0

Suara Indonesia News – Kota Cirebon. Setelah minggu lalu, Kapolres Cirebon Kota memimpin konpres. Kembali pagi ini Kapolres Cirebon Kota AKBP M. Fahri Siregar, SH.S.IK.MH memimpin konpres bertempat di mako Polres Ciko, Senin (04/10-2021).

“Konpres pagi ini terkait keberhasilan sat Reskrim Polres Cirebon Kota dalam Pengungkapan Perkara Tindak Pidana kekerasan terhadap orang yang dilakukan secara Bersama-sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 KUHPidana,” ujar  Kapolres Cirebon Kota AKBP M. Fahri Siregar, SH.S.IK.MH mengawali konpres pagi ini.

Lanjut Fahri “Konpres pagi ada 2 yang menjadi dasar LP yaitu dari Laporan Polisi nomor : LP / 620 / B / IX / 2021 / SPKT / RES CRB KOTA / POLDA JABAR, Tanggal 28 September 2021. Korban YH (16 Th ) dan JNH (17 th) dengan tersangka sebanyak 11 orang berhasil diamankan sebanyak 6 orang dan 5 orang DPO,” 6 tersangka inisial EDS bin AS (18 th) Peran Eksekutor Bacok / Dibonceng motor Fino, AR bin M (17 th) Peran Eksekutor bacok, S bin US (26 th) Peran Joki Motor Fino, DS bin DK (21 th) Peran Dibonceng Dinda, MZ bin K (18 th) Peran Dibonceng R2 fino dan NM bin S (16 th) Peran : Joki Motor Beat.

Sementara yang masih DPO adalah Y als A, H als A, D, K, dan H als K. Dijelaskan oleh Fahri , kejadian pada Hari Selasa tanggal 28 September 2021 sekira Pukul 02.00 Wib di Jalan Cipto MK (Depan Spot Billiyard) dan Jalan Karang Jalak (Depan Pos Kamling Kampung Karang Jalak), jelas Alumni Akpol 2002 ini.

Lanjutnya, “Kasus ini terjadi sebelumnya ada live streaming untuk menantang, Kejadian bermula saat korban dan teman-temannya yang tergabung dalam grup konten @Cirebon195 Crazy mendatangi daerah Jl. Rajawali Raya yang merupakan wilayah grup konten @penghunibaru3015 untuk tawuran, namun oleh pihak @penghunibaru3015 tantangan korban dan teman-temannya tidak digubris. Korban dan teman-temannya kemudian lanjut kembali pulang melewati terminal Harjamukti, sesampainya di perempatan lampu merah Jalan Kanggraksan korban bersama teman-temannya mengeluarkan celurit yang dibawa sembari meledek dan menantang kelompok para pelaku yang ada di Jalan Kanggraksan. Kelompok para terduga pelaku menggunakan 4 SPMT kemudian mengejar kelompok korban yang kemudian kabur. Saat berada di Jalan Cipto MK korban bernama YH dibacok oleh salah seorang terduga pelaku kemudian korban turun dari motor dan lari masuk ke pemukiman warga. Korban bernama JN yang masih kabur kemudian berhasil dihentikan di TKP Jalan Karang Jalak yang kemudian oleh para pelaku dipukuli dan dibacok menggunakan celurit. Setelah menganiaya korban selanjutnya para terduga pelaku kabur,” ungkap AKBP M. Fahri Siregar

Barang bukti yang disita 1 (satu) unit SPMT jenis Yamaha Fino warna putih No. Pol. E-3240-CB (digunakan pelaku di TKP), 1 (satu) unit SPMT jenis Honda Beat warna putih biru No. Pol. E-4041-HZ (digunakan pelaku di TKP), 2 (dua) buah senjata tajam jenis celurit dan 1 (satu) buah HP jenis OPPO F9, tambah Kasi Humas Polres Ciko.

Turut hadir dalam giat konpres Kasat Reskrim AKP I Putu Asti Hasti Hermawan. S.IK, MH, M.Si. dan Iptu Shindy selaku kanit Timsus. Kepada para tersangka dijerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman 3 Tahun,” jelasnya. Selain itu, lanjut kasi humas Ciko, dikenakan juga Undang-undang darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman pidana selama 10 Tahun, tutup Iptu Ngatidja, SH.MH Kasi Humas Polres Cirebon Kota. (Hatta)

0

Suara Indonesia News – Kabupaten Cirebon. Warga Desa Tegalsari Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon bahagia saat menerima bantuan beras dari Polresta Cirebon, Senin (4/10/2021). Bantuan tersebut disalurkan secara door to door ke rumah-rumah warga.

Para petugas Polresta Cirebon berkeliling Desa Tegalsari sambil membawa beras kemasan lima kilogram untuk dibagikan kepada masyarakat. Mereka berkeliling untuk menyalurkan bantuan tersebut secara langsung kepada warga.

“Terima kasih bantuannya, Pak. Kebetulan beras di rumah mau habis, ini sangat bermanfaat. Saya enggak perlu beli beras lagi,” kata seorang warga bernama Mursari

Dalam kegiatan tersebut, para petugas juga membagikan beras kepada masyarakat di kawasan slum area di desa tersebut. Jumlah bantuan beras yang diberikan kali ini mencapai 25 paket.

Selain memberikan bantuan, para petugas juga mengimbau warga mematuhi protokol kesehatan. Di antaranya, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Arif Budiman, S.I.K, M.H, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian jajarannya terhadap masyarakat. Kegiatan pemberian bantuan beras itu juga dilaksanakan rutin setiap hari.

Selain itu, pemberian bansos tersebut juga merupakan bagian dari program Polresta Cirebon Peduli untuk membantu masyarakat yang terdampak PPKM. Agar kebutuhan sehari-hari mereka dapat terpenuhi.

“Mudah-mudahan kegiatan ini membuat personel Polresta Cirebon dan komponen masyarakat lainnya dapat membangun kepedulian, khususnya kepada kalangan yang membutuhkan,” kata Kombes Pol Arif Budiman, S.I.K, M.H. (Hatta)

0

“Karenanya Pancasila jangan ditarik ‘ke kanan’ dan ‘ke kiri’, tetapi diletakkan di posisi tengah agar tetap menjadi rujukan bersama kehidupan berbangsa dan bernegara.”

Oleh: M. Ikhsan Tualeka, CEO/Founder IndoEast Network

Suara Indonesia News. Setiap 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, menjadi momentum penting bagi setiap generasi, untuk memahami dan memaknai sehingga dapat mengimplementasikan Pancasila dengan lebih baik dan sungguh-sungguh. Bukan basa-basi atau sekadar seremonial.

Mendiskusikan Pancasila, tentu ada berbagai pandangan dan pemikiran, tapi dalam catatan pendek ini saya hendak membahasnya dalam dua konteks utama. Pertama, adalah Pancasila From atau Pancasila Dari dan Kedua, Pancasila For atau Pancasila Untuk.

Pancasila Dari

Dalam konteks ini Pancasila jelas adalah fondasi kebangsaan yang lahir dan dihasilkan para pendiri bangsa. Pancasila yang perumusannya mengalami proses dinamis sejak Pidato Soekarno 1 Juni 1945, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan rumusan final 18 Agustus 1945 merupakan konsensus nasional dari berbagai golongan yang berlatar belakang majemuk menjadi Bhinneka Tunggal Ika.

Oleh Proklamator RI Soekarno, Pancasila diposisikan sebagai “philosophische grondslag” atau “Weltanschauung”. Yaitu sebagai fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan ‘Baileo’ Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi.

Pancasila adalah ‘kesepakatan agung’ komponen bangsa, hasil dari jiwa kenegarawanan para pendiri negara. Satu konsensus moderat atau ‘tengah’ karena ada kebesaran jiwa untuk bersedia melepas “tujuh kata” yang lebih dikenal sebagai Piagam Jakarta, kemudian dikonversi menjadi sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Itu artinya, Pancasila yang dalam dinamika perumusannya sedikit berada di ‘kanan’, kemudian melalui satu konsensus, menjadi beringsut ke tengah. Dengan berada di tengah, Pancasila menjadi tumpuan yang kuat atau dapat turut menjaga keseimbangan kehidupan berbangsa bernegara yang multikultur ini.

Oleh karena itu pula, sampai kapan pun, Pancasila tidak bisa ditarik ke kiri dan kanan. Jika ditarik atau ingin diposisikan ke kiri atau ke kanan, selain a history, juga sejatinya telah menggeser atau bahkan merusak pondasi keIndonesiaan yang kokoh itu.

Padahal bila meminjam pendapat Raymond Gettel, satu Negara Kesatuan itu sejatinya dapat terwujud dan berjalan baik bila terdiri dari: satu daratan atau kontinental; relatif tidak luas wilayahnya; relatif tidak banyak penduduknya; dan relatif tidak majemuk masyarakatnya. Semua syarat yang sejatinya berseberangan dengan realitas NKRI, namun pada kenyataannya, dengan Pancasila mampu memoderasi ‘anomali’ yang ada, sehingga bangsa ini tetap eksis hingga saat ini.

Pancasila sudah teruji efektif sebagai pemersatu, meskipun menurut sejarawan Furnivall (2009) bangsa majemuk pada dasarnya nonkomplementer laksana “air dan minyak”. Tetapi bangsa Indonesia yang majemuk itu dapat bersatu karena ada nilai yang mempersatukan yaitu Pancasila (Nasikun, 1984).

Pancasila sebagai titik temu dari kemajemukan memang dapat terjadi atas jiwa kenegarawanan para tokoh bangsa melalui proses musyawarah-mufakat. Ketika Soekarno menawarkan lima sila dari Pancasila dalam sidang BPUPKI tergambar kuat pemikiran moderat atau sebagai jalan tengah.

Karenanya Pancasila jangan ditarik ‘ke kanan’ dan ‘ke kiri’, tetapi diletakkan di posisi tengah agar tetap menjadi rujukan bersama kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila yang moderat tidak bisa ditafsirkan dan diimplementasikan dengan pandangan-pandangan “radikal-ekstrim”, karena akan bertentangan dengan hakikat Pancasila itu sendiri.

Pikiran-pikiran nasionalisme yang radikal-ekstrim seperti ultranasionalisme dan chauvinisme, juga keagamaan yang radikal-ekstrim semacam cita-cita negara agama atau teokrasi dan fundamentalisme agama, termasuk multikulturalisme radikal-ekstrim (pluralisme dan liberal-sekuler) serta semua ideologi radikal-ekstrim lainnya seperti komunisme juga liberalisme-sekularisme tidaklah sejalan dengan Pancasila yang berwatak-dasar moderat.

Dalam konteks ini kemudian, Pancasila mestinya dapat terus memoderasi berbagai paham yang ada untuk kemudian beringsut ke tengah. Fenomena yang saya istilahkan dengan moderating effect of Pancasila atau efek moderasi dari Pancasila.

Proses atau efek moderasi Pancasila ini sebenarnya beberapa dekade lalu sudah berjalan baik, tapi belakangan terlihat longgar. Antara lain karena perubahan kebijakan politik Nasional, serta dampak globalisasi dan majunya teknologi informasi.

Pancasila Untuk 

Dalam konteks ini, kalau membaca butir-butir Pancasila, tentu akan terlihat bahwa sesungguh Pancasila adalah Guidance untuk menuju pada satu titik utama atau satu gerbang yang termaktub pada Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Inilah yang sesungguhnya membutuhkan Kesaktian Pancasila. Sebab pada faktanya implementasi nilai-nilai Pancasila, terutama Sila ke-5 tersebut, masih terasa jauh dari harapan. Setidaknya itu dapat dilihat dari ketimpangan atau disparitas yang tersaji di depan mata, terutama antara kawasan barat dan timur Indonesia.

Memang ketimpangan tidak saja terkait atau hanya di wilayah timur tanah air, sejumlah daerah di kawasan barat juga terlihat kondisinya masih jauh dari harapan. Tapi secara vulgar, realitas disparitas itu akan terlihat jelas antara kawasan timur dan barat.

Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas RI tahun 2019, yang menyebutkan ketimpangan antar wilayah di Indonesia masih sangat tinggi. Kemiskinan di kawasan timur Indonesia sebesar 18,01 persen, sedangkan kawasan barat Indonesia 10,33 persen.

Situasi yang timpang ini juga dapat disaksikan dalam urusan pembangunan di bidang pendidikan. Webometrics, salah satu lembaga yang selalu melakukan pemeringkatan universitas- universitas terbaik di dunia, baru-baru ini mengeluarkan hasil pemeringkatan terbarunya, yakni edisi Juli 2020, memperlihatkan 10 universitas terbaik di Indonesia ada di pulau Jawa dan Sumatera.

Begitu pula dalam berbagai data statistik. Hampir semua indeks ketertinggalan, ketimpangan dan ketidakadilan secara nasional berada di kawasan timur Indonesia. Misalnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, menempatkan Provinsi Maluku pada urutan ke 27, diikuti dengan Maluku Utara di urutan 28, NTT di urutan ke 33, Papua Barat dan Papua di urutan 34 sebagai provinsi dengan IPM terendah secara nasional.

Begitu pula dengan Indeks Kemiskinan, BPS melaporkan, angka kemiskinan di Indonesia sebesar 9,41 persen dari total jumlah penduduk per Maret 2019, atau mencapai 25,14 juta jiwa. Ternyata sebaran utama kemiskinan itu ada di empat provinsi yang berada di kawasan timur Indonesia. Yakni Papua (27,53%), Papua Barat (22,17%), NTT (21,09%), Maluku (17,69%).

Sama halnya dengan Indeks Provinsi dengan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Paling Rendah. Lagi-lagi sejumlah daerah dari kawasan timur Indonesia turut menempati posisi terburuk. Papua Barat di posisi 27, NTT di posisi 31, dan Provinsi Papua di posisi 34.

Juga dengan Indeks Pengangguran Terbuka yang dikeluarkan BPS tahun 2018. Lagi-lagi sejumlah daerah dari kawasan timur Indonesia masuk dalam sepuluh besar, Provinsi Maluku bahkan ada di urutan ke-3 populasi pengangguran terbanyak secara nasional.

Sama pula dengan Indeks Tata Kelola Pemerintahan yang dikeluarkan Partnership tahun 2014, tercatat semua provinsi di kawasan timur Indonesia, NTT, Maluku dan Maluku Utara, Papua dan Papua Barat ada di urutan paling bawah. Berada di zona merah atau sebagai daerah-daerah yang buruk tata kelola pemerintahannya

Realitas atau kenyataan di atas memperlihatkan bahwa selama ini ada yang salah dalam skema dan orientasi pembangunan nasional. Distribusi keadilan belum mengejawantahkan amanat konstitusi, terutama Pancasila, Sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Realitas ketidakadilan juga semakin diperburuk dengan fenomena oligarki yang makin mengemuka dan menggurita. Seperti yang diungkap dalam satu makalah berjudul Reflections on Oligarchy, Democracy, and The Rule of Law in Indonesia, Jeffrey A. Winters, Ph.D.

Winters dalam bukunya itu menjelaskan Indeks Kekuatan Material (Material Power Index) MPI di Indonesia. Indeks ini untuk mengukur seberapa besar kekuatan material oligarki dibandingkan dengan orang biasa, dengan menghitung atau membagi kekayaan rata-rata dari 40 orang terkaya Indonesia berdasarkan posisi kekayaan warga negara rata-rata.

Hasilnya menunjukkan bahwa kesenjangan kekayaan-kekuatan yang sudah besar di Indonesia pada tahun 2010 telah tumbuh dengan pesat selama dekade terakhir. Rata-rata oligarki teratas di Indonesia memiliki sekitar 570.988 kali lipat kekuatan kekayaan warga negara rata-rata pada tahun 2010.

Kondisi Ini meningkat menjadi 759.420 kali pada tahun 2020, yakni peningkatan sebanyak 33 persen. Ini berarti konsentrasi kekayaan di kalangan oligarki meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan secara keseluruhan dalam perekonomian.

Sebenarnya, jauh sebelum MPI di-rilis, berdasarkan survei lembaga keuangan Credit Suisse 2017, memperlihatkan bahwa 1 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Kondisi ini membuat Indonesia berada di peringkat 4 negara dengan ketimpangan tertinggi di dunia

Semua ini saya kira adalah realitas yang kembali membutuhkan Kesaktian Pancasila. Artinya nilai-nilai pancasila penting untuk mewujudnyatakan secara murni dan konsekuen. Jika tidak, ketidakadilan hanya akan melahirkan dan memperkuat political discontent atau kekecewaan politik yang tentu saja dapat berujung pada berbagai gerakan disintegrasi bangsa.

Catatan ini disampaikan dalam Dialog Kebangsaan, Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2021, yang diprakarsai oleh Pemerintah Kota Ambon di Pullman Hotel Jakarta.

Editor: RB. Syafrudin Budiman SIP

0

Suara Indonesia News – Simboro. Sepekan yang lalu tepatnya 25  September 2021, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Drs. H. Mahmuddin M. Si pagi tadi membuka Kegiatan Sosialisasi Aksi perubahan RAMAH (Rumah Layanan Madrasah) yang berlangsung di Aula wisata pantai Tapandullu.

Dalam sambutannya Mahmuddin mengatakan, pihaknya mengapresiasi program RAMAH ini,hal ini adalah bagian dari tugas kita Kementerian Agama untuk setiap saat melakukan inovasi,birokrasi sebagaimana tertuang dari lima Nilai budaya kerja.

Ia katakan dalam lima Nilai budaya kerja adalah pertama integritas, Profesionalitas, inovasi, tanggung jawab dan keteladanan.

Bagian dari inovasi hanya kebetulan inovasi muncul ini karna di saat kasi Penmad Kuddus melakukan kediklatan dan tuntutan kediklatan hal ini  harus ada program setiap peserta Diklat melakukan aksi perubahan yang dilakukan oleh kasi Penmad hari ini adalah perubahan secara internal, SOP

Terkait dengan pencairan tunjangan Profesi Guru ini bahwa berdasarkan juknis tentang pertanggung jawaban tunjangan profesi Guru, mau di efektipkan,mau di percepat  kalau melanggar Juknis itu tidak boleh.

Terakhir hari ini kita melakukan sosialisasi kamad, sebagai bagian dari pada usaha pak.Kasi insya Allah setelah selesai kediklatanya sebagai sebuah persyaratan Diklat pelatihan kepemimpinan pengawas, oleh karna itu bapak/ibu kita berikan dukungan.

Diketahui” bahwa kegiatan diklat pelatihan kepemimpinan pengawas akan memasuki babak akhir yaitu seminar hasil yang akan berlangsung pada tgl 6 oktober 2021 di balai diklat keagamaan makasar”, jelas kasi penmad kuddus”.

Lanjut kasi penmad katakan, saat media suara Indonesia News menghubungi lewat WhatsApp” beliau katakan”, sebelumnya Kegiatan pentahapan sudah dimulai sejak bulan juli sampai september dan puncaknya tgl 25 september kemarin sebagai bagian dari mileston atau tahapan kegiatan”, tutup kasi penmad. Senin 4 Oktober 2021. (Hamma)

0

Suara Indonesia News – Merauke. Sejumlah komoditas pertanian unggulan ekspor asal Provinsi Papua dipamerkan oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Merauke di Pos Lintas Batas Negara Sota, Minggu (3/10-2021).

Presiden Joko Widodo yang melakukan kunjungan kerja untuk meresmikan Pos Lintas Batas Negara Sota, Merauke sebagai rangkaian pembukaan PON XX/2021 di Papua.

“Ijin Pak, untuk komoditas yang di kirim ke PNG berupa bahan makanan, beras, pinang, sirih, tepung terigu dan komoditas bahan pangan lainnya, “kata Kepala Karantina Pertanian Merauke, Sudirman saat memberikan penjelasan secara langsung kepada Presiden Jokowi.

Sudirman juga menambahkan bahwa seluruh komoditas yang diekspor melalui PLBN ini telah dipastikan kesehatan dan keamanannya sesuai dengan persyaratan dari negara tujuan ekspor, Papua Nugini.

“Sementara, komoditas pertanian yang masuk dari negara tetangga, berupa jeruk nipis, ” tambah Sudirman.

Selain meninjau secara langsung ragam komoditas pertanian ekspor, setelah peresmian PLBN Sota, Presiden juga meninjau seluruh fasilitas, kesiapan petugas pelayanan sekaligus menyapa dan berdialog dengan seluruh unsur instansi CIQS (Custom, Immigrations, Quarantine & Security).

“Kawasan perbatasan adalah beranda depan Indonesia yang mewakili wajah bangsa yang harus terus kita bangun agar bisa menjadi representasi kemajuan Indonesia yang membanggakan seluruh warga kita,” pesan Jokowi.

Sebagai informasi, PLBN Sota merupakan PLBN ke-2 yang dibangun di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini (PNG).

Peresmian PLBN Sota juga turut dihadiri oleh Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Bupati Merauke Romanus Mbaraka, Bupati Asmat Elisa Kambu, serta Forkopimda Kabupaten Merauke. (KarantinaPertanianMerauke)

0

Suara Indonesia News – Jakarta. Saiful Chaniago Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai UKM Indonesia menilai Karakteristik kepemimpinan Ganjar Pranowo sangat diterima oleh masyarakat Indonesia Timur. Terutama di masa pandemi Covid–19, dimana Gubernur Jateng ini terus berjuang dengan gigih melawan virus corona ini dengan santun dan merangkul.

“Kepemimpinan Ganjar Pranowo, sangat layak untuk memimpin negara Republik Indonesia kedepannya. Apalagi jika di masa pandemi Covid-19 berlangsung panjang, karakter mengayomi dan merakyat seperti Ganjar dibutuhkan,” kata Saiful Chaniago kepada media, Minggu (03/10/2021).

Katanya, Partai UKM Indonesia memberikan apresiasi dan dorongan agar beliau (pak Ganjar) bisa melanjutkan kepemimpinannya pada negara Indonesia.

“Kami akan memaksimalkan konsolidasi Partai UKM Indonesia ke seluruh Indonesia untuk kemudian menyampaikan soal kebaikan kepemimpinan beliau (pak Ganjar) agar dipilih sebagai Presiden Republik Indonesia perode yg akan datang, yakni 2024-2029,” tandasnya.

Sebagai Waketum Partai UKM Indonesia, dirinya diberikan tanggungjawab untuk wilayah Indonesia Timur. Untuk itu Saiful sapaan akrabnya, telah melakukan komunikasi serta konsolidasi ke beberapa provinsi di timur Indonesia.

“Alhamdulillah sosok Ganjar Pranowo sangat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia timur, karena sosoknya yg sangat merakyat dan rendah hati,” ungkapnya.

Kata Saiful, pemimpin negara kedepannya harus senantiasa adaptif, kreatif serta komuniktif dan mau datangi masyarakat dari desa ke desa. Untuk kemudian bisa melihat dan merasakan langsung kondisi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

“Kami melihat dan menilai karakteristik kepemimpinan yg dimaksud melekat pada sosok seorang Ganjar Pranowo, pak Ganjar dalam kepemimpinan di Jawa Tengah telah membuktikan kepemimpinan-nya,” tandas Wakil Ketua Umum DPP KNPI ini.

Dalam kepemimpinan di provinsi Jawa Tengah, pak Ganjar senantiasa adaptif, kreatif dan komuniktif terhadap semua program kepentingan kemaslahatan. Dimana Ganjar memberikan dampak langsung terhadap solusi untuk problematika yang hadapi masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah, terdampak Covid-19.

“Pak Ganjar mampu menyelesaikan masalah dibawah untuk mengatasi persoalan pandemi Covid-19. Yang mana berdampak pada penurunan gerak ekonomi khusunya UMKM dan Pedagang. Sosok Ganjar Pranowo hadir membantu ke masyarakat bawah untuk mencari solusinya dan berhasil,” jelas Saiful yang juga pengurus Kadin Maluku.

Menurutnya, hadirnya pandemi Covid-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Di Indonesia, Covid-19 telah menjangkiti lebih dari 1,3 juta orang sejak bulan Maret 2020.

“Setidaknya 60 ribu orang telah meninggal dunia. Namun, upaya untuk menahan laju sebaran, telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat,” urainya.

Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat setelah pandemi COVID-19 . Satu dari 10 orang di Indonesia hari ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan anak juga dapat meningkat secara signifikan.

“Dampak negatif terhadap keadaan sosial-ekonomi dari pandemi bisa menjadi jauh lebih buruk tanpa adanya bantuan sosial dari pemerintah. Sosok Ganjar bersama Presiden Jokowi bersatu padu melawan pandemi dan saat berhasil,” pungkas Mantan Aktivis PB HMI ini. (GD)

0

Suara Indonesia News – Duri. Dalam meningkatkan Herd Imunity masyarakat, Pemerintah kabupaten Bengkalis, kodim 0303 Bengkalis, Polres Bengkalis melaksanakan Vaksinasi sebanyak 5000 penyuntikan Vaksin jenis Sinovac dosis 1 dan 2 di pasar Sultan Syarif Kasim Duri.

Terlihat antusias masyarakat untuk mendapatkan suntikan vaksin, ini dibuktikan berjubelnya masyarakat hadir, Kegiatan ini degelar Sabtu dan Minggu 02-03 Oktober 2021, dengan capaian per hari 2500 orang.

Supendi, juru bicara Relawan Covid-19 Riau menyampaikan bahwa kehadiran masyarakat dapat dilayani  apa bila membawa undangan Vaksin.

“Masyarakat dibekali dengan undangan Vaksin yang telah dibagikan oleh kantor kecamatan Mandau dan kantor kecamatan Bathin Solapan dan Kapolsek serta Koramil,” sebutnya.

Dijelaskan Supendi, kehadiran relawan Covid-19 Riau disini untuk membantu mensukseskan pelaksanaan Vaksinasi Kompak yang diselenggarakan oleh Pemerintah kabupaten Bengkalis, kodim 0303 Bengkalis serta Polres Bengkalis.

Terkait dengan warga yang tidak mendapat undangan, Supendi katakan, relawan Covid-19 tidak mengetahuinya karena relawan lebih bersifat membantu pelaksanaan di lapangan, tuturnya. (Mus)

0

Suara Indonesia News – Duri. Audiensi dan Diskusi dengan topik “Ada Apa Dengan Bengkalis” (AADB)  yang dibawakan oleh Agung Marsudi sebagai moderator berlangsung alot dan menarik.

Acara dl laksanakan di Yeraa Cafe lantai III Jalan Mawar Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis. Pada Sabtu 2 Oktober 2021 sore.

Hadir sebagai penalist dari kalangan starta pendidikan yang unggul dibidangnya masing-masing seperti Elida Netty SH.MH. CPLC Pengacara Nasional bertindak juga sebagai tuan rumah, dr Gultom, Muhklis (Pengacara Buma), Feny Wulandari (Komisi Perlindungan Anak), Bonar Tampubolon, Budiman (LAMR-Mandau), Arman, dan beberapa yang tergabung dalam Aliansi mahasiswa.

Menariknya, diskusi ini menghadiri satu-satunya anggota DPRD kabupaten Bengkalis H. Adri dari komisi III.

Elida Netty dalam kesempatannya mengatakan, diskusi ini mengangkat tema “Ada Apa Dengan Bengkalis”, menimbulkan pertanyaan di antara kita, dengan pengertian, sejauh apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah pada saat ini, terkait dengan banyaknya persoalan yang belum terpecahkan terutama dampak dari Covid 19 dan peralihan Chevron ke Pertamina.

“Saya sebagai masyarakat yang terlahir di Duri, jiwa saya merasa terpanggil, berusaha dengan kemampuan untuk dapat berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat maupun dengan pemerintahan, yok,,bersama kita tuntaskan persoalan yang ada di Bengkalis” ajakannya memaknai perlunya diskusi.

H Adri anggota DPRD kabupaten Bengkalis komisi III memaparkan kondisi negeri junjungan dari berbagai aspek, lebih mendalam ke persoalan anggaran APBD dan belanja Daerah serta anggaran operasional Daerah.

“Bengkalis saat ini bebannya sangatlah berat di sebabkan geografis wilayah yang membentang terbagi dengan adanya darat dan kepulauan, kondisi ini membuat kita  harus bijak dalam penggunaan anggaran,” ulasnya.

Ditambahkan, Selama ini kita tahu bahwa Kabupaten Bengkalis, Kabupaten pertama besaran APBD nya di Indonesia, namun sekarang tidak lagi, Bengkalis saat ini berkemungkinan masuk 10 besar saja di Indonesia.

Dikatakan H. Adri, Dalam hal ini mahasiswa perlu untuk dapat berkolaborasi dengan pemerintahan untuk memajukan wilayah kita. tegas H. Adri yang sudah berkecimpung selama 27 tahun di CPI. (Mus)