Nelayan Kepulauan Batu Kembali Menjadi Korban Keganasan Buaya, Pemkab Nias Selatan di...

Nelayan Kepulauan Batu Kembali Menjadi Korban Keganasan Buaya, Pemkab Nias Selatan di Minta Tangani Dengan Serius

1,639 views
0
SHARE

Suara Indonesia News|Pulau Tello, Nias Selatan. Seorang nelayan bernama E Garamba 38 tahun, warga Desa Silima Ewali, Kecamatan Pulau-Pulau Batu, kembali menjadi korban keganasan buaya yang sudah lama berkeliaran diperairan laut kepulauan batu. Beruntung korban berhasil lolos dari maut meskipun mengalami sejumlah luka di sekujur tubuhnya. (22/11-24)

Adapun kronologisnya, E Garamba menuturkan pada  jumat 22/11/2024, sekitar pukul 15:00. Wib. Ia menyelam di sekitar perairan pantai Desa Hiligeho Sogawu untuk mencari gurita di sekitar terumbu karang. Saat sedang menyelam, tiba -tiba Ia terkejut melihat ada seekor buaya yang langsung datang menerkam dirinya.

“Dengan sekuat tenaga saya mencoba melawan dan melepaskan diri dari gigitan buaya,” ujara E Garamba.

Usaha korban akhirnya berhasil melepaskan tubuhnya dari gigitan buaya, dengan sisa tenaga sambil menahan rasa sakit korban berhasil naik kembali keatas pompongnya (perahu-Red) seraya bergegas pulang kerumah.

Korban mengalami sejumlah luka bekas gigitan buaya di sekujur tubuhnya. Setibanya di daratan, korban langsung di larikan pihak keluarga ke Puskesmas Pulau Tello untuk dilakukan penangan terhadap luka yang dialami korban.

Dengan kejadian ini, masyarakat Kepulauan Batu meminta keseriusan dari pihak terkaid untuk penangan teror buaya di wilyah kepulauan batu.

Salah satu nelayan atas nama PG menyampaikan kepada awak media kami, meminta keseriusan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan serta Badan Pengendalian Satwa Liar Provinsi Sumatra Utara, BKSDA, agar bisa mengampil tindakan konkrit untuk menumpas buaya-buaya yang berkeliaran di perairan laut kepulauan batu.

“Dengan kejadian ini, membuat kami para nelayan cemas untuk melaut untuk mencari nafkah,” ungkap PG.

Sementara itu SF seorang tokoh masyarakat lewat pemberitaan ini mendesak pemerintah setempat dan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar segera mengambil sikap dan tindakan terhadap teror buaya didaerah perairan laut Kepulauan Batu.

SF juga mennyampaikan, agar pihak terkait melakukan penelitian terhadap habitat asli buaya-buaya ini. Kuat dugaan kita habitat buaya ini rusak akibat sungai-sungai yang tersumbat akibat penebangan kayu oleh perusahan yang beroperasi di wilayah kepulauan batu,

Sehingga buaya-buaya ini susah mendapatkan makanan hingga hijrah kelaut didekat pemukiman warga. Atau kemungkinan populasi buaya ini meningkat pesat dikarenakan sudah puluh tahun tidak ada lagi aktifitas pemburuan buaya sehingga jumlah habitat buaya perairan ini meningkat.

Untuk di ketahui bersama, bahwa sampai tahun ini sudah 5 orang meninggal korban teror buaya ini dan dua orang yang selamat termasuk korban saat ini.

Lewat pemberitaan ini disampaikan kepada masyarakat kepulauan batu, khususnya para nelayan agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap predator ini, serta menghindari aktifitas menyelam di malam hari di sekitar pantai yang  muaranya menuju sungai serta mengurangi aktifitas anak-anak yang suka mandi di laut. (Feroni Dakhi)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY