Dr. Hj. Mawarti Arumi : Menghadapi Musim Penghujan Masyarakat Diminta Waspada Demam...

Dr. Hj. Mawarti Arumi : Menghadapi Musim Penghujan Masyarakat Diminta Waspada Demam Berdarah

9,401 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Konawe. Perubahan cuaca akhir – akhir ini sulit diprediksi. Kadang cuaca cerah kadang tiba tiba mendung dan hujan lebat. Menghadapi cuaca yang yang berubah – ubah dan tidak menentu, tentunya kita sebagai masyarakat harus lebih extra hati – hati dan lebih mawas diri. Karena dampak hujan deras bukan hanya membawah bahaya banjir, tetapi juga membawah berbagai persoalan kesehatan, diantaranya bahaya penyakit Demam Berdarah.

Dr. Hj. Mawarti Arumi, yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Lambuya, Kabupaten Konawe, mengingatkan agar masyarakat lebih mawas diri dan waspada menghadapi situasi cuaca yang tidak menentu. Intens hujan yang begitu tinggi dapat menimbulkan genangan air yang merupakan wadah tempat berkembangnya nyamuk Aedes aegypti penyebab Demam berdarah.

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit mudah menular yang berasal dari gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Kedua nyamuk penyebab DBD biasanya menginfeksi seseorang di pagi sampai sore hari menjelang petang. Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut menggigit orang lain, maka virus akan tersebar, ucap Dr. Hj. Mawarti. (21/02-2022)

Ket. Gambar, Dikutip dari kompas.com

“Bisa dibilang, nyamuk berperan sebagai medium pembawa (carrier) virus dengue tersebut. Selain gigitan nyamuk, demam berdarah dipicu oleh faktor risiko tertentu. Umumnya gejala demam berdarah bersifat ringan, dan muncul 4–7 hari sejak gigitan nyamuk, dan dapat berlangsung selama 10 hari. Gejala biasanya menyerupai penyakit flu, dan bisa saja berkembang menjadi semakin parah jika telat ditangani”, kata Dr. Hj. Mawarti.

Oleh karena itu, saya menghimbau kepada masyarakat umum, khususnya masyarakat Kecamatan lambuya, agar lebih memperhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Segera singgkirkan wadah yang dapat menampung air penyebab berkembeng biaknya nyamuk penyebab demam berdarah. Dan lakukan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur, Gerakan 3M merupakan cara ampuh untuk menekan angka penyebaran penyakit DBD, Kata Dr. Hj. Mawarti.

Yang lebih terperinci dari gerakan 3M yaitu 3M Plus yaitu :

  1. Menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air juga harus digosok untuk membersihkan dan membuang telur nyamuk yang menempel erat pada dinding tersebut. Saat musim hujan maupun pancaroba, kegiatan ini harus dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di tempat kering selama 6 bulan.
  2. Menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
  3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Wabah DBD biasanya akan mulai meningkat saat pertengahan musim hujan, hal ini disebabkan oleh semakin bertambahnya tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk karena meningkatnya curah hujan. Masyarakat diharapkan cukup berperan dalam hal ini. Oleh karena itu, langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah upaya pencegahan DBD dengan 3M Plus, tutup Kapus Lambuya. (Red SI/YT)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY