Dua Nelayan di Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur Pulau Tello Jadi Korban Terkaman...

Dua Nelayan di Kecamatan Pulau-pulau Batu Timur Pulau Tello Jadi Korban Terkaman Buaya, Satu Orang Selamat

2,711 views
0
SHARE

Suara Indonesia News – Nias Selatan. Dua orang nelayan dari kecamatan pulau-pulau batu timur, tepatnya  desa Labuhan Rima baru,  Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan, kembali jadi korban terkaman Buaya. Adapun kronologis kejadiaannya  menurut penuturan Kades Labuhan Rima atas nama Mesakhi Maduwu, lewat pesan Whatshapnya kepada awak Media menuturkan, kejadian terjadi pada  hari minggu 8 januari 2023, pada malam hari dimana kedua nelayan tersebut turun kelaut di sekitar desa mereka untuk menyelam mencari ikan untuk sekedar dimakan.  11 januari 2023.

Tak lama berselang, karena suasana malam dan kedua nelayan ini menggunakan senter sebagai penerangan penyelaman, tiba -tiba saja datang Buaya dan langsung menyerang dan menyeret  Alm Talijatulo Gaho. Ketika mengetahui temannya diserang buaya, nelayan yang lain atas nama Ahmi Gea mencoba memberi pertolongan kepada temannya namun ia tidak berhasil,

Karna ia ikut juga diserang buaya dengan kibasan ekor dan mengenai tangan korban Ahmin Gea. karna pertarungan yang tidak berimbang Ahmin Gea tidak dapat menolong korban Alm Talijatulo dari gigitan buaya yang langsung menyeretnya kedasar laut, kemudian Korban Ahmin Gea sambil menahan rasa sakit mencari bantuan kedaratan.

Malam itu juga warga Desa Labuhan Rima turun kelaut dan menyisir tepi pantai untuk mencari korban, namun malam itu tidak membuahkan hasil. Sementara korban Ahmin Gea di efakuasi warga dan sampai saat ini kondisi korban masih mengalami trauma dan mengalami luka memar di sekujur lengan tangannya akibat hantaman kipasan ekor buaya itu dan belum bisa banyak bercerita dan dalam pengawasan tim medis desa setempat.

Pencarian korban terus dilakukan oleh warga dan keluarga dengan berbagai upaya seadanya selama dua hari. Aakhir nya  pada tanggal 10 januari 2023 sekitar jam 2 siang baru di temukan mayat korban dan dalam keadaan tidak utuh hanya sisa potongan kaki yang habis penuh luka gigitan dan pada dini hari langsung di kebumikan didesa labuhan rima baru,

Adapun korban meninggal merupakan salah satu anggota Aparat Desa Labuhan Rima baru ,yg bernama Tali Jatulo Gaho, umur sekitar 25 tahun, meninggalkan seorang istri dan anak yang masih kecil, sementara korban selamat atas nama Ahmi Gea, umur sekitar 27 tahun, sudah berkeluarga ,warga desa Labuhan Rima lama Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur, Kabupaten Nias Selatan.

Lewat pemberitaan ini Kades Labuhan Rima Baru, menghimbau khusus warganya dan masyarakat kepulauan batu pada umumnya agar tetap berhati-hati  untuk melakukan penyelaman di malam hari terutama di daerah yang di sinyalir ada habitat  buayanya agar tetap waspada dan menjauhi menyelam disekitar lorong sungai yg tembus kelaut.

Sementara itu salah satu tokoh pemuda dan gerakan perubahan Berkat F Anaetu, memberikan pandangannya  pertama menghimbau dan mendorong agar para pihak terkaid seperti, pemerintah kecamatan, pemerintah daerah kabupaten nias selatan bisa berkoordinasi dengan Balai KSDAE (balai konserfasi sumberdaya alam dan Ekosistim) Provinsi Sumatra Utara agar bisa turun ke lokasi, untuk melakukan penyelidikan, terhadap ekosistim habitat alami buaya yang ada di kepulauan batu, agar misteri tentang  penyebab buaya-buaya di wilayah kepulauan batu bisa liar turun kelaut dan tidak berada di habitat aslinya sebagaimana mestinya yaitu dirawa-rawa atau di sungai bisa di ketahui dengan jelas,

Serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat kepulauan batu tentang langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi korban dari terkaman buaya, karna menurut hemat Beliau kejadian seperti  tidak yang pertama kalinya dan belum ada tindakan nyata dari pemerintah setempat dan juga pihak terkaid,t entang masalah ini, mengingat masyarakat kepulauan batu sebagian besar pekerjaan sebagai nelayan, jadi jika tidak ada antensi dari pemerintah dan pihak terkaid ini akan  menjadi sebuah ancaman kepada masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan.

mengingat keberadaan buaya di wilayah kepulauan batu sudah semakin meresahkan menyebrang pulau bermain didermaga dan berjemur di pantai seperti cerita masyarakat yang pernah melihat didaerah yang ada buayanya. Sampai saat belum tau apa penyebab buaya-buaya itu bisa turun kelaut mencari makanan atau sekedar berjemur di ditempat tidak lazim.

Yang kedua untuk masyarakat kepulauan batu pada umumnya Beliau juga salah satu pengurus DPD partai nasdem kabupaten nias selatan menghimbau terutama para nelayan penyelam, agar menghindari melakukan penyelaman di malam hari, terutama di daerah yang sudah ada kejadian atau daerah yang mempunyai aliran sungai yang tembus ke laut. Dan juga nelayan beraktifitas di siang hari tetap waspada  dan menjauhi daerah ada habitat buayanya, seraya kita menunggu tindakan nyata dari pemerintah setempat  tentang solusi pencegahan.

Sementara menurut tokoh masyarakat yang tak mau di sebutkan namanya, menduga buaya-buaya yang berkeliaran sampai di laut  itu merupakan akibat habitat ekosistim  hutan  dan sungai yang rusak dan terganggu oleh aktifitas  perusahaan kayu yang beroperasi di wilayah kepulauan batu, dimana sungai tertutup oleh reruntuhan pohon kayu, sehingga  buaya -buaya itu kesulitan untuk kembali ke habitat asli mereka karna tak bisa di lalui. (Feroni Dakhi)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY