Suara Indonesia News – Kota Lhokseumawe, Pemerintah Kota Lhokseumawe memang sudah beberapa tahun mennyandang gelar dengan posisi Nomer 2 Pemkot/kabupaten termiskin Se- Aceh, sehingga bukti empirik nya adalah sangat banyak masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan bahkan sangat banyak rumah dhuafa yang memang sudah tidak layak huni lagi di wilayah Pemkot Lhokseumawe.
Ketua BEM fakultas Hukum universitas Malikussaleh Muhammad Fadli menyampaikan kepada Media, sudah 14 tahun berlalu Perdamaian Aceh, sudah 74 Tahun pula Indonesia memproklamasikan kemerdekaan nya, namun Sampai saat ini masih banyak Masyarakat Indonesia khususnya sebagian masyarakat Pemkot Aceh yang belum Merasakan kemerdekaan dan perdamaian yang sejatinya nya.
Kemerdekaan dan perdamaian yang sejati selama ini hanya dirasakan oleh segelintir orang saja, yang mempunyai uang dan kekuasaan.
Hari ini (25 Agustus 2019) tepat jam 16.00, kami dari BEM FH UNIMAL turun langsung melakukan survei kerumah masyarakat, disini kami mendapatkan sebuah rumah yang Sangat tidak layak huni di Desa Paloh pintu, kecamatan muara satu, kota Lhokseumawe yang dimiliki oleh ibuk Johari yunus ( 49) Janda yang memiliki 2 orang anak yaitu Satu orang kelas 3 SMP dan satu lagi kelas 3 SD rumah beliau jangan kan untuk bisa tidur dengan pulas, untuk bisa bertahan dari sinar matahari dan deras nya air hujan saja sudah tidak bisa lagi bahkan rumah nya hampir Roboh.
Beliau menceritakan selama ini belum mendapatkan bantuan untuk rumah nya tersebut baik itu dari Pemkot atau dari desa.
Kami disini Sangat prihatin melihat kota Lhokseumawe, seakan – akan kota ini tidak ada pemimpin nya. Walikota tidak pernah hadir mewakili Negara untuk membantu rakyat yang sedang kesulitan dan bermasalah. Sudah 2 periode Suaidi Yahya memimpin Lhokseumawe, Namun kota ini stagnan (jalan di tempat), tidak ada perubahan yang signifikan dilakukan oleh Suaidi Yahya Jangan kan untuk membenahi kota menjadi lebih baik, membantu masyarakat yang kesusahan saja sangat kurang !.
Disini kami dari BEM FH UNIMAL meminta Pemkot Untuk lebih memperhatikan masyarakat yang seperti ini, perbanyak program – program yang langsung menyentuh masyarakat menengah kebawah. Pak wali kasep neuduk jep kupi bak kede kupi, sigoe-goe neutreun neukalon rakyat yang tengoeh menderita. (manzahari)