Berkat Teknologi Geomembran, Produksi Petambak Garam di Aceh Utara Menjadi Lebih Mudah

Berkat Teknologi Geomembran, Produksi Petambak Garam di Aceh Utara Menjadi Lebih Mudah

1,155 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Aceh Utara, Tahun ini petambak garam di Kabupaten Aceh Utara sudah mulai sejahtera dari hasil lahan terintegrasi dengan sistem geomembran. “Iya Alhamdulillah petambak di Aceh Utara sudah mulai sejahtera tahun ini, sekali panen menghasilkan berton-ton garam,” kata PPK PUGaR Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Utara, Ir. Mukhlis, Selasa (26/03-19)

Ir. Mukhlis menyebut, hal yang membuat petambak sejahtera karena metode yang digunakan dalam membuat garam.

“Metodenya bernama geomembran dan metode ini bahan polimer yang jadi alas di atas permukaan tanah, tahan air korosi minyak asam sehingga tahan panas. Salah satu daerah petambak yang menggunakannya di Desa Matang Tunong Kecamatan Lapang Kabupaten Aceh Utara,” ujarnya.

Teknologi itu tambah Mukhlis, memungkinkan proses pengkristalan garam berlangsung lebih cepat dan mudah yaitu hanya 14 hari, jauh lebih cepat dibanding pengkristalan dengan metode produksi garam tradisional.

“Percepatan itu karena menggunakan lapisan plastik pada meja kristal sehingga membuat proses penguapan jauh lebih sempurna. Selain itu garam yang dihasilkan juga jauh lebih banyak,” tambahnya.

Ia meyakini produksi garam menggunakan teknologi itu hasilnya bisa sampai dua kali lipat dari produksi garam menggunakan cara tradisional.

“Buktinya, dulu petani garam banyak yang tidak mau. Tapi setelah melihat langsung hasilnya, mereka semuanya ingin menggunakan teknologi ini,” ujar Mukhlis.

Data yang ia punya selama ini ada 15 hektare lahan tambak garam di Kecamatan Lapang yang menggunakan alat teknologi tersebut, laham itu merupakan milik petambak dan masyarakat Kecamatan Lapang.

“Saat ini, garapan lahan tambak yang akan menggunakan teknologi geomembran itu mulai dilakukan oleh para petambak,” tutup Mukhlis.

Ketua Koperasi Cot Meunarek Kec. Lapang, Dahlan, menuturkan, teknologi geomembran merupakan terobosan yang sudah saatnya menjadi kebutuhan petani garam ke depan. Sebab, dari sisi analisa usaha, hasilnya cukup menjanjikan. Dari lahan satu hektare, petani garam dapat meraih pendapatan hingga puluhan juta rupiah.

“Dulu, menggarap lahan garam dengan cara tradisional (perebusan) masih menjadi usaha sampingan. Tahu hasilnya bagus begini, saya yakin menjadi ladang penghasilan tetap,” terangnya.

Reporter : Azhari, S.Pi

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY