Oleh : Hamma,S.Sy Bidang Penelitian dan pengembangan dakwah Darul As’adiyah kabupaten Mamuju.
Suara Indonesia News. Bulan Muharram adalah bulan yang dimuliakan Allah SWT. Di salah satu bulan yang suci ini, umat Islam dapat mengerjakan ibadah sunnah yaitu puasa Tasu’a dan Asyura.
Olehnya itu Sebagai bulan yang dimuliakan Allah, mengerjakan amalan kebaikan di bulan ini akan tercurah kebaikan pula kepadanya. Abu Dzar ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: “Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama?” Beliau menjawab” “Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram.” (HR. An-Nasa’i)
Puasa di bulan Muharram adalah paling utama setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Imam Muslim yang berasal dari Abu Hurairah ra.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Di antara puasa yang bisa dikerjakan pada bulan Muharram adalah puasa Tasu’a dan Asyura. Puasa Tasu’a dan Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada hari ke 9 dan 10 bulan Muharram.
Hadits Puasa Tasu’a dan Asyura
Puasa Tasu’a dan Puasa Asyura dijelaskan dalam beberapa riwayat. Dikutip dari buku “Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4” oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i, berikut beberapa hadits yang menerangkan tentang keberadaan kedua puasa tersebut.
Hadits No. 1251
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits No. 1253
“Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Saw bersabda: ‘Seandainya aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal sembilan (Muharram).” (HR. Muslim).
Adapun dasar puasa Tasua, atau puasa pada 9 Muharram adalah didasarkan sabda Rasulullah sebagaimana dikutip dalam kitab ‘Riyadhus Sholihin : 701’ :
وعن ابن عباس رضي الله عنهما، قَالَ: قَالَ رسول الله – صلى الله عليه وسلم: «لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ». رواه مسلم.
Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura
Dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El-Sutha, keutamaan berpuasa pada hari Asyura, hari kesepuluh bulan Muharram adalah diampuninya dosa satu tahun yang telah lalu. Demikian juga dengan puasa pada hari kesembilan (puasa Tasu’a).
Keutamaan ibadah sunnah ini disebutkan dalam hadits Imam Muslim, Abu Qotadah Al Anshori mengatakan:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ‘Asyura? Beliau menjawab, “Puasa ‘Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Tidak pernah Rasulullah lebih bersemangat untuk berpuasa daripada puasa Asyura dan puasa Ramadan Ini sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas ra yang mengatakan, “Aku tidak pernah melihat Nabi demikian perhatian dan bersengaja puasa yang lebih utama daripada puasa pada hari Asyura dan puasa bulan Ramadan.”
Allah mengampuni dosa hamba-Nya pada satu tahun yang lalu Ganjaran bagi orang-orang yang berpuasa di 10 Muharram pernah Rasulullah sampaikan, “Puasa (pada) hari Asyura, saya berharap Allah mengampuni dosa setahun lampau,” (H.R. Muslim).
Mengetahui cara niat untuk puasa Tasu’a dan Asyura serta segala ilmu terkait dengan ibadah ini semoga bisa menambah kesungguhan dalam menjalaninya. Memperkaya ilmu sebelum melakukan sebuah ibadah tentu akan berbeda nilainya.