Anak Yatim Bekerja Sebagai Tukang Cuci, Berhasil Wisuda S1 Di Universitas STAIA...

Anak Yatim Bekerja Sebagai Tukang Cuci, Berhasil Wisuda S1 Di Universitas STAIA Labuha

2,016 views
0
SHARE

“Dimana ada kemauan pasti ada jalan, barang siapa bersungguh-sungguh ia pasti berhasil. Siapa yang bersabar akan beruntung dan siapa yang berjalan dijalurnya akan sampai”.

Suara Indonesia News – LABUHA, Buang Ibrahim Spd, namanya wanita hebat Fakultas Keguruan Sekolah tinggi agama Islam alkhairat (STAIA) Labuha, program studi keguruan yang berhasil menyelesaikan studi tanpa orang tua disampingnya dengan lama studi 3 tahun 8 bulan 23 hari dengan IPK 3,43 siapa sangka anak yatim piatu ini berhasil menyelesaikan studinya dengan gelar Spd, Buang merupakan anak kedua dari (Almarhum) Ibrahim Budiman dan (Almarhuma) afia tongki.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam meraih Gelar sarjana pendidikan S1 pada kampus sekolah tinggi alkhairat Labuha kabupaten Halmahera Selatan pastinya sangat membanggakan keluarga terutama mengharumkan nama baik orang tuanya yang telah dahulu meninggalkannya sejak usianya masih Balita, Gadis kelahiran Marikapal kecamatan Kasiruta Barat ini termotivasi menyelesaikan studi karena anak kedua yang hidup tanpa ayah dan ibu, Buang anak kedua dari tiga bersaudara kakak Buang seorang petani adik ketiganya juga merupakan seorang pekerja keras petani di kampung halamannya.

Awal kuliah Buang  hanya di modali perasaan nekad yang melekat pada dirinya, ibu Buang meninggal sejak Buang berumur 4 bulan dan ayahnya juga meninggal sejak ia baru memasuki usia satu Bulan tentu bukan hal muda melangkah jauh tanpa orang tua, saat ini Buang tinggal bersama kakak nya awalnya kakak Buang tidak mengizinkan Buang untuk melanjutkan kuliah karena kendala biaya yang membatasi namun semangat Buang tidak tergoyah sama sekali ia tetap semangat dengan nekat dan tujuannya.

Buang lulusan SMA tahun 2015 namun Buang mendaftar kuliah ditahun 2016 melalui jalur Reguler dan tanpa mendapatkan Bantuan dari pemerintah daerah kabupaten halmahera selatan yang miliki program pendidik gratis dan akhir studi, Sebelumnya Buang membatasi niat kuliahnya selama satu tahun sembari bekerja sebagai tukang cuci pakaian untuk biaya pendaftaran kuliah dan semester awal kuliah.

Setelah semester 3, Buang mulai kewalahan dengan biaya kuliah dan biaya perlengkapan kuliah yang besar sehingga ia hampir berhenti kuliah, namun suatu keajaiban menghampirinya, Buang selalu mendapat pekerjaan sebagai tukang cuci pakaian untuk dapat memenuhi kebutuhan di kampus dan ini merupakan hal yang sangat berat bagi seorang perempuan yang berstatus sebagai anak yatim piatu.

Saat di wawancarai wartawan Selasa (26/03/2019) Bunga Bagaimana perasaan Buang saat mendapatkan uang dari hasil kerja kerasnya sebagai tukang cuci pakaian ? perasaan saya saat saya mendapatkan pemberian uang dari hasil jeripayah saya sebagai tukang cuci pakaian  Alhamdulillah saya terharu sekali mendapat uang dari hasil kerja sendiri tanpa ayah dan ibu Saya sangat yakin di mana ada kemauan pasti ada jalan. pepatah itu selalu saya pegang erat dan alhamdulillah saya bisa melanjutkan kuliah saya hingga selesai tepat waktu.

Ditambahkannya hidup susah merupakan hal yang biasa bagi dirinya karena sejak usianya baru 12 tahun dirinya sudah hidup mandiri bersama orang tua angkatnya di kecamatan pulau makian kabupaten Halmahera Selatan saat itu Buang melanjutkan pendidikan tingkat SMP dengan membiayai kebutuhan sekolahnya sendiri dengan cara mencari buah kenari dan menjual untuk dapat memenuhi kebutuhannya di sekolah pekerjaan yang di tekuni untuk mencari buah kenari tersebut di tekuninya hingga lulus pada sekolah menengah atas SMA 1 kecamatan Pulau makian, harapan saya setelah saya mendapatkan gelar sarjana secepatnya agar mendapatkan pekerjaan layak untuk masa depan saya dan keluarga. ujarnya.

Keberhasilan dan kesuksesan Putri asal Desa marikapal ini menjadi kebanggaan warga Desa marikapal kecamatan Kasiruta Barat kabupaten Halmahera Selatan Hal ini di Sampaikan oleh imam Desa Marikapal Abdurahman Yunus kepada wartawan Selasa (26/03/2019) usai menghadiri acara wisuda mengatakan Desa Marikapal di diami oleh ratusan warga sejak tahun 1965 hingga tahun 2019 ini baru satu-satunya putri desa Marikapal yang bisa menyelesaikan studi S1 di Desa Marikapal sehingga di harapkan ini merupakan pembuka jalan bagi sarja-sarjana lainnya di desa Marikapal kedepannya. harapnya. (Bur)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY