KKN Unwir Jadikan UMKM Indramayu ‘Nyai Sariah’ Naik Kelas

KKN Unwir Jadikan UMKM Indramayu ‘Nyai Sariah’ Naik Kelas

80 views
0
SHARE

INDRAMAYU, SUARA INDONESIA NEWS |  Disebuah dapur sederhana di Desa Cantigi Wetan, Kecamatan Cantigi, aroma peyek kacang yang gurih menyeruak di antara geliat aktivitas warga. Di sanalah Nyai Sariah, seorang perempuan tangguh, meracik adonan cemilan tradisional dengan resep warisan keluarga yang telah dijaga turun-temurun.

Berawal dari menjajakan peyek dari rumah ke rumah sejak 2022, kini usaha rumahan itu menjelma menjadi UMKM “Nyai Sariah” yang mulai naik kelas. Produk-produknya tak hanya dikenal di lingkungan sekitar, tetapi mulai merambah pasar yang lebih luas berkat pendampingan dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Wiralodra (Unwir) Indramayu.

Tak datang hanya membawa program, para mahasiswa KKN ini datang dengan misi: memberdayakan. Salah satu fokus utama mereka adalah mendampingi UMKM “Nyai Sariah” melalui rebranding dan penguatan legalitas usaha.

“Kami bantu dari sisi identitas usaha membuat logo baru, desain kemasan yang lebih menarik, serta membantu proses pengurusan NIB dan sertifikasi halal,” ujar Surya Faisal, salah satu anggota tim KKN Unwir.

Kini, produk yang dahulu dikemas dalam plastik polos tanpa label, telah bertransformasi menjadi kemasan yang informatif dan berkarakter. Logo “Nyai Sariah” menonjolkan semangat lokal yang dibalut sentuhan modern, menjadikan setiap kemasan tak hanya berisi rasa, tapi juga cerita.

Tak hanya soal kemasan. Mahasiswa KKN juga memproduksi video promosi serta foto-foto dokumentasi UMKM untuk mendukung pemasaran digital. “Kami ingin Nyai Sariah bisa lebih dikenal secara luas, terutama lewat media sosial,” lanjut Surya.

Produk unggulan seperti peyek kacang, rengginang, akar kelapa, kembang goyang (kue saroja), siwang, dan aneka kue basah lainnya menjadi bukti ketekunan Sariah dalam menjaga cita rasa tradisional.

“Setiap keping peyek kami buat dengan bahan pilihan. Digoreng manual agar hasilnya tipis, gurih, dan renyah,” tuturnya sambil tersenyum.

Pendampingan ini menjadi bagian dari upaya nyata untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam menguatkan UMKM desa agar bisa bersaing di pasar nasional maupun global.

“Nyai Sariah bukan sekadar merk,” kata salah satu mahasiswa. “Dia adalah simbol semangat perempuan desa yang melestarikan warisan kuliner lokal dengan penuh cinta.”

Dari Cantigi Wetan, cerita inspiratif ini menjadi pengingat bahwa dengan kolaborasi, produk lokal bisa tampil profesional, legal, dan berdaya saing. Dan dari tangan-tangan kecil yang penuh cita rasa, lahir mimpi besar yang siap menembus pasar lebih luas. (Toro)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY