Suara Indonesia News – Gresik. Tepat pada Hari Pers Nasional 2023, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan awak Media yang tergabung dalam (WAG’S) bertujuan konfirmasi kepada Kades Menganti Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (9/8/2022).
Namun disayangkan Kades Menganti berinisial HDK, enggan menemui, seakan-akan menghindar dari awak media dan lsm, yang padahal tujuannya, hanya untuk konfirmasi terkait TPS yang berada di Selatan pasar Menganti, dan juga menjalankan tugas sebagai lembaga kontrol sosial.
Tidak sampai di situ awak media dan lembaga mencari keberadaan Kepala Desa, yang diherankan, ternyata ada di dalam ruangan kantor Desa, entah kenapa tidak bisa ditemui, seolah-olah menghindar dari awak media dan lsm, ada apakah ya???
“Sungguh tidak menghargai tugas seorang jurnalis, ketika saat di konfirmasi terkait TPS Menganti, malahan keluar Balai Desa tanpa sepatah kata, percuma terpampang di Balai Desa Menganti tulisan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang berguna bagi orang lain,” ujar Adi Wartawan.
Setelah itu Kepala Desa HDK, tanpa banyak kata langsung keluar tergesa-gesa meninggalkan kantor Desa, awak media dan lembaga.
Salah satu anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) KORAK Daniel menyayangkan, tingkah laku Kepala Desa Menganti.
“Miris Kepala Desa HDK (selaku ketua AKD) atas sikapnya kami duga alergi terhadap lembaga sosial kontrol, seharusnya Kepala Desa transparan dan beretika, ketika disambangi pihak media dan lembaga,” geram Daniel.
Terkait, hal itu, Ketua Wartawan Dan Aliansi Gresik Selatan (WaGs) Efianto menyayangkan dengan oknum Kepala Desa yang alergi ketemu dengan wartawan, padahal seharusnya media adalah mitra dari pemerintah, bukan malah sebaliknya menghindar ketika di konfirmasi.
“Sangat disayangkan oknum kepala desa yang alergi ketika di konfirmasi, dan ketika ada kepala desa saat di konfirmasi menghindar maka patut diduga pasti ada yang salah,” tegas Yanto panggilan akrab Ketua WaGs, Kamis (9/2/2023).
Tentu saja hal tersebut membuat awak media bertanya-tanya ada apa dengan Kades tersebut, sampai-sampai sangat enggan ketika di persoalkan terkait Desa.
“Kerja jurnalistik untuk mendapatkan akses informasi, dan harusnya sebagai pejabat publik, seorang kepala desa lebih terbuka kepada wartawan, mengapa harus takut, kalau memang gak salah mengapa harus menghindar, wartawan bukan preman, tidak perlulah seperti itu,” ujarnya. (Hari R)