sesuai dengan kisah kali sulado diatas, ujarbRusman Wijaya, pungkasnya. ( Sep ).