Dilema Pendidikan di Era Pandemi Covid 19

Dilema Pendidikan di Era Pandemi Covid 19

207 views
0
SHARE
Ghofur Anggota DPRD Kabupaten Cirebon Fraksi Nasdem Komisi 4 di ruang kerja fraksi.

Suara Indonesia News – Kabupaten Cirebon. Pandemi covid yang berkepanjangan memberikan dampak negatif juga bagi dunia pendidikan, karena Menteri Pendidikan saat ini  dikomandoi Nabiel Makarim yang juga Bos dari aplikasi Gojek, memiliki niatan untuk meminimalisir kegiatan tatap muka dalam dunia pendidikan dan digantikan dengan metode online, telah membuat orang tua bingung dengan perilaku anak, dimana mereka lebih banyak berkesempatan untuk bermain game online dan nonton you tube, juga direpotkan dengan kuota internet yang menjadi kebutuhan tambahan yang terkadang tidak dimiliki sementara bagi guru pendidik juga ada kehambaran dalam mengajar sehingga juga masih ada yang gagap dengan teknologi menjadikan efektifitas mengajar menjadi tidak jelas tolok ukurnya.

Sementara bagi siswa didik sendiri tidak ada kesempatan untuk bersosialisasi dengan rekan sebayanya menikmati kumpul belajar di kelas dan bermain di sekolah. Di sisi lain aktifitas diluar pendidikan sudah dibuka lebar-lebar, seperti pasar, mall, pekerja pabrik, tempat hiburan dan tempat rekreasi dan kolam renang sudah dibuka, ada apa dengan tetap diberlakukannya pembatasan kegiatan belajar mengajar di kelas?

Menyikapi kondisi yang ada, Media mendatangi gedung DPRD untuk meminta tanggapan dan dorongan anggota untuk mengaktifkan lagi kegiatan belajar mengajar di sekolah. Menemui Ghofur Aleg fraksi Nasdem Komisi 4 di ruang kerja fraksi (senin, 3 agustus 2020), menjelaskan keprihatinannya dengan dunia pendidikan yang belum dibuka secara normal di era pandemi ini, sementara untuk metode daring atau online belum jelas mekanisme bakunyael sehingga membuat bingung orang tua bahkan termasuk guru juga.

Seharusnya dinas pendidikan membuat aturan yang jelas berkaitan dengan metode daring ini, juga tidak lupa untuk pemberian kuota internet bagi siswa yang belajar di rumah, jangan menambah beban hidup menjadi semakin banyak sementara hasil belajar tidak jelas. “Walaupun aturan daerah tetap mengacu pada kebijakan diatas tapi juga kearifan lokal bisa diterapkan supaya proses belajar tetap bisa belajar dan generasi mileneal penerus bangsa bisa terselamatkan.”

Lebih lanjut Ghofur menceritakan pengalaman istrinya yang dilarang guru madrasahnya untuk mengantar anak dari pintu depan takut ketahuan polisi. Dirinya menegaskan “untuk jangan takut diantar dari depan juga, kalau ada polisi yang melarang biar saya yang akan hadapi.”

Ghofur juga akan berkoordinasi dengan anggota dewan lain di komisi 4 untuk mendorong Bupati dan Dinas Pendidikan membuka sekolah selebar-lebarnya dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ada dan antisipasi yang bisa dilakukan pihak sekolah, kalaupun tetep keukeuh menunggu laporan gugus tugas, akan sampai kapan pendidikan bisa berjalan normal? Juga akan mendorong eksekutif untuk pemberian insentif bagi seluruh siswa dalam bentuk kuota internet nya kalau ada dananya diberikan juga hp androidnya supaya tidak merepotkan orang tua, ungkap Ghofur menutup pembicaraan. (Hatta)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY