Suara Indonesia News – Jakarta. Saya tidak hitung sudah berapa petisi yang disampaikan elemen masyarakat sejak Januari – Juni 2020 di laman change.org. Namun ada beberapa petisi yang menurut saya sebagai orang awam masuk katagori ‘menjual, diantaranya :
- Tanggal 6 Januari 2020, Petisi Copot Anies Baswedan Karena dianggap tidak becus mengurus Ibukota DKI Jakarta.
Petisi ini digalang oleh akun Opini Kamu hingga mampu ditanda-tangani lebihndari 212.000 orang
- Tanggal 22 Januari 2020, Petisi “Jokowi Pecat Yasona Laoly”, yang digagas oleh akademisi ‘nyentrik Ade Armando, Gunawan Muhamad, beserta lebih dari 50 orang lainnya; Ray Rangkuti (Lingkar Madani Indonesia), Dosen UIN Jakarta Saiful Mujani, akademisi Luthfi Assyaukanie, hingga Saidiman Ahmad (SEJUK), dsb
Yasona Laoly selaku Menteri Hukum dan HAM menurut mereka ‘bermain mata terkait keberadaan tersangka kasus suap Harun Masiku. Penanda-tangan Petisi online Itu mendapat support dari lebih 150 orang dari target 200 orang.
- Tanggal 8 Juni 2020, ada 2 (Dua) petisi dari masyarakat Papua, yaitu:
(3.a). Petisi dari Forum Tim 150 Papua. Koalisi itu terdiri dari 150 tokoh intelektual dari berbagai profesi dan kalangan di Papua. Yang berisi masukan kepada Jokowi terkait 7 tahanan politik Papua yang dituntut belasan tahun karena melakukan aksi unjuk rasa merespons tindakan rasisme oknum aparat dan ormas di Surabaya pada Agustus 2019 lalu. Sedangkan pelaku rasisme di asrama Surabaya, Tri Susanti (Mak Susi) sebagai akar masalah hanya divonis 9 bulan penjara.
(3.b). Petisi dari LSM Amnesty International Indonesia dengan judul petisi SaPuMimpi, petisi ini merupakan petisi terbuka yang bisa ditandatangani oleh umum sehingga hingga hari ini sudah mengumpulkan 26,346 tanda tangan dari 20.000 yang ditargetkan.
Petisi SaPuMimpi secara khusus meminta Jokowi untuk serius menyelesaikan kasus tragedi Paniai Berdarah yang belum tuntas sejak 2014.
Hari Sabtu (19/06-20), seorang teman Relawan Jokowi Jerry A.Hongrius yang beristri putri asli NTT. Mengirimkan link laman Change.org. “Kita bantu apa bang?”, katanya di Japri WA.
Saya pun bingung apa yang bisa Kita bantu karena judul Petisi Itu adalah “HENTIKAN SEGERA PERTAMBANGAN BATU GAMPING DI MANGGARAI TIMUR”.Titik !
Di Petisi yang dipublish di laman Change.org ini intinya mendesak Gubernur NTT, Victor Laiskodat dan Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas menghentikan proses pemberian Izin Usaha Pertambangan produksi batu gamping dan rencana pembangunan pabrik semen di Kampung Lingko Lolok dan Luwuk, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda.
Dan Petisi tersebut diinisiasi oleh kelompok Manggarai Diaspora dari seluruh dunia sekitar 323 orang lebih penanda-tangan yang bertujuan dan mempunyai kesepemahaman yang sama bahwa alokasi pertambangan di wilayah itu merupakan rangkaian dari tindakan gegabah Bupati Manggarai Timur (Matim) saat membuat tata ruang lewat Perda No. 6 Tahun 2012 yang mengalokasikan pertambangan di ekosistem karst.
Dalam Petisi ini terdapat 6 (enam) tuntutan mereka kepada Gubernur NTT Dan Bupati Matim, yaitu:
- Konsisten menerapkan moratorium tambang di semua wilayah NTT.
- Melindungi kawasan Ekosistem Karst Flores dari semua jenis operasi pertambangan.
- Mencabut izin pertambangan dan pabrik semen PT. Istindo Mitra Manggarai.
- Meninjau kembali Perda Tata Ruang Kabupaten Manggarai Timur untuk menetapkan kawasan ekosistem karst sebagai wilayah lindung.
- Konsisten menetapkan Flores sebagai kawasan pariwisata.
- Sejalan dengan misi pariwisata, ruang Flores harus bebas dari aktivitas yang merusak bentang alam, terutama pertambangan yang justru melenyapkan potensial pariwisata.
Sebagai orang awam, (maaf), saya menilai judul Petisi ini ‘kurang’ menjual. Kenapa tidak dibuat seperti 3 (tiga) contoh Petisi diatas sebelumnya. Misalnya; “DIASPORA MANGGARAI MEMINTA JOKOWI PECAT GUBERNUR NTT & BUPATI MANGGARAI TIMUR”, termasuk sejajar Petisi yang sama dalam versi Bahas Inggris, misalnya.
Saya pun mencari tahu lebih dalam kepada Gusti Lesek, S.Fil, melalui seluler, karena dia salah seorang penggagas petisi ini, yang juga senior saya dalam profesi Jurnalis Karena sempat menjadi Ketua Koordinatoriat Wartawan MPR / DPR / DPD RI yang beranggotakan 300 jurnalis seluruh Indonesia sekitar tahun 2010 – 2014 lalu
Banyak hal yang kemudian kami bicarakan, saling support dan empathy atas yang terjadi di Kab.Matim Itu.
“Gubernur VBL tidak konsisten, kami berupaya keras Untuk Itu. In-konsisten atas janji saat Pilgub lalu, bang, bahwa mereka menolak semua aktivitas tambang di NTT. Itu janji kampanye dan kami simpan filenya”, kata Gusti.
“Mereka, kalau sampai meloloskan tambang, itu sudah ‘Adong (berbohong / ingkar), bang?”, Gusti tertawa.
Apapun selamat berjuang saudara – saudaraku DIASPORA MANGGARAI, dan jangan kecewa karena sampai saat ini Yasona masih jadi menteri, Anies pun masih jadi Gubernur. Agh, sudahlah. Salam dari Jawa Barat, Salam Indonesia ! (PpRief/Jerry/YT/RL)