0

Suara Indonesia News|Kabupaten Kuningan. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman menyatakan bahwa peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 tingkat Provinsi Jawa Barat menjadi momentum penting untuk mewujudkan generasi muda berkarakter Gapura Panca Waluya.

Konsep Gapura Panca Waluya, yang berakar pada budaya Sunda, menjadi landasan pembangunan sumber daya manusia berbasis kearifan lokal. Lima nilai utama dalam konsep ini adalah Cageur (sehat jasmani), Bageur (berkepribadian baik), Bener (berintegritas), Pinter (berwawasan), dan Singer (terampil dan kreatif).

“Pendidikan idealnya tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga pembentukan karakter. Tanpa karakter yang kuat, generasi muda akan mudah terpengaruh dampak negatif di era keterbukaan informasi,” ujar Herman, di Stadion Mashud Wisnusaputra, Kabupaten Kuningan, Jumat (2/5/2025).

Menurut Herman, generasi muda saat ini adalah calon pemimpin masa depan yang akan memegang estafet kepemimpinan menuju Indonesia Emas 2045, saat Indonesia genap 100 tahun merdeka dan diprediksi menjadi negara maju.

“Momentum Hardiknas harus menjadi titik perubahan menuju pendidikan yang mampu melahirkan generasi Gapura Panca Waluya. Anak-anak yang cageur, bageur, bener, pinter, dan singer,” tegasnya.

Ia menambahkan, sektor pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Transformasi pendidikan di Jawa Barat, lanjutnya, harus dilakukan secara sungguh-sungguh melalui program-program yang akuntabel.

Seperti revitalisasi kurikulum berbasis karakter dan budaya, peningkatan kompetensi guru, pengawas, kepala sekolah, serta pembangunan ruang kelas baru (RKB) dan unit sekolah baru (USB).

Sementara itu, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menyatakan kesiapan Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan, termasuk sektor pendidikan.

Dalam upacara Hardiknas kali ini, para pelajar Jawa Barat di Kabupaten Kuningan turut mendeklarasikan dukungan terhadap terwujudnya Pendidikan Jabar Istimewa.

Isi deklarasi antara lain mendukung kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, seperti pengaturan kegiatan study tour agar tidak membebani orang tua, larangan menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah, serta penolakan terhadap aksi tawuran atau kekerasan antar pelajar.

Para pelajar juga menyatakan kesiapan mengikuti program pendidikan karakter dan kedisiplinan jika terbukti melakukan pelanggaran serius, seperti terlibat dalam kenakalan remaja. (Sendi)

0

Suara Indonesia News|Kota Bandung. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan siapapun penerima hibah keagamaan dari Pemda Provinsi Jabar harus mempertanggungjawabkan penggunaan dananya.

“Saya tidak berbicara pada perorangan, tapi seluruh penerima dana hibah provinsi, siapa pun dia, dari mana pun dia harus mempertanggungjawabkan,” ujarnya di Kota Bandung, Jumat (2/5/2025).

KDM, sapaan akrabnya menjelaskan, bentuk pertanggungjawaban yang dimaksud adalah fisik dan administrasi.

Jika dana hibah digunakan untuk pembangunan fisik, maka bangunannya harus berkualitas sesuai dana yang diberikan.

“Pertanggungjawaban fisik kalau itu dalam bentuk bangunan, maka bangunannya harus berkualitas sesuai dengan uang yang diberikan,” kata KDM.

Ia meyakini, jika penerima hibah tidak bisa mempertanggungjawabkan dari sisi fisik, maka administrasinya bisa dipastikan fiktif.

“Kalau tidak bisa mempertanggungjawabkan fisik berarti administrasinya fiktif,” sebutnya.

Sebelumnya, KDM menyetop sementara pemberian dana hibah keagamaan kepada yayasan dan pesantren di Jabar. Keputusan ini diambil setelah ditemukan dugaan penyimpangan dalam penyaluran dana tersebut. (Sendi)

0

Suara Indonesia News|Kota Bandung. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi merespons turunnya nilai anggaran untuk media massa. Menurutnya, keberpihakan kepada pers tidak bisa dilihat dari besar kecilnya anggaran yang diberikan.

“Apakah berpihak kepada pers itu harus kontrak kerja sama media atau dilhat dari besarnya biaya kontrak dengan media, kan tidak,” ucapnya di Kota  Bandung, Jumat (2/5/2025).

Gubernur yang akrab disapa KDM ini menjelaskan, keberpihakan kepada pers ditunjukkan dengan memberikan pernyataan yang terbuka kepada media untuk mencerdaskan masyarakat.

Oleh sebab itu, walaupun anggaran media menurun, ia akan tetap memberikan yang terbaik untuk media.

“Keberpihakan kepada pers adalah ketika gubernurnya memberikan pernyataan-pernyataan yang terbuka kepada media, menjadi konsumsi media, mencerdaskan rakyat,” ujarnya.

Pemda Provinsi Jabar menurunkan anggaran untuk media massa dari Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar.

Menurutnya, pengurangan anggaran tersebut tidak akan membuat media kehilangan sumber berita.

“Dari (kurang lebih) Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar ini apakah media di Jabar kehilangan sumber berita dan apakah beritanya tidak dibaca orang. Menurut saya hari ini malah banyak yang dibaca orang,” ucap KDM. (Sendi)

0

Suara Indonesia News|Duri. Pemerintah Kabupaten Bengkalis, menyelenggarakan Upacara Peringatan HARDIKNAS Tahun 2025 di Halaman Kantor Camat Mandau, Jumat (02/05/2025).

Acara ini dihadiri oleh Bupati Bengkalis Kasmarni S.Sos, M.MP., selaku inspektur upacara. Serta diikuti oleh ribuan peserta, yang berlangsung khidmat dan penuh semangat kebangsaan.

Terkesan acara sangat istimewa, dikarenakan seluruh peserta mengenakan busana adat Melayu lengkap dan pakaian adat dari berbagai daerah, memperlihatkan kekayaan budaya Nusantara yang berpadu dengan semangat pendidikan.

Dalam sambutannya, Bupati Bengkalis Kasmarni, S.Sos., M.MP., memberikan semangat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengoptimalkan proses belajar mengajar sesuai dengan bakat dan minat siswa, dengan terus berinovasi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan supaya anak didik kita dapat mencapai segala cita-citanya.

“Pendidikan merupakan proses membangun kepribadian utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Pendidikan juga menumbuhkan potensi manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan, serta mencapai kesejahteraan material dan spiritual. Maka dari itu mari kita bergandeng tangan dan bergotong royong mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Pendidikan adalah kunci masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita”, harap Kasmarni.

Usai upacara, dilanjutkan penandatanganan komitmen dukungan penyelenggaraan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang objektif, transparan, akuntabel, berkeadilan dan tidak diskriminatif. (Mus)

0

Oleh: Yakub F. Ismail

Suara Indonesia News| Jakarta. 1 Mei atau juga dikenal dengan sebutan May Day merupakan momentum penting peringatan Hari Buruh Internasional. Kaum buruh menjadikan momentum ini sebagai ajang untuk menyuarakan segala aspirasi dan tuntutan mereka. Adapun berbagai tuntutan yang mengemuka cukup beragam setiap tahunnya.

Selain itu, 1 Mei juga dijadikan sebagai momen penting untuk mengapresiasi peran para pekerja, serta menggemakan isu-isu seputar kesejahteraan dan keadilan dalam hubungan industrial. Cara menyampaikan aspirasi tersebut cukup beragam di setiap wilayah, ada yang menyampaikannya lewat atraksi seni, pertunjukan hingga aksi demonstrasi damai.

Di Indonesia, kaum buruh umumnya menyertakan aspirasi pada May Day ini dengan menggelar aksi damai di titik-titik aksi tertentu. Selain itu, beberapa kegiatan lainnya juga kerap dilakukan sebagai bentuk penyampaian aspirasi, seperti orasi dan mimbar bebas, petisi tertulis, aksi simbolik dan teatrikal, kampanye digital, dialog tripartite, diskusi publik, longmarch serta pawai solidaritas.

Lepas dari gemuruh tuntutan dan demonstrasi yang sering menghiasi peringatan May Day ini, satu hal yang tidak bisa dinafikan yakni bahwa kemajuan buruh harus selaras dengan keberlangsungan dan ketahanan dunia usaha. Sehingga, keseimbangan antara hak buruh-pengusaha ini perlu mendapatkan perhatian dan kebijaksanaan yang serius.

Dalam arti, segala bentuk aspirasi dan tuntutan buruh tentang upah yang layak, keadilan, kesejahteraan hingga jam kerja yang fleksibel dan hak-hak lainnya harus dikaitkan dengan pertumbuhan dan iklim dunia usaha yang kondusif.

Realita Dunia Usaha di Indonesia

Membahas kondisi dunia usaha di Indonesia adalah sesuatu yang menarik. Sebab, terdapat banyak hal yang harus diurai dan dipahami. Seperti kita ketahui, di tengah gegap gempita pertumbuhan ekonomi yang diklaim membaik, sejujurnya tersimpan duka yang luar biasa di kalangan banyak pelaku usaha di Indonesia.

Berbagai persoalan muncul mulai dari kondisi UMKM yang kesulitan mengakses modal, hingga industri besar yang dihimpit regulasi tak menentu.

Realitas dunia usaha seolah berjalan pincang di atas Bumi Pertiwi. Belum lagi permasalahan seperti tingginya biaya logistik, pungutan liar, ketidakpastian hukum, hingga tumpang tindih perizinan yang tiada henti menghantui ruang gerak pengusaha dalam negeri.

Dalam sorotan mata memandang, terhampar fakta menyedihkan di mana tak sedikit pelaku usaha kecil gulung tikar setelah bertahun-tahun berjuang demi terus bertahan.

Mereka “mati” bukan karena kalah saing, bukan karena tidak siap menghadapi dinamika zaman yang terus berubah, namun karena kalah dalam permainan sistem yang kaku ditambah birokrasi yang lamban.

Memang permasalahan yang sedang dihadapi dunia usaha saat ini begitu kompleks sehingga tidak bisa dipahami dengan hanya mengurai satu bagian tertentu.

Momentum May Day ini tentu menjadi kesempatan penting untuk kembali mencari akar persoalan antara apa yang tengah dihadapi buruh dan pengusaha di tanah air.

Buruh dan pengusaha merupakan dua pihak yang tidak bisa dilepaskan ketika berbicara mengenai sektor usaha. Sebab, pengusaha membutuhkan kerja sama buruh, juga demikian halanya dengan buruh yang butuh pengusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Karena itu, realitas ini harus didudukkan dan dicerna secara komprehensif dan proporsional. Komprehensif berarti persoalan ini harus dilihat secara menyeluruh, tidak hanya di permukaan saja.

Sedangkan, proporsional bermakna harus ada sikap kebijaksanaan dan imparsial dalam memaknai situasi ini. Melihat persoalan buruh juga harus disertai dengan menganalisis sektor usaha secara integratif. Sehingga, dari sana kita menemukan akar persoalan dan akhirnya memberikan solusi terbaik untuk buruh dan dunia usaha.

Agenda Besar Bangsa

Mencerna situasi tersebut, pemerintah selaku pihak yang menengahi persoalan dunia usaha dan kaum buruh, harus benar-benar memberikan ruang dan rasa keadilan yang sama.

Di satu sisi, kita menghargai tuntutan kaum buruh dalam menyuarakan hak-hak dasar mereka. Namun, di saat bersamaan, pemerintah juga harus memperhatikan ketahanan dunia usaha di negeri ini.

Jangan sampai, kita membuka mata untuk persoalan hak kaum buruh, tapi menutup mata untuk melihat lebih dalam situasi kembang-kempis sektor usaha.

Kedua entitas harus didudukkan dan diberikan solusi yang fair. Dalam arti, masing-masing harus mendapatkan apa yang sejatinya menjadi hak mereka.

Hak buruh adalah mendapatkan upah dan pekerjaaan yang layak serta jam kerja fleksibel. Sedangkan, perusahaan berhak menerima perlakuan yang adil, baik dari sisi kepastian hukum maupun perlindungan terhadap dunia usaha dari aksi premanisme dan sebagainya.

Dunia usaha harus dijadikan mitra strategis negara dalam menghadirkan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tanpa perlindungan dan keberpihakan nyata, kondisi ini bisa menjadi potret memilukan yang merugikan tidak hanya dunia usaha, tapi juga masa depan buruh dan bangsa Indonesia.

Ketika tentu tidak ingin, fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) terus terjadi di tengah tantangan ekonomi global yang begitu dahsyat.

Seperti kita tahu, bahwa angka pengangguran di Indonesia masih tergolong tinggi. International Monetary Fund (IMF) melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di antara enam negara Asia Tenggara pada tahun 2024.

Indonesia tercatat memiliki tingkat pengangguran mencapai 5,2 persen per April 2024. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, angka pengangguran itu hanya turun 0,1 persen dari 5,3 persen pada 2023.

Artinya, jika pemerintah tidak berhati-hati dalam menjaga situasi yang ada, maka bukan tidak mungkin kondisi pengangguran ini akan terus bertambah dan memicu persoalan yang lebih kompleks.

Oleh karena itu, yang diharapkan adalah pemerintah tidak sekadar mengedepankan kebijakan yang populis, tetapi juga strategis dan berjangka panjang.

Regulasi yang stabil, insentif pajak untuk usaha padat karya, kemudahan ekspor-impor, serta pendidikan vokasi yang selaras dengan kebutuhan industri adalah sebagian dari bentuk keberpihakan nyata.

Sekali lagi, jika semua berjalan baik sesuai rencana, maka Hari Buruh tentu akan menjadi hari persatuan bagi pengusaha dan kaum buruh. Sehingga, saatnya menolak perpecahan dan dikotomi yang tidak perlu.

Sebab, yang dibutuhkan oleh negara ini tak lain iklim usaha yang kondusif dan perlindungan pekerja yang adil dan sejahtera. Karenanya dua hal ini harus berjalan beriringan dan saling memperkuat satu sama lain.

Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia

0

Suara Indonesia News|Jakarta. Beredar di Sosmed dan media online foto masa muda Presiden RI Ke-8 Prabowo Subianto Tahun 1994, saat Jadi Ketua Majelis Pertimbangan Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (PP KMA-PBS) 1994-1997 melakukan audiensi dengan Presiden Soeharto. Prabowo hadir didampingi Drs. H. M. Taufiq R. Abdul Syakur selaku Ketua Umum PP KMA-PBS dengan sama-sama membawa map biru.

Tampak Prabowo yang saat itu berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) ini duduk di samping berhadapan dengan Presiden Soeharto. Tepat diapit hiasan burung Garuda dengan satu gading dan di atasnya ada foto Soeharto dan Ibu Tien (Siti Hartinah).

Foto tersebut ternyata adalah foto arsip milik Haji Taufiq atau Kyai Taufiq sapaan akrab H. M. Taufiq R. Abdul Syakur yang merupakan sahabat lama Prabowo. Katanya, Prabowo, saat itu adalah tentara muda yang berpangkat Letkol dan menjabat Ketua Majelis Pertimbangan PP KMA-PBS 1994-1997

PP KMA-PBS dan ribuan jaringannya yang tersebar di Indonesia, waktu itu terus menyiapkan jaringan dan sumber daya masyarakat yang telah dibina untuk Presiden Soeharto dengan progam Inpres Desa Tertinggal (IDT). Hal ini melibatkan alumni Mahasiswa Penerima Beasiswa Supersemar yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami para alumni Penerima Beasiswa Supersemar telah berjuang bersama Pak Prabowo selama lebih dari 30 tahun. Para alumni yang tersebar ikut terlibat dalam program pemerintah mengentaskan kemiskinan di masa Soeharto hingga Jokowi,” ujar Kyai Taufiq yang juga Ketua Yayasan Peningkatan Kemampuan Masyarakat Indonesia (YPKMI), saat diwawancarai wartawan senior Syafrudin Budiman di kediamannya Jl. Cendana Raya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis 1 Mei 2025.

Bahkan kata dia, secara politik dan moral para alumni terus mendukung kepemimpinan Prabowo Subianto selama 30 tahun, sampai terpilih menjadi Presiden RI Ke-8 (Periode 2024-2029).

“Para alumni Penerima Beasiswa Supersemar telah memberdayakan masyarakat di sekitar 1000 desa se-Indonesia. Termasuk selalu setia mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden selama 4 kali Pilpres,” ucap Haji Taufiq.

Foto Prabowo Subianto Bersama Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar

Tampak juga Prabowo Subianto di foto yang lain berkumpul bersama PP KMA-PBS dan Anggota Majelis Pertimbangan PP KMA-PBS Pusat di Kantor Ketua Majelis Pertimbangan PP KMA-PBS di Dan Group 4 Kopassus di Batujajar Cimahi Bandung Jawa Barat, Tahun 1994/1995.

Prabowo Subianto saat itu berpangkat Letkol dan menjabat Ketua Majelis Pertimbangan Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (PP KMA-PBS) 1994-1997 dan Drs. H. M. Taufiq R. Abdul Syakur saat itu Ketua Umum PP KMA-PBS dan Drs Eddy Jauhari Selaku Sekretaris Jenderal PP KMA-PBS pada kegiatan Pelatihan 1000 Sarjana Alumni Beasiswa Super Semar, dalam Program Inpres Desa Tertinggal (IDT).

“Alhamdulillah waktu itu, acara Pelatihan 1000 Sarjana Alumni Beasiswa Super Semar, dalam Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) berlangsung sukses. Banyak manfaat dan makna bersama yang diberikan Pak Prabowo selama 1990-an sampai 2025 ini,” jelas Haji Taufiq yang juga Ketua Umum Presidium Pusat Gerakan Masyarakat Rekonsiliasi Nasional (GeMaReN) menceritakan memori lamanya.

Silaturahim Kyai Taufiq dengan Prabowo Subianto 

Sebelumnya, sahabat dekat almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), H. M. Taufiq R. Abdul Syakur sempat bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara Jl. Veteran 17 Gambir, Jakarta Pusat. Pertemuan sahabat lama ini terjadi saat Halal Bihalal Silaturahim Lebaran Idul Fitri 1446 H – 31 Maret 2025 M.

“Cari saya, cari saya yah. Nanti kita ketemu,” ucap Presiden Prabowo Subianto kepada Haji Taufiq sapaan akrabnya, saat bertatap muka dan salaman di acara Open House di Istana Negara, Senin (31/3/2025) lalu.

Selanjutnya, H. M. Taufiq R. Abdul Syakur membalas ucapan Presiden Prabowo Subianto, “Siap Pak Presiden,” jawabnya.

Penulis : Syafrudin Budiman, SIP (Wartawan Senior)

0

Suara Indonesia News|Konawe. Wakil Bupati Konawe H. Syamsul Ibrahim, SE,M.Si., mewakili Bupati Konawe H. Yusran Akbar,ST., menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025, yang diselenggarakan di PT. Opsidian Stainless Steel (PT.OSS), Kecamatan Morosi, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara. (01/05-25)

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Konawe mengatakan, Hari ini, kita berkumpul untuk memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) Tahun 2025, dengan Tema “Merajut Kebersamaan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja Dan Produktilitas Nasional”.

Saya ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh pekerja dan buruh di Kabupaten Konawe atas kontribusi Bapak dan lbu dalam pembangunan ekonomi dan sosial di daerah kita.

Hari Buruh Sedunia (May Day) adalah momentum yang tepat untuk kita refleksikan tentang pentingnya pekerja dalam pembangunan negara kita. Pekerja adalah tulang punggung ekonomi dan kita harus memastikan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil dan layak, ujar  Syamsul Ibrahim.

Lanjut Wakil Bupati Konawe, Pemerintah Kabupaten Konawe berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan buruh dan Kami akan terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan bahwa pekerja mendapatkan gaji yang layak, kondisi kerja yang aman, hak-haknya terpenuhi dan jaminan sosial yang memadai sesuai dengan Peraturan dan Perundang-Undangan ketenagakerjaan yang ada.

Saya juga ingin mengajak semua pekerja dan buruh untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, sehingga dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) Tahun 2025,

Saya berharap peringatan ini dapat menjadi momentum untuk kita semua dalam meningkatkan kesadaran dan komitmen kita terhadap kesejahteraan pekerja dan pembangunan ekonomi di daerah ini, tutup Wakil Bupati Konawe.

Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2025, yang diselenggarakan di PT. Opsidian Stainless Steel (PT.OSS), Kecamatan Morosi mengusung tema  “Merajut Kebersamaan Untuk Peningkatan Kesejahteraan Pekerja Dan Produktilitas Nasional”. (Red)

0

Suara Indonesia News|Jakarta. Pengurus Induk Koperasi Tani Nelayan menyampaikan usulan kepada Fraksi PAN DPR RI tentang terbitnya Inpres untuk mengkonsolidasi tanah pertanian di Perdesaan untuk mensukseskan Koperasi Desa Merah Putih.

Pengurus INKOPTAN yang diterima Putri Zulkifli Hasan, Ketua Fraksi PAN di dampingi Sekretaris Fraksi PAN DPR RI, Ahmad Madjid Qodaratullah menyambut baik usul INKOPTAN itu.

“Niat baik INKOPTAN untuk mendukung program pemerintah khususnya dalam pencapaian swasembada pangan sangat kami hargai. Kami perlu masukan dari pelaku untuk suksesnya program pangan itu, ” ujar Putri, Rabu (30/4/2025) di Jakarta.

Sarjono Amsan, Wakil Ketua Umum INKOPTAN mengatakan bahwa sebaik apapun input pemerintah melalui program pertanian di perdesaan, tanpa mengkonsolidasi kepemilikan lahan pertanian, program tersebut justru hanya akan membantu tuan tanah di perdesaan.

Menurut Sarjono, di perdesaan, tanah-tanah pertanian itu sudah di tangan sebagian kecil tuan tanah, dan orang kaya kota. Jadi, menurutnya input berupa subsidi pupuk, bantuan bibit, saprotan dan lainnya hanya akan dinikmati oleh pemilik tanah. Sementara pekerja pertanian sebagian besar adalah buruh tani dan petani pemilik lahan sempit.

Ketimpangan kepemilikan alat alat produksi ini harus dikonsolidasi dengan Inpres yang memuat aturan tentang tanah pertanian di seluruh desa harus di sewa melalui program KDMP. Sehingga semua petani di desa sebagai anggota koperasi mengelola tanah pertanian dengan sewa lahan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

“Jadi Inpres memuat dua hal penting, yaitu pertama tanah pertanian tidak boleh dialihfungsikan. Kedua, tanah itu harus di sewa, syukur-syukur dimiliki, oleh koperasi dan petani anggota koperasi mendapatkan upah sekaligus keuntungan dari pengelolaan lahan tersebut, ” tambahnya.

Selain soal usulan Inpres Konsolidasi Lahan, INKOPTAN juga mengusulkan agar kembali dihadirkan penyuluh pertanian di setiap KDMP yang bersertifikat.

Menurut M. Soleh, Sekjen INKOPTAN, penyuluh pertanian sebagai cerita sukses Swasembada Pangan zaman Suharto harus dihidupkan kembali.

“INKOPTAN telah memiliki LSP yang dapat melatih para calon penyuluh pertanian sebagai pendamping KDMP, ” tambah M. Soleh.

Sementara, Teguh Eko Praatyono, Wakil Ketua Umum INKOPTAN Bidang Usaha , menyampaikan berbagai usulan tentang pengembangan Nelayan termasuk program penggunaan listrik atau baterai untuk mesin kapal nelayan.

“Kami sudah melakukan uji coba di Batam dan Ujung Genteng, Sukabumi ternyata kapal-kapal nelayan itu bisa menggunakan bahan bakar listrik, ujar TEP panggilan akrabnya.

Pendeknya, pertemuan yang dihadiri oleh Tuti Mudatsir, Bendaharan INKOPTAN dan Ahmad Afandi, Wakil Sekretaris INKOPTAN akan dilanjutkan dengan pertemuan teknis lainnya.

“Kami tunggu rumusan Inpres-nya ya,” pungkas Ahmad Madjid. (GD)