Suara Indonesia News – Kota Cirebon. Baru dalam sejarah PGRI Kota Cirebon terjadi “pertempuran” berebut tampuk ketua PGRI antara Kadis versus Sekdis Dinas Pendidikan Kotà Cirebon. Kondisi demikian, terluhat jelas dan gamblang tanpa kaca pembesar sekalipun.
Semua orang khususnya pegiat bidang pendidikan bisa membaca dengan jelas, bahwa di Dinas Pendidikan sedang terjadi inharmonissasi secara terbuka.
Dampak langsung yang terjadi , di bawah terjadi kebingungan. Dipastikan Irwan Kadisdik kota Cirebon, memenangkan pertempuran itu.
Lantas kepuasan apa yang dicapai konferensi dgn out put seperti itu, Akan terus debatebel. Karena sekecil apapun kelak, jabatan Sekdis adalah jabatan strategis, sementara dengan kondisi seperti itu dipastikan akan terjadi inharmonisàsi di lingkungan Dinas Pendidikan.
Sosok yang seharusnya pantas jadi pembina malah jadi ketua. Ini pasti ada ada unsur lain di balik semua itu. Unsur lain yang tidak bisa diuraikan dalam deskripsi ini.
Sebagai mantan pengurus PGRI , jauh hari saya mengingatkan, bahkan minta agar Walikota hadir memberi solusi. Namun bak menembus batu karang , Konferensi PGRI tetap berjalan bak sandiwara yang lucu.
Saya juga tidak akan membahas bagaimana nasib guru saat terjadi keluhan. Kita lihat dan buktikan nanti di lapangan. PGRI , esensinya milik anggota, bukan milik kelompok arogan.
Mampukah Irawan jadi bapak yang baik dan pengayom? Kita tunggu episode selanjutnya. (08/04-2022)
Tulisan dirilis Djodjo Sutardjo, SE., MM, Mantan Ketua PGRI Kota Cirebon. (Hatta)